Berharap Tes CPNS Melahirkan Abdi Negara Jujur - Oleh: Suadi, Alumnus FKIP UMSU Medan

Pemerintah Indonesia kembali menggelar tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2014 untuk pelamar umum dan honorer kategori dua (TH K2) yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada hari Minggu tanggal 3 November 2013 dan hari Senin tanggal 4 November untuk daerah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekitar 650 ribu peserta akan berjuang memperebutkan 150 ribu kursi yang dijatah. Kita berharap, tes CPNS benar-benar menjadi tes untuk melahirkan abdi negara yang jujur dan mengabdikan dirinya untuk negara.

Antusiasme peserta tes jauh-jauh hari sudah tampak dengan kesibukan mengurus berkas-berkas yang diperlukan, mempersiapkan diri dengan mempelajari ulang materi-materi ujian yang bersifat umum seperti tes psikotes yang bermaterikan kemampuan pada kuantitatif, kemampuan verbal dan kemampuan penalaran serta persiapan mental. Meski kalau mau jujur, sebenarnya motif mengikuti tes PNS tidak lain adalah meningkatkan kesejahteraan berupa gaji sebagai PNS yang lebih pasti dan menjanjikan dibanding sebagai pegawai honorer ataupun pegawai swasta, namun adalah bijaksana bila diikuti dengan kemauan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme serta mengabdikan diri secara utuh sebagai abdi negara yang jujur.

PNS Masa Kini

Semakin hari, minat masyarakat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) semakin tinggi. Ini jelas terlihat dengan membludaknya angka peserta ujian CPNS setiap kali digelar. Menjadi pegawai swasta di perusahaan-perusahaan, menjadi pegawai honorer di berbagai instansi pemerintah maupun swasta serta berusaha membuka usaha sendiri bukanlah lapangan pekerjaan yang aman dan pasti untuk ukuran orang Indonesia. Apalagi bila mengukur gaji pegawai honorer dengan jumlah kebutuhan dan kondisi biaya kebutuhan hidup yang semakin mahal, tentu profesi sebagai pegawai honorer seperti mimpi buruk, terlebih bagi yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

Begitu pula halnya dengan keadaan pegawai swasta, terutama yang terikat kerja outsourcing, atau kerja kontrak. Nasib mereka kadang tidak menentu. Habis masa kontrak kerja, dihadapkan pada dua pilihan: kembali diperpanjang kontrak kerjanya, atau diputus. Mendingan kalau misalnya sehabis kontrak kerja mendapatkan pekerjaan baru, bila tidak, maka nasib menjadi pengangguran siap menerkam.

Di lain hal, membuka usaha sendiri juga tidak begitu diminati oleh sebagian besar orang Indonesia. selain beresiko rugi, tidak ada pengalaman, tidak ada modal, tidak ada jaminan usahanya lancar. Jadi, alternatif sekaligus impian yang paling diidamkan semua orang adalah menjadi pegawai negeri sipil. Dengan menjadi PNS, maka gaji cukup, tunjangan cukup dan masa pensiun di hari tua sudah terjamin. Inilah yang mendasari kenapa begitu antusiasnya masyarakat mengikuti tes CPNS.

Tentu, seleksi CPNS sudah pasti menjadi ajang menyeleksi calon-calon PNS yang pantas diangkat menjadi PNS. Meskipun tes CPNS semakin canggih menutup peluang kecurangan berupa kebocoran soal dan perjokian, baik dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) atau sistem komputerisasi, lima tingkat variasi soal sehingga tiap peserta dipastikan mendapatkan soal berbeda-beda dan tak sempat mencontek serta penyimpanan soal di Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) sebelum dicetak dipercetakan, namun ada satu hal yang jauh lebih penting dari itu, yaitu, hendaknya semua peserta juga memantapkan hatinya untuk benar-benar menjadi abdi negara yang jujur, mengabdikan diri kepada negara sesuai tugasnya, bukan hanya mengharapkan gaji tapi begitu lulus bobot dan kualitas pekerjaannya masih kalah dibandingkan dengan pegawai swasta dan honorer.

Contoh beberapa PNS yang bolos kerja, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan mall di saat jam kerja adalah contoh PNS yang lulus seleksi CPNS, tapi kejujuran dan tingkat integritasnya masih belum lulus.

Abdi Negara Jujur

Menjadi PNS sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan memang terlihat kurang proporsional. Tapi itulah yang terjadi mengingat APBN yang dianggarkan tidak mencukupi untuk membiayai beban gaji semua pegawai pemerintah (PNS). Maka, seleksi ketat menjadi cara untuk memastikan bahwa CPNS yang lulus benar-benar layak baik secara kompetensi dan kecakapannya sehingga negara tidak hanya menggaji pegawai yang cakap dan kompeten di bidangnya, namun juga membantu pembangunan bangsa.

Kita semua berharap, seleksi CPNS benar-benar menghasilkan pegawai-pegawai yang jujur, kompeten dan benar-benar mengabdi sesuai tugas yang diembannya. Mungkin, motif ingin meningkatkan kesejahteraan bisa diterima berhubung biaya hidup dan kebutuhan yang semakin mahal menuntut tingkat kesejahteraan yang memadai, namun sebaiknya juga harus dibarengi dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai-pegawai swasta dan honorer.(analisadaily.com)

BERITA TERKAIT

Perangi Judi Daring Perlu Dukungan Publik

    Oleh : Aria Seto, Pemerhati Sosial Budaya      Judi daring atau Judi Online bukan sekadar pelanggaran hukum,…

RUU KUHAP Tegaskan Azas Partisipatif dan Transparan

Oleh: Mustika Annan, Pengamat Hukum   Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) tengah memasuki tahap penting dalam…

Perbuatan Melawan Hukum dan Kerugian Negara dalam Tipikor

     Oleh: Dr. Wirawan B. Ilyas, CPA., BKP, Akuntan Forensik     Sebuah media nasional (29/11/23) mengungkapkan terkait penjelasan frasa kerugian…

BERITA LAINNYA DI Opini

Perangi Judi Daring Perlu Dukungan Publik

    Oleh : Aria Seto, Pemerhati Sosial Budaya      Judi daring atau Judi Online bukan sekadar pelanggaran hukum,…

RUU KUHAP Tegaskan Azas Partisipatif dan Transparan

Oleh: Mustika Annan, Pengamat Hukum   Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) tengah memasuki tahap penting dalam…

Perbuatan Melawan Hukum dan Kerugian Negara dalam Tipikor

     Oleh: Dr. Wirawan B. Ilyas, CPA., BKP, Akuntan Forensik     Sebuah media nasional (29/11/23) mengungkapkan terkait penjelasan frasa kerugian…