Pemerintah Ubah Paradigma Bansos Jadi Program Pemberdayaan

 

NERACA

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar mengemukakan pemerintah sedang menggeser paradigma bantuan sosial untuk memastikan program perlindungan sosial tepat sasaran pada 2025.

"Paradigma baru adalah menggeser penerima bantuan perlindungan sosial menjadi berdaya. Jadi ibarat kenaikan kelas dari miskin ekstrem, miskin, berdaya, lalu mandiri," kata Muhaimin usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/11).

Dalam laporannya kepada Presiden, Muhaimin menekankan pentingnya perubahan fokus dari sekadar memberikan bantuan sosial untuk masyarakat ekonomi lemah, kepada pemberdayaan penerima bantuan sosial, agar mereka dapat menjadi lebih mandiri.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menjelaskan paradigma baru ini bertujuan membantu penerima bantuan sosial yang terdiri atas masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan rentan miskin, untuk bisa "naik kelas" menjadi lebih berdaya dan akhirnya mandiri.

Dikatakan Cak Imin, jumlah warga miskin ekstrem di Indonesia saat ini tercatat sekitar 2,3 juta orang, sementara angka kemiskinan secara keseluruhan mencapai 8,3 persen atau setara 23-24 juta jiwa. Untuk itu, Pemerintah akan mengkaji ulang jenis dan mekanisme bantuan sosial, termasuk menyediakan pelatihan dan akses permodalan yang lebih baik untuk masyarakat, katanya menambahkan.

Pelatihan yang diberikan akan lebih terstandarisasi agar tidak sekadar seremonial, tetapi memberikan keterampilan yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat, seperti melalui peningkatan kelas UMKM dan penyediaan bahan baku produksi dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang memadai.

"Kami evaluasi, kemudian cara kerjanya, mekanismenya, dan yang lebih penting lagi agar program pemberdayaan, mulai pelatihan akses permodalan, penciptaan pasar, peningkatan kelas UMKM, peningkatan kelas para pelaku ekonomi masyarakat, terutama ketersediaan bahan baku produksi," ujarnya.

Dia menambahkan permodalan akan dikonsolidasikan untuk mendukung program-program pemberdayaan yang lebih efektif dengan harapan dapat menciptakan peluang pasar yang lebih luas bagi para pelaku ekonomi lokal.

Selain itu, kata Cak Imin, Pemerintah juga tengah mempersiapkan anggaran untuk periode 2025-2029 yang akan mendukung perubahan paradigma ini. "Seluruh permodalan kami konsolidasikan. Saya kira itu laporan saya ke Pak Presiden, termasuk persiapan tahun anggaran 2025-2029," katanya.

BERITA TERKAIT

Tekan Impor, SIG dan Pertamina Lubricants Sukses Kembangkan Pelumas Open Gear Dalam Negeri Pertama di Indonesia

  NERACA  Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan PT Pertamina Lubricants berhasil mengembangkan pelumas open gear (roda…

Iuran Tapera Harusnya Sukarela Bukan Kewajiban

  NERACA Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan sependapat dengan pandangan publik bahwa keikutsertaan program…

Kemenkeu Jamin APBN Siap Dukung Produktivitas Pekerja

    NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjamin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) siap untuk mendukung produktivitas pekerja.…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Tekan Impor, SIG dan Pertamina Lubricants Sukses Kembangkan Pelumas Open Gear Dalam Negeri Pertama di Indonesia

  NERACA  Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan PT Pertamina Lubricants berhasil mengembangkan pelumas open gear (roda…

Iuran Tapera Harusnya Sukarela Bukan Kewajiban

  NERACA Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan sependapat dengan pandangan publik bahwa keikutsertaan program…

Kemenkeu Jamin APBN Siap Dukung Produktivitas Pekerja

    NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjamin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) siap untuk mendukung produktivitas pekerja.…