NERACA

Jakarta – Performance kinerja keuangan terpukul akibat dampak pandemi menjadi dasar bagi PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia untuk fokus memulihkan posisi keuangan secara berkelanjutan. Segmen-segmen potensial terus dioptimalkan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut.

Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, Andi Fahrurrozi dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan bahwa perseroan tengah mengoptimalkan peluang potensial yang cenderung stabil atau tumbuh di tengah pandemi. Selain itu, fokus pada pemulihan finansial secara berkelanjutan. “Penjajakan potensi kerja sama dengan partner dan pengembangan kapabilitas juga kami lakukan sebagai upaya diversifikasi bisnis dan antisipasi menghadapi momentum bangkitnya industri aviasi,”ujarnya.

Upaya itu pun membuahkan hasil dengan ditandatanganinya sejumlah nota kesepahaman pada periode Juli hingga September 2021 di antaranya dengan PT Bali Widya Dirgantara (BIFA) di bidang perawatan pesawat, PT Sulzer Indonesia (Sulzer) di bidang pemeliharaan turbin industrial dan aeroderivatif, serta PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) di bidang pengelolaan lahan. Bukan hanya itu, emiten bengkel pesawat tersebut juga berhasil mengembangkan kapabilitas perawatan line maintenance untuk perawatan pesawat Boeing 787 milik maskapai asal Jepang, dari semula bersifat assist menjadi full release.

Menurut Andi, industri pertahanan merupakan segmen yang kini tengah dikembangkan GMFI sebagai upaya diversifikasi bisnis perseroan. “Pengembangan kapabilitas di segmen military sejalan dengan rencana strategis GMFI untuk mengembangkan pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat udara industri pertahanan, serta berperan serta dalam menjaga kelayakan alutsista Indonesia. Ditambah, GMFI juga telah mengantongi sertifikat dari Indonesia Defence Airworthiness Authority sejak awal tahun 2021 ini,” papar Andi.

Saat ini, GMFI sedang memastikan kesiapan manpower, tools, dan equipment untuk project modernisasi dan penggantian center wing box untuk pesawat C130H milik TNI AU pada akhir 2021 ini. Ke depannya, GMFI berencana mengkaji pengembangan kapabilitas pemeliharaan mesin pesawat tipe T56, serta perawatan pesawat C-212 dan helikopter guna menangkap potensi di segmen militer.

Di kuartal tiga 2021, perseroan berhasil mencatatkan perbaikan signifikan pada profitabilitas. Padahal, dinamika industri aviasi masih tertantang lantaran adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Perbaikan signifikan tersebut tercermin dari rugi usaha year to date (ytd) September yang dapat ditekan hingga 75,7% secara year on year (YoY). Meski masih negatif, perolehan EBITDA juga menunjukkan perbaikan sebesar 94,9% pada akhir kuartal III-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Perbaikan EBITDA itu dikontribusikan dari berkurangnya beban usaha, manajemen arus kas, inisiatif-inisiatif efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas pendanaan yang dilakukan perseroan. Sementara pendapatan usaha GMFI sepanjang Januari hingga September 2021 tercatat sebesar US$ 165,4 juta. Pada kuartal ketiga 2021, kinerja bisnis inti GMFI secara keseluruhan juga masih tertekan. Meski begitu, segmen airframe maintenance mengalami peningkatan permintaan pekerjaan khususnya pada segmen proyek-proyek terkait end-of-lease. Pada segmen perawatan pesawat kargo, GMFI mencatatkan penambahan tiga pelanggan baru yang merupakan maskapai kargo, baik di dalam maupun di luar negeri.