NERACA
Sukabumi - Wilayah Kabupaten Sukabumi kembali diserang banjir dan lonsgor akibat intensitas hujan yang tinggi. Banjir terjadi disebabkan beberapa fakator, salah satunya sungai yang meluap.
Bencana banjir yang terjadi pada Kamis (6/3) malam itu, mengakibatkan sedikitnya delapan orang hanyut, tiga diantaranya meninggal dunia, termasuk ibu dan anak.
Selain korban jiwa, bencana itu mengakibatkan fasilitas umum seperti akses jalan rusak serta ratusa rumah warga terendam air.
Bahkan akses jalan dari Palabunratu menuju wilayah Pajampangan dan sebaliknya, terhambat akibat jembatan penghubung ambruk. Penguna jalan dengan kendaraan roda empat lebih diarahkan menggunakan jalan alternaif Jampang Tengah.
Bupati Sukabumi, Asep Japar menerangkan Sabtu (8/3) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, berupaya secepat mungkin menangangi dampak bencana itu. Salah satu langkah percepatan penanganan, dengan cara mendiirikan posko untuk memudahkan layanan masyarakat terdampak bencana.
Asep Japar mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menangangi bencana banjir dan longsor di daerahnya.
Bahkan, sebut Asep Japar, Kepala BNPN, Letjen Suharyanto bersama Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Menteri PUPR telah melakukan peninjauan ke lolasi terdampak bencana.
Arahan Wakil Presiden, sebut Asep Japar, melakukan pengerukan sungai yang menjadi salah satu penyebab meluapnya air dan mengakibatkan banjir di permukiman warga.
“Untuk pengerukan itu, Pemkab Sukabumi diarahkan merelokasi warga yang tinggal di dekat bantaran sungai. Kami akan berupaya menjalankan arahan ini,” kata Asep Japar.
Ia menambahkan, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BBPD) Kabuaten Sukabumi bersama Tim SAR gabungan dibawah komando BNPB, terus melakukan pencarian dan pertolongan kepada masyarakat yang tedampak bencana.
“Kami masih terus melakukan pendataan guna mengetahui tafsiran kerigian, korban jiwa dan jumlah riil warga terdampak benacana banjir maupun longsor,” ungkapnya.
Data sementara, imbuh Asep Japar, 156 Kepala Keluarga (KK) atau 227 jiwa terdapak. Kemudian 157 KK atau 328 jiwa mengungsi dan 3 KK atau 10 jiwa terancam. “Kemudian tiga orang meninggal dunia, satu di wilayah Kecamatan Simpenan dan dua orang di Kecamatan Palabuhanratu,” jelasnya.
Selain itu, terangnya, masih ada korban jiwa yang dinyatakan hilang, dan Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian dengan menggunakan alat berat maupun alat pendukung lainnya.
Asep Japar menambahkan untuk mencegah terjadinya islolasi atau keterlambatan pasokan logistik, Pemkab Sukabumi akan mengutamakan perbaikan infratruktur seperti jembatan yang rusak.
“Bahkan Kementerian PUPR akan melakukan fungsional dengan memasang jembatan bailey atau jembatan rangka yang hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua, sebelum dilakukan pembangunan secara permanan,” katanya. (ron)
NERACA Jakarta-Masyarakat perlu lebih bijak dalam menyikapi seruan demonstrasi yang menolak penundaan pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2024.…
NERACA Sukabumi - Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana mengatakan, salah satu sektor yang menjadi roda penggerak baru dalam pertumbuhan…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani atau PNM, sebuah perusahaan pembiayaan pelat merah kembali menggelar mudik lebaran gratis 2025…
NERACA Jakarta-Masyarakat perlu lebih bijak dalam menyikapi seruan demonstrasi yang menolak penundaan pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2024.…
NERACA Sukabumi - Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana mengatakan, salah satu sektor yang menjadi roda penggerak baru dalam pertumbuhan…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani atau PNM, sebuah perusahaan pembiayaan pelat merah kembali menggelar mudik lebaran gratis 2025…