NERACA
Jakarta – Jebloknya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara dan bahkan mengambil ancang-ancang langkah, salah satunya menunda penerapan short selling saham. Berdasarkan data OJK, Indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mencatatkan pelemahan 11,43% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai 28 Februari 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, pelemahan pasar saham Indonesia terjadi seiring dengan gejolak perekonomian global. "Mempertimbangkan kondisi pasar terkini dan sebagai upaya menjaga stabilitas di pasar modal, dengan tetap memperhatikan perlindungan investor, OJK melakukan monitoring pasar,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Sebagai langkah awal, OJK akan menurutnya akan menunda implementasi short selling. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya menyampaikan akan meluncurkan layanan short selling dan intraday short selling pada kuartal II/2025 ini. Terdapat sejumlah saham yang bisa ditransaksikan dalam mekanisme ini. Short selling diluncurkan untuk memberikan kesempatan ke investor agar bisa mengoptimalkan profitabilitas mereka dalam kondisi ketidakpastian dan kondisi pasar yang bergejolak dalam waktu singkat.
Kemudian, terdapat rencana langkah lain yang akan diambil OJK, seperti pelaksanaan pembelian saham kembali atau buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS). Namun, upaya buyback didorong agar tetap memperhatikan kondisi pasar. Lalu, OJK menurutnya terus membuka ruang komunikasi terbuka dengan pelaku pasar.
Sementara Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi ‘Boy’ Thohir menyampaikan saat ini merupakan momentum untuk melakukan aksi beli (buy) saham di tengah terjadinya tekanan pada IHSG. Secara fundamental, dirinya menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia masih cenderung bagus.“Saya lihat memang dari sisi value-nya itu murah. Jadi, it's time to buy menurut saya,” ujar Boy Thohir.
Dirinya menyebut bahwa kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan-perusahaan di pasar modal Indonesia saat ini cenderung murah di tengah adanya sentimen dari tingkat global.“Fundamentalnya nggak ada yang terlalu mengkhawatirkan menurut saya, karena eksternal problem aja,”kata Boy.
Terkait Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tengah melakukan kajian untuk menerapkan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Boy menyebut pihaknya melalui perusahaannya siap untuk melakukan aksi itu apabila sudah diterapkan oleh OJK.“Kita tunggu ini nih, tunggu OJK. Kalau OJK-nya menyatakan segera dibuka, kita siap,” ujar Boy.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus berkomitmen meningkatkan kualitas infrastruktur nasional. Sebagai bagian dari upaya memperkuat operasional dan menghadapi…
Dorong pertumbuhan literasi keuangan dan memastikan inklusi keuangan dapat tercapai secara merata di seluruh Indonesia, infinID hadir untuk merespon tantangan…
NERACA Jakarta – Di tahun 2024, emiten properti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) meraih laba bersih sebesar Rp924,75 miliar…
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus berkomitmen meningkatkan kualitas infrastruktur nasional. Sebagai bagian dari upaya memperkuat operasional dan menghadapi…
Dorong pertumbuhan literasi keuangan dan memastikan inklusi keuangan dapat tercapai secara merata di seluruh Indonesia, infinID hadir untuk merespon tantangan…
NERACA Jakarta – Jebloknya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara dan bahkan mengambil…