Tutup Tahun, BEI Bakal Kedatangan Calon Emiten Jumbo

NERACA

Labuan Bajo- Meski PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa target perusahaan yang dicatat di pasar adalah bicara kualitas dan bukan saja kuantitas, namun minat perusahaan untuk melantai di pasar cukup tinggi. Disebutkan, pihak BEI bakal kedatangan satu perusahaan besar dengan aset sekitar Rp3 triliun yang siap melakukan Initial Public Offering (IPO) pada November tahun ini. Perusahaan ini bergerak di sektor energi, tetapi identitasnya masih dirahasiakan.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga ‘light house company’ yang ditargetkan IPO tahun ini. Istilah ‘light house company’ merujuk pada perusahaan yang memiliki aset minimal Rp3 triliun dengan free float sebesar 20%. “Kita punya target tiga IPO light house company dengan aset Rp3 triliun, dan free float 20%,” ungkapnya di Labuan Bajo, kemarin.

Dua perusahaan ‘light house’ lainnya juga diperkirakan akan melantai pada bulan Desember 2024. Selain sektor energi, BEI membuka peluang bagi perusahaan dari berbagai sektor lainnya untuk melakukan IPO. “Semua sektor terbuka untuk IPO. Kami melakukan monitoring ketat untuk menjaga kualitas perusahaan yang akan masuk ke bursa,” tambahnya.

Di tahun ini, BEI menargetkan total 62 perusahaan untuk go public. Namun, hingga saat ini baru sekitar 36 perusahaan yang berhasil melantai. Meskipun belum mencapai target, BEI tetap mengutamakan kualitas. “IPO itu bukan sekadar angka. Kita mementingkan kualitas perusahaan yang benar-benar siap fundraising di pasar modal,” jelas Iman.

Dukungan dari Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir juga berperan penting dalam mendorong anak perusahaan BUMN untuk masuk ke bursa. “Pak Erick Thohir sangat mendukung pasar modal. Banyak anak perusahaan BUMN yang sudah dan akan IPO. Kami berharap makin banyak yang melantai di BEI,” ujarnya.

Iman berharap, salah satu anak perusahaan Pertamina di bidang shipping bisa IPO pada tahun depan. Selain itu, beberapa anak usaha PTPN juga diharapkan untuk melantai. BEI memastikan akan mendukung penuh proses ini.“Kita akan terus mendukung perusahaan yang ingin IPO, baik BUMN maupun swasta, demi memperkuat pasar modal Indonesia sebagai alternatif pendanaan,”kata Iman.

Disamping itu, Iman juga menuturkan, pihaknya berencana akan melangsungkan grand launching dari instrumen investasi Single Stock Future (SSF) pada pekan kedua November 2024. Dalam grand launching instrumen Single Stock Futures tersebut akan dilakukan bersama dengan tiga Anggota Bursa (AB).“InsyaAllah minggu 11 November ini, kita akan grand launching (SSF) sudah ada tiga Anggota Bursa dan kita harapkan juga pada saat launching sudah ada transaksi itu,” ucapnya.

Adapun, BEI sebelumnya menargetkan SSF sebagai transaksi produk keuangan derivatif akan meluncur pada kuartal I-2024, namun baru dilakukan soft launching pada tanggal 12 Agustus 2024 yang lalu. Sementara Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menuturkan, mundurnya target peluncuran produk Single Stock Futures tersebut disebabkan oleh kondisi pasar yang masih fluktuatif dan belum siapnya anggota bursa untuk memasarkan produk tersebut.“Saat ini pasar sudah menunjukkan perubahan arah yang mungkin bisa menuju ke bulish (kenaikan), yang kedua alasan saya waktu itu adalah menunggu kesiapan anggota bursa derivatif. Saat ini sudah ada satu anggota bursa derivatif yang diberikan izin oleh bursa untuk menyelenggarakan perdata sekuritas,”kata Jeffrey. 

BERITA TERKAIT

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…