Inisiatif Peningkatan Gizi Masyarakat - Japfa Perluas Jaringan Distribusi dan Merata Produk Olahan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna adalah pedoman gizi seimbang yang pasti sudah tak asing lagi, kini berganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang dikeluarkan oleh P2PTM Kemenkes RI menjadi syarat pemenuhan kesehatan masyarakat masih menemukan tantangan. Pasalnya, tingkat konsumsi  masyarakat Indonesia akan protein hewani yang mengandung gizi lengkap masih rendah.

Data BPS menunjukkan, pada 2021 tingkat konsumsi protein sangat timpang pada kelompok masyakarat berpengeluaran rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini, menjadi tantangan pentingnya inovasi teknologi. "Kekayaan alam Indonesia menyuguhkan beragam protein hewani, seperti: telur, ayam, ikan, daging sapi, dan susu. Namun tidak semua lapisan masyarakat punya kesempatan mengonsumsi protein, sesuai standar kecukupan nasional. Hal ini menjadi tantangan riset ke depan, agar kebutuhan protein ini mudah diperoleh masyarakat, dan harga yang terjangkau," kata Kepala Pusat Riset Peternakan pada Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Tri Puji Priyatno.

Tri menjelaskan, upaya di sektor peternakan menjadi salah satu sektor yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan protein dan perbaikan gizi masyarakat. Hal ini diperlukan untuk peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan bangsa.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT Berdikari, Harry Warganegara, angka konsumsi protein hewani per kapita di Indonesia masih terbilang rendah. Hal itu dapat tergambar pada angka konsumsi ayam dan sapi, serta telur di Tanah Air, apabila dibandingkan dengan angka konsumsi secara regional dan global."Boleh dibilang, konsumsi per kapita untuk protein hewani kita itu sangat rendah Indonesia ini, dibandingkan dengan negara-negara yang ada. Bahkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang [mengalami] stunting," ujar Harry

Aji (8) siswa kelas dua SD di Lebak Banten bercerita, konsusmi daging di rumahnya hanya dirasakan setahun sekali saat lebaran. “Makan daging hanya musiman saat Idul Fitri ataupun Idul Adha dan kalau biasanya hanya menu nasi dan sayuran,”tuturnya.

Kurangnya asupan gizi membuat pertumbuhan badannya tidak secepat anak-anak seumurannya. Orang tuanya yang buruh tani dengan penghasilan yang rendah, dirasakan terlalu mahal harus mengkonsumsi protein hewani tiap harinya. Apa yang dialaminya, mungkin masih lebih baik ketimbang di desa lainnya yang secara ekonomi masih rendah.

Maka tak heran, rendahnya asupan gizi membuat anak-anak di desanya rawan terkena penyakit dan bahkan angka gizi buruk atau stunting di Lebak, Banten masih tinggi. Ya, mewujudkan masyarakat sehat dengan pemenuhan asupan gizi menjadi hak warga negara Indonesia yang harus dipenuhi pemerintah. Namun kondisi ekonomi serta tidak meratanya penyebaran hilirisasi produk protein hewani menjadi kendala dan hambatan pemenuhan gizi berkualitas.

Saat ini, fenomena anak-anak kekurangan gizi dan mengalami gizi buruk masih menjadi salah satu persoalan serius yang dihadapi pemerintah. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan, prevalensi gizi buruk pada anak dari 10,2% tahun 2018 menjadi kurang dari 7% pada 2024, harus dilakukan. Selama ini, pemerintah RI telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam memerangi malnutrisi selama dua dekade terakhir.

Merujuk angka stunting pada balita turun dari lebih dari 40% pada 2000 menjadi sekitar 21,6% pada akhir 2022. Adapun faktor risiko gizi buruk pada anak saling berkaitan dengan terjadinya stunting pada balita. Ketika anak sudah berkembang maka perlu langkah revolusioner memutus rantai masalah dengan memberi makanan bergizi kepada semua siswa dari taman kanak-kanak (TK) sampai sekolah menengah atas (SMA).

 

Hilirisasi Produk Peternakan

 

Ya, hilirisasi produk peternakan menjadi makanan olahan cepat saji menjadi kunci praktis dalam pemenuhan gizi di masyarakat dan juga menekan angka stunting. Peneliti di Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, M Ikhsan Shiddieqy menjelaskan, pemenuhan gizi anak-anak yang sedang masa usia sekolah bisa dipasok dari produk peternakan. Produk itu menjadi bagian menu makanan yang disajikan kepada para siswa.

Hanya saja, kata dia, produk peternakan yang digunakan perlu mempertimbangkan kondisi daerah siswa berada."Hal ini berarti hilirisasi produk harus mengutamakan potensi lokal. Produk peternakan unggulan di suatu daerah tentu berbeda dengan daerah lain," ujar Ikhsan.

Misalnya, lokasi siswa atau sekolah yang ada di kawasan pesisir tentu lebih tepat jika menggunakan produk perikanan sebagai penyuplai protein hewani. Hal itu menunjukkan bahwa pemilihan produk peternakan merupakan suatu hal dinamis. Selain itu, menurut Ikhsan, hilirisasi produk peternakan juga perlu mempertimbankan pemberian nilai tambah pada sektor peternakan yang ada di daerah tersebut. Artinya, pasokan produk sebaiknya mengutamakan peternak atau pengusaha di daerah tersebut. "Selain sebagai bentuk pemerataan ekonomi, juga untuk memperpendek rantai pasok," kata Ikhsan.

Ikhsan pun mendorong pemerintah menggunakan pangan lokal sebagai sumber pasokan untuk program makan bergizi gratis. Hal itu menjadi positif dalam sudut pandang distribusi dan memberi nilai tambah ekonomi, terutama bagi peternak, petambak, nelayan, maupun petani. "Gizi siswa tercukupi, ekonomi di bawah bergerak," katanya.

Hilirisasi produk peternakan untuk memenuhi asupan gizi masyarakat, rupanya telah dilakukan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), melalui anak usahanya Japfa Food. Hilirisasi ini menjadi salah satu upaya perseroan untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Memperkuat segmen hilir menjadi salah satu upaya strategis Japfa pada tahun ini.

Melvany Kasih, Head of Japfa Food Solutions mengatakan, Japfa Food merupakan segmen hilir Japfa yang berkomitmen dalam menyediakan produk protein hewani yang aman, sehat, utuh, halal dan terjangkau. Menjadi perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia, Japfa terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperluas akses terhadap protein hewani yang aman, bergizi, dan terjangkau.

Melalui jaringan distribusi yang semakin luas, produk-produk JAPFA seperti ayam, telur, dan olahannya kini semakin mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Inisiatif JAPFA untuk meningkatkan gizi masyarakat terlihat dengan upaya distribusi yang merata. JAPFA bekerja sama dengan berbagai mitra untuk menjangkau daerah-daerah terpencil, memastikan bahwa masyarakat di seluruh Indonesia memiliki akses yang sama terhadap sumber protein berkualitas.

Selain itu, perusahaan yang sahamnya tercatat di pasar modal ini terus berinovasi untuk menghadirkan produk-produk baru yang tidak hanya lezat, tetapi juga kaya nutrisi. Produk-produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat yang beragam. JAPFA juga aktif dalam memberikan edukasi gizi kepada masyarakat, terutama di daerah yang masih menghadapi masalah gizi kurang.

Program-program edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi protein hewani secara teratur. Selain itu, JAPFA bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung program-program peningkatan gizi masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia.

Kata Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya, dalam beberapa tahun terakhir, minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola makan yang seimbang semakin meningkat. Oleh karena itu, Olagud produk baru yang belum lama dirilis hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan alternatif makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan,.

Olagud hadir menjadi salah satu inovasi yang dilakukan JAPFA Food dalam menambah variasi produk berupa ayam probiotik. Ayam Olagud dibudidayakan dengan pakan probiotik dan metode modern farming yang telah dilengkapi dengan biosekuriti dan fasilitas pendukung lainnya untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan ayam. Ayam Olagud telah berhasil memasuki pasar Singapura pada pertengahan tahun 2023 lalu. Total sebanyak 110 ribu ayam probiotik yang sudah diterbangkan ke negeri Singa tersebut.

Diluncurkan pada bulan Mei 2024 lalu, kini produk Olagud dapat ditemui di seluruh area Jabodetabek dan dapat ditemukan di berbagai supermarket seperti Meat Market, Ranch Market, Farmers, AEON, Grand Lucky, Foodhall, Lottemart dan Market City. Selain itu, Olagud dapat dipesan secara daring melalui akun toko resmi JAPFA Food Online yang tersedia di Tokopedia, Shopee dan BliBli.

Perseroan, lanjutnya, senantiasa berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang dinamis, meningkatkan kualitas produk, dan menjaganya agar tetap terjangkau. Mereka juga menyediakan pilihan produk yang variatif dan menarik dengan standar nutrisi yang baik. Didukung oleh tim R&D yang kuat, inovasi produk terus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, salah satunya dengan menambah jumlah dan jenis produk yang dipasarkan lewat outlet ritel Best Meat dan Japfa Best. Tidak hanya memenuhi permintaan lokal, JAPFA telah mengekspor produk protein hewaninya ke beberapa negara di Asia, Eropa dan US.

BERITA TERKAIT

Genjot Kapasitas Terpasang - Anak Usaha BREN Siapkan Dana US$346 Juta

NERACA Jakarta -Genjot kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 megawatt (MW), Star Energy Geothermal, anak usaha PT Barito Renewables Energy…

Pangkas Beban Utang - Lippo Karawaci Lepas Saham SILO Rp6,9 Triliun

NERACA Jakarta -Perkuat likuiditas dan juga mengurangi beban utang, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meraup dana Rp6,9 triliun usai menjual…

Pacu Pertumbuhan Likuiditas - Ekosistem Waran Terstruktur Terus Dikembangkan

Masih rendahnya pertumbuhan produk investasi waran terstruktur di pasar modal menjadi tantangan bagi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Genjot Kapasitas Terpasang - Anak Usaha BREN Siapkan Dana US$346 Juta

NERACA Jakarta -Genjot kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 megawatt (MW), Star Energy Geothermal, anak usaha PT Barito Renewables Energy…

Inisiatif Peningkatan Gizi Masyarakat - Japfa Perluas Jaringan Distribusi dan Merata Produk Olahan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna adalah pedoman gizi seimbang yang pasti sudah tak asing lagi, kini berganti menjadi Pedoman Gizi…

Pangkas Beban Utang - Lippo Karawaci Lepas Saham SILO Rp6,9 Triliun

NERACA Jakarta -Perkuat likuiditas dan juga mengurangi beban utang, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meraup dana Rp6,9 triliun usai menjual…