Neraca
Jakarta – Emiten produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) harus menangguk rugi lantaran produk ban berlabel Achilles yang dipasarkan di Amerika harus ditarik kembali lantaran tidak memenuhi standar keselamatan dari Badan Admistrasi Keselamatan Jalan Raya Nasional AS atau The National Highway Traffic Safety (NTHSA).
Direktur Utama MASA Pieter Tanuri mengatakan, penarikan (recall) atas produk ban ini memang dilakukan sebagai bukti atas pertanggungjawaban perseroan atas produk yang dipasarkan."Ini voluntary recall bukan force recall, perseroan bertanggung jawab terhadap produk ini sebagai iktikad baik demi keselamatan pelanggan,”katanya di Jakarta, Senin (16/4).
Maka atas penilaian tersebut, perseroan memberikan waktu selama tiga bulan kepada konsumen AS jika ingin membawa ban yang mereka beli untuk ditukar dengan ban baru mulai April hingga Juni 2012.
Ban Achilles yang akan diganti adalah ban buatan Indonesia dengan model Desert Hawk A/P dan Radar Radial RLT-9. Ban jenis ini dinilai NTHSA di bawah standar ketentuan keselamatan kendaraan bermotor No. 139 yang mengatur tentang masalah pneumatic pada ban radial untuk kendaraan ringan.“Ban itu di sana dipakai oleh mobil semacam light truck atau van yang tidak ada di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Pieter, produknya itu diuji ekstrem oleh NHTSA dengan melaju dalam keadaan kempis dan menurut aturan di sana selama 35,5 jam melaju harus tetap aman. Sementara pada ban Achilles milik perseroan muncul benjolan setelah melakukan uji itu.
Kendatipun demikian, kata Pieter, sejauh ini tidak ada konsumen yang melapor atau mengeluhkan soal produksi ban Achilles. Apalagi faktanya memang tidak ada pengendara yang melaju dengan ban kempis selama 35,5 jam. Namun karena aturan di sana seperti itu, maka perseroan harus mematuhinya.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2011 lalu penjualan produk ban perseroan ke Amerika Serikat mencapai Rp537,96 miliar atau naik 69% dibandingkan periode yang sama 2010 senilai Rp164,57 miliar. Sementara total pertumbuhan penjualan sebesar 43% pada tahun buku 2011 mencapai Rp2,86 triliun sampai dengan Desember 2011 dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp2 triliun. Untuk tahun ini, pertumbuhan penjualan perseroan ditargetkan tumbuh 50%.
Pieter Tanuri pernah bilang, pertumbuhan penjualan ditopang oleh kuatnya penjualan ekspor yang saat ini berkontribusi sebesar 75% dari total penjualan dan pasar domestik 25%, “Fokus penjualan Perseroan masih di pasar domestik dengan peluang besar terus tumbuh di pasar ekspor. Kami akan terus mengamati peluang pasar ekspor baru di Afrika dan Cina. Saat ini pasar ekspor terbesar Perseroan adalah wilayah Eropa dan Amerika dengan komposisi masing-masing sebesar 19% dan disusul kemudian Asia Pasifik 17% dan Timur Tengah 13%,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, pasar ekspor perseroan tumbuh exponential dalam lima tahun terakhir, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 32%. Saat ini produk MASA telah sesuai dengan standar Sertifikasi Ban Internasional yang berlaku di Eropa, Amerika Serikat, Middle East dan beberapa negara lain. (bani)
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…