RS Medistra Klarifikasi Soal Dugaan Pelarangan Hijab

 

RS Medistra Klarifikasi Soal Dugaan Pelarangan Hijab
NERACA
Jakarta - Rumah Sakit Medistra memberikan klarifikasi terkait dengan pemberitaan pengunduran diri salah satu dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit Medistra dikarenakan adanya dugaan pelarangan penggunaan hijab bagi para karyawan RS Medistra. Hal itu berdasarkan informasi yang diterima dokter tersebut melalui rekan dan kerabat saat proses interview calon karyawan dokter umum yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2024.
Direktur Utama RS Medistra Agung Budisatria memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar agar tidak menimbulkan salah persepsi pembaca dan publik luas. "Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf dan menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview yang dilakukan oleh salah satu karyawan kami. Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, RS Medistra selalu patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku, dan berkomitmen untuk senantiasa menghargai keberagaman serta memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan tanpa memandang gender, suku, ras, agama dan golongannya (SARA), " katanya seperti dikutip dalam keterangannya. 
Ia menjelaskan bahwa RS Medistra telah memiliki peraturan kepegawaian yang mengatur tentang standar penampilan 
dan perilaku yang sama sekali tidak melarang penggunaan hijab bagi para pegawainya. Ketentuan sebagaimana diatas diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di RS Medistra, di mana 
terdapat banyak dokter spesialis maupun karyawan (dokter umum, perawat, tenaga penunjang medis maupun tenaga non medis) yang menggunakan hijab saat bertugas. 
Menurutnya, RS Medistra sangat menghormati dan menghargai atas semua perbedaan keyakinan, serta menjamin hak seluruh karyawan untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana beribadah (masjid dan mushola) serta 
menyelenggarakan kegiatan kerohanian.
"Atas kesalahpahaman yang terjadi, saat ini manajemen telah mengambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan dan pembinaan kepada karyawan dimaksud, serta tidak lagi mengikutsertakan yang bersangkutan dalam tim interview calon karyawan RS Medistra," jelasnya. 
Selanjutnya, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan proses rekrutmen karyawan serta operasional rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. 

 

 

NERACA

Jakarta - Rumah Sakit Medistra memberikan klarifikasi terkait dengan pemberitaan pengunduran diri salah satu dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit Medistra dikarenakan adanya dugaan pelarangan penggunaan hijab bagi para karyawan RS Medistra. Hal itu berdasarkan informasi yang diterima dokter tersebut melalui rekan dan kerabat saat proses interview calon karyawan dokter umum yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2024.

Direktur Utama RS Medistra Agung Budisatria memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar agar tidak menimbulkan salah persepsi pembaca dan publik luas. "Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf dan menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview yang dilakukan oleh salah satu karyawan kami. Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, RS Medistra selalu patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku, dan berkomitmen untuk senantiasa menghargai keberagaman serta memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan tanpa memandang gender, suku, ras, agama dan golongannya (SARA), " katanya seperti dikutip dalam keterangannya. 

Ia menjelaskan bahwa RS Medistra telah memiliki peraturan kepegawaian yang mengatur tentang standar penampilan dan perilaku yang sama sekali tidak melarang penggunaan hijab bagi para pegawainya. Ketentuan sebagaimana diatas diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di RS Medistra, di mana terdapat banyak dokter spesialis maupun karyawan (dokter umum, perawat, tenaga penunjang medis maupun tenaga non medis) yang menggunakan hijab saat bertugas. 

Menurutnya, RS Medistra sangat menghormati dan menghargai atas semua perbedaan keyakinan, serta menjamin hak seluruh karyawan untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana beribadah (masjid dan mushola) serta menyelenggarakan kegiatan kerohanian.

"Atas kesalahpahaman yang terjadi, saat ini manajemen telah mengambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan dan pembinaan kepada karyawan dimaksud, serta tidak lagi mengikutsertakan yang bersangkutan dalam tim interview calon karyawan RS Medistra," jelasnya. 

Selanjutnya, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan proses rekrutmen karyawan serta operasional rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. 

BERITA TERKAIT

Sikapi Isu Perang Dagang - Dokter Imbau Masyarakat Tak Khawatir Isu BPA

Perang dagang industri minuman dalam kemasan yang membawa isu kesehatan menuai banyak perhatian dari masyarakat akan kekhawatiran bahanya BPA. Merespon…

Narasi Seputar Bunuh Diri Perlu Diubah Guna Pencegahan

Dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit (RS) Soeharto, Heerdjan Willy Steven mengatakan, narasi seputar bunuh diri perlu diubah, seperti tema…

Ketahui Fakta Tindakan Lasik Mata

  Ketahui Fakta Tindakan Lasik Mata Tindakan LASIK semakin populer di masyarakat. Operasi LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) adalah prosedur…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Sikapi Isu Perang Dagang - Dokter Imbau Masyarakat Tak Khawatir Isu BPA

Perang dagang industri minuman dalam kemasan yang membawa isu kesehatan menuai banyak perhatian dari masyarakat akan kekhawatiran bahanya BPA. Merespon…

Narasi Seputar Bunuh Diri Perlu Diubah Guna Pencegahan

Dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit (RS) Soeharto, Heerdjan Willy Steven mengatakan, narasi seputar bunuh diri perlu diubah, seperti tema…

Ketahui Fakta Tindakan Lasik Mata

  Ketahui Fakta Tindakan Lasik Mata Tindakan LASIK semakin populer di masyarakat. Operasi LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) adalah prosedur…