NERACA
Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Indika Logistic & Support Services (ILSS) dan PT Interport Mandiri Utama (IMU) yang keduanya adalah anak perusahaan PT Indika Energy Tbk (INDY), telah mendirikan entitas usaha baru bernama, PT Interport Sarana Infrastruktur Indonesia (ISII) pada 22 November 2024.
Adi Pramono, Sekretaris Perusahaan INDY dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, modal disetor ISII sebesar Rp1 miliar. ILSS menyetor Rp999 juta (99,9%) dari modal tersebut, sementara IMU sebesar Rp1 juta (0,1%). Menurut Adi, ISII akan melakukan kegiatan usaha di bidang aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis; perdagangan besar dan eceran, reparasi, dan perawatan mobil dan sepeda motor; dan pengangkutan dan pergudangan.“Pendirian ISII merupakan kelanjutan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor logistik.,” kata Adi
Adi berkeyakinan bahwa pendirian anak usaha ini dilakukan sesuai dengan strategi bisnis diversifikasi perseroan serta untuk memastikan agar Perseroan fokus pada pelaksanaan kegiatan usaha yang berkelanjutan. Hingga kuartal III 2024, INDY membukukan pendapatan sebesar US$1,78 miliar, turun 22,38% dari US$2,29 miliar pada periode sama 2023.
Dari pendapatan tersebut, emiten batubara itu meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$34,4 juta pada kuartal III 2024, anjlok 63,33% jika dibandingkan US$93,83 juta pada kuartal III 2023. Indika Energy terus memacu pertumbuhan pendapatan di luar tambang. Dimana perseroan menargetkan pendapatan dari bisnis non-batu bara mencapai 50% pada tahun 2028. Target ini mundur dari semula pada tahun 2025,”Perseroan menargetkan 50% bisnis berasal dari bisnis non-batu bara pada tahun 2028. Sementara itu, sampai akhir September 2024, pendapatan INDY sebesar 87% tercatat masih dikontribusi oleh segmen batu bara,”kata Wakil Direktur Utama Indika Energi, Azis Armand.
Perseroan, lanjutnya, berharap pendapatan yang cukup besar dapat berasal dari tambang emas PT Masmindo Dwi Area yang tengah mengembangkan tambang emas Awakmas di Sulawesi Selatan. Tambang emas ini direncanakan mulai berproduksi pada semester II/2026. Selain dari tambang emas, INDY juga mengharapkan pendapatan ke depannya dapat dikontribusikan oleh pendapatan dari lini bisnis bidang jasa engineering dan konstruksi melalui Tripatra dan kendaraan listrik melalui Alva, Energi Makmur Buana, dan Kalista.
Sementara itu, Direktur INDY Retina Rosabai menuturkan, target pendapatan 50% berasal dari bisnis non-batu bara pada 2028 ini cukup menantang. "Ekspansi yang kami lakukan di non-batu bara 80% belum menghasilkan. Jadi yang menghasilkan itu masih sangat minimal," ucap Retina.
Program 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat dukungan dari lintas kementerian. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…
Dukung progam pemerintah dalam membangun ketahanan energi dan juga memastikan kesiapan pasokan energi gas jelang Natal dan tahun baru (Nataru),…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perushaaan atau corporate social responsibility (CSR) pada pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian,PT Elnusa Tbk (ELSA)…
Program 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat dukungan dari lintas kementerian. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…
Dukung progam pemerintah dalam membangun ketahanan energi dan juga memastikan kesiapan pasokan energi gas jelang Natal dan tahun baru (Nataru),…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perushaaan atau corporate social responsibility (CSR) pada pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian,PT Elnusa Tbk (ELSA)…