Likuiditas Perdagangan - Hillcon Berencana Stock Split Saham 1:5

NERACA

Jakarta - Dorong likuiditas transaksi di pasar modal dan juga menjangkau luas investor ritel, PT Hillcon Tbk (HILL) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Setelah aksi korporasi ini, jumlah saham yang beredar akan bertambah dari 2,94 miliar menjadi 14,74 miliar lembar. Nilai nominal per saham juga akan turun dari Rp100 menjadi Rp20. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Direktur Utama PT Hillcon Tbk, Hersan Qiu, mengatakan, langkah ini diambil untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar. “Dan meningkatkan jumlah pemegang saham Perseroan,” ujarnya.

Menurut Hersan, rencana ini telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI melalui surat bernomor S-00625/BEI.PP3/01-2025 pada 20 Januari 2025. Sebelumnya, perseroan telah mengajukan permohonan pada 2 Januari 2025 dengan surat nomor 001/H/DIR/I/2025. Namun, pelaksanaan stock split ini masih harus mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

RUPSLB dijadwalkan akan berlangsung pada 3 Maret 2025. Jika rencana ini disetujui, saham dengan nilai nominal baru akan mulai diperdagangkan di pasar reguler dan negosiasi pada 10 Maret 2025. Sementara itu, perdagangan di pasar tunai akan dimulai pada 12 Maret 2025. Hersan menegaskan, aksi korporasi ini tidak akan berdampak pada penerbitan efek bersifat ekuitas selain saham.

Dengan stock split ini, harga saham diperkirakan menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. Saham HILL diharapkan semakin likuid dan menarik bagi para pelaku pasar. Investor diimbau untuk mencermati jadwal pelaksanaan agar dapat memanfaatkan momentum ini. Perseroan akan mengumumkan jadwal resmi pelaksanaan stock split pada 7 Maret 2025.

Emiten jasa pertambangan dan kontraktor ini mengaku optimis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp5 triliun pada 2024 dengan kontribusi pendapatan nikel sebesar Rp 2 triliun-2,5 triliun, dan selebihnya dari sektor batu bara. Target tersebut meneruskan pencapaian positif pada 2023. Pendapatan usaha pada 2023 meningkat 23,89% menjadi Rp4,05 triliun karena adanya peningkatan produksi Hillcon. (bani)

BERITA TERKAIT

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…