Fitch Ratings Sematkan Peringkat Indosat BBB

NERACA

Jakarta -Lembaga peringkat Fitch Ratings menyematkan peringkat PT Indosat Tbk. (ISAT) dari BBB- ke BBB dengan outlook stabil sejalan dengan prospek kenaikan profitabilitas dan rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU). Informasi tersebut disampaikan Fitch Rating dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata analis Fitch Ratings, Mengjia Lu dan Wenny Anthony, peringkat itu disematkan untuk peringkat jangka panjang mata uang asing dan lokal Issuer Default Ratings (IDR) dan peringkat senior tanpa jaminan mata uang asing Indosat. Pada saat yang bersamaan, Fitch Ratings Indonesia menaikkan peringkat nasional jangka panjang Indosat ke AAA(idn) dari AA+(idn) dengan outlook stabil.

Lebih lanjut, peringkat nasional AAA menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch. Peringkat triple A diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. “Kenaikan peringkat IDR dan peringkat nasional jangka panjang merefleksikan ekspektasi kami bahwa meningkatnya profitabilitas perusahaan, leverage-nya yang rendah, dan ARPU yang meningkat akan menjaga EBITDA net leverage di bawah 1,3 kali,” paparnya.

Fitch Ratings mengatakan, EBITDA net leverage Indosat berada di level yang rendah sebesar 0,5 kali pada kuartal III/2024 dan akan bertahan hingga akhir 2024. Selanjutnya, EBITDA net leverage ISAT diperkirakan naik menjadi sekitar 1,0 kali paa 2025—2026. Adapun, EBITDA Indosat diperkirakan tetap di atas Rp17 triliun dengan mempertimbangkan biaya frekuensi radio tahunan yang lebih tinggi karena tambahan spektrum 5G.

Pada 2025, pendapatan ISAT diestimasi meningkat sebesar 4% menjadi Rp58 triliun dari perkiraan Rp56 triliun pada 2024. Lu dan Wenny memperkirakan terdapat potensi pembagian dividen yang lebih tinggi dan pembayaran di muka untuk spektrum baru oleh Indosat. Terkait dengan potensi pembayaran dividen, Fitch Ratings menyampaikan ISAT berencana untuk secara bertahap meningkatkan rasio dividen dari 48% pada 2024 menjadi 70%.  “Kami berasumsi dividen tahunan akan naik menjadi sekitar Rp3 triliun pada 2025–2026 dari Rp2,2 triliun pada 2024,” tulisnya.

Menurut Fitch Ratings, pengembalian pemegang saham yang lebih tinggi akan didukung oleh peningkatan profitabilitas Indosat, yang didorong oleh ekspansi skala bisnis, penghematan biaya dari integrasi bisnis setelah merger, dan peningkatan ARPU yang mendorong pertumbuhan pendapatan seluler yang kuat. Sementara itu, ISAT diperkirakan membayar Rp5,7 triliun untuk pembayaran di muka spektrum 5G pada 2025–2026.

Estimasi itu mempertimbangkan faktor bahwa operator telekomunikasi masih membayar dua kali jumlah penawaran kemenangan sebagai pembayaran di muka. Hal ini sesuai dengan struktur pembayaran dalam lelang sebelumnya. 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Digital - Agar Distribusi Pupuk Transparan dan Tepat Sasaran

Kelangkaan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan klasik yang menjadi hambatan para petani dalam meningkatkan daya saing produksinya. Alih alih ingin…

Produksi Bijih Nikel Central Omega Naik 130%

NERACA Jakarta -Di tahun 2024, produksi bijih nikel PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mencapai 2.952.538 metrik ton atau meningkat…

Dirikan Pusat Center Penelitian - BEI Dorong Peningkatan Penelitian Pasar Modal Syariah

NERACA Bandung– Dalam rangka mendorong peningkatan riset akademik terkait pasar modal syariah di  Indonesia, Self-Regulatory Organizations (SRO) yang terdiri dari…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Digital - Agar Distribusi Pupuk Transparan dan Tepat Sasaran

Kelangkaan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan klasik yang menjadi hambatan para petani dalam meningkatkan daya saing produksinya. Alih alih ingin…

Fitch Ratings Sematkan Peringkat Indosat BBB

NERACA Jakarta -Lembaga peringkat Fitch Ratings menyematkan peringkat PT Indosat Tbk. (ISAT) dari BBB- ke BBB dengan outlook stabil sejalan…

Produksi Bijih Nikel Central Omega Naik 130%

NERACA Jakarta -Di tahun 2024, produksi bijih nikel PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mencapai 2.952.538 metrik ton atau meningkat…

Berita Terpopuler