Mayoritas Aset Investasi Industri Asuransi Berupa SBN

Mayoritas Aset Investasi Industri Asuransi Berupa SBN
NERACA
Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyampaikan bahwa mayoritas aset investasi industri perasuransian berupa Surat Berharga Negara (SBN). “Baik pada asuransi jiwa, asuransi umum dan reasuransi, instrumen investasi masih didominasi oleh SBN dengan komposisi penempatan investasi sebesar 38,4 persen untuk asuransi jiwa dan 36,1 persen untuk asuransi umum dan reasuransi,” ucap Ogi Prastomiyono, sebagaimana dikutip, kemarin. 
Ia menyatakan bahwa hingga November 2024, jumlah investasi pada sektor asuransi jiwa sebesar Rp541,82 triliun, sementara sektor asuransi umum dan reasuransi membukukan jumlah investasi Rp150,71 triliun. Berdasarkan data tersebut, pihaknya mencatat bahwa hasil investasi sektor asuransi jiwa menurun 0,57 persen year-on-year (yoy), sedangkan hasil investasi sektor asuransi umum meningkat 0,02 persen yoy. “Pada asuransi jiwa, penurunan hasil investasi disebabkan oleh turunnya hasil investasi pada instrumen saham dan reksadana,” ujarnya.
Ogi menuturkan bahwa pihaknya selalu mendorong perusahaan asuransi dan reasuransi untuk menyusun kebijakan investasi yang disesuaikan dengan durasi kewajiban, serta memperhatikan aspek kualitas aset dan likuiditas untuk memastikan kemampuan pembayaran klaim jatuh tempo. Ia mengatakan bahwa kebijakan investasi tersebut diperlukan sebagai acuan bagi perusahaan dalam memilih jenis investasi untuk mendukung kesesuaian antara kewajiban dan kekayaan.
Menurut dia, salah satu instrumen investasi yang memiliki kelebihan berupa risiko yang rendah dan imbal hasil investasi yang relatif tinggi adalah Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Ogi pun menuturkan bahwa penempatan investasi di SRBI menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak Juli 2024. “Meskipun demikian, porsi investasi industri asuransi di SRBI masih kurang dari 1 persen dari total investasi sektor asuransi,” katanya.
OJK mencatat total aset industri asuransi pada November 2024 mencapai Rp1.126,93 triliun atau naik 2,20 persen secara tahunan, dari Rp1.102,72 triliun pada November 2023. Total aset industri tersebut terdiri atas total aset asuransi komersil dan nonkomersial yang masing-masing tercatat sebesar Rp903,58 triliun, atau naik 2,71 persen yoy dan Rp223,35 triliun, atau meningkat 0,15 persen yoy.

 

NERACA

Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyampaikan bahwa mayoritas aset investasi industri perasuransian berupa Surat Berharga Negara (SBN). “Baik pada asuransi jiwa, asuransi umum dan reasuransi, instrumen investasi masih didominasi oleh SBN dengan komposisi penempatan investasi sebesar 38,4 persen untuk asuransi jiwa dan 36,1 persen untuk asuransi umum dan reasuransi,” ucap Ogi Prastomiyono, sebagaimana dikutip, kemarin. 

Ia menyatakan bahwa hingga November 2024, jumlah investasi pada sektor asuransi jiwa sebesar Rp541,82 triliun, sementara sektor asuransi umum dan reasuransi membukukan jumlah investasi Rp150,71 triliun. Berdasarkan data tersebut, pihaknya mencatat bahwa hasil investasi sektor asuransi jiwa menurun 0,57 persen year-on-year (yoy), sedangkan hasil investasi sektor asuransi umum meningkat 0,02 persen yoy. “Pada asuransi jiwa, penurunan hasil investasi disebabkan oleh turunnya hasil investasi pada instrumen saham dan reksadana,” ujarnya.

Ogi menuturkan bahwa pihaknya selalu mendorong perusahaan asuransi dan reasuransi untuk menyusun kebijakan investasi yang disesuaikan dengan durasi kewajiban, serta memperhatikan aspek kualitas aset dan likuiditas untuk memastikan kemampuan pembayaran klaim jatuh tempo. Ia mengatakan bahwa kebijakan investasi tersebut diperlukan sebagai acuan bagi perusahaan dalam memilih jenis investasi untuk mendukung kesesuaian antara kewajiban dan kekayaan.

Menurut dia, salah satu instrumen investasi yang memiliki kelebihan berupa risiko yang rendah dan imbal hasil investasi yang relatif tinggi adalah Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Ogi pun menuturkan bahwa penempatan investasi di SRBI menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak Juli 2024. “Meskipun demikian, porsi investasi industri asuransi di SRBI masih kurang dari 1 persen dari total investasi sektor asuransi,” katanya.

OJK mencatat total aset industri asuransi pada November 2024 mencapai Rp1.126,93 triliun atau naik 2,20 persen secara tahunan, dari Rp1.102,72 triliun pada November 2023. Total aset industri tersebut terdiri atas total aset asuransi komersil dan nonkomersial yang masing-masing tercatat sebesar Rp903,58 triliun, atau naik 2,71 persen yoy dan Rp223,35 triliun, atau meningkat 0,15 persen yoy.

BERITA TERKAIT

Chubb Life dan Amartha Berkolaborasi Hadirkan Asuransi untuk UMKM

  NERACA Jakarta - Chubb Life Indonesia dan Amartha, penyedia layanan keuangan digital inklusif terkemuka di Indonesia untuk kelas ekomoni…

Masyarakat Diminta Waspada Jika Koperasi Memberikan Bunga Simpanan Tinggi

Masyarakat Diminta Waspada Jika Koperasi Memberikan Bunga Simpanan Tinggi NERACA Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengingatkan agar…

BRI Siap Jalankan Kebijakan Baru DHE SDA

BRI Siap Jalankan Kebijakan Baru DHE SDA NERACA Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Chubb Life dan Amartha Berkolaborasi Hadirkan Asuransi untuk UMKM

  NERACA Jakarta - Chubb Life Indonesia dan Amartha, penyedia layanan keuangan digital inklusif terkemuka di Indonesia untuk kelas ekomoni…

Masyarakat Diminta Waspada Jika Koperasi Memberikan Bunga Simpanan Tinggi

Masyarakat Diminta Waspada Jika Koperasi Memberikan Bunga Simpanan Tinggi NERACA Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengingatkan agar…

BRI Siap Jalankan Kebijakan Baru DHE SDA

BRI Siap Jalankan Kebijakan Baru DHE SDA NERACA Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso…