Menampik Sunset, Geliat Bisnis Hulu Migas Makin Gurih

Masifnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang dinilai jauh lebih bersih daripada minyak dan gas bumi (migas) serta mampu menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor energi, sekaligus untuk mewujudkan Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat, membuat anggapan industri hulu migas yang selama ini berkontribusi besar bagi pendapatan dan ekonomi negara akan sunset atau padam.

Meskipun Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat melimpah yaitu sekitar 3.000 giga watt (GW), di mana potensi panas bumi mencapai 24 GW. Namun eksistensi dan kebutuhan industri hulu migas menurut sebagai pelaku pasar dan pemerhati energi belum tergantikan. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro membenarkan, energi migas yang bersumber dari fosil diperkirakan masih dibutuhkan hingga 30-50 tahun ke depan.

Menurutnya, peran energi EBT dalam menjaga ketahanan energi adalah sebagai complimentary, bukan substitute. Hal ini sangat beralasan karena energi fosil masih diperlukan hingga 2045 lantaran kebutuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun. ‘’Dalam 50 tahun ke depan, energi fosil masih sangat diperlukan. Lifting minyak dan gas akan terus berlanjut dan tak akan berhenti. Meskipun sudah ada EBT, energi fosil masih dibutuhkan khususnya untuk industri petrochemical,’’katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kebutuhan energi Indonesia mencapai 2,9 miliar setara barel minyak (SBM) pada 2050. Angka ini meningkat dari proyeksi 2040 yang sebanyak 2,1 miliar SBM. Proyeksi peningkatan kebutuhan energi tersebut sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi, dan kebijakan pemerintah.

Menurut sektornya, kebutuhan energi akan didominasi oleh sektor industri dengan perkiraan pertumbuhan rata-rata 3,9% per tahun. Kemudian, sektor komersial, rumah tangga, dan sektor lainnya juga terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Adapun, laju pertumbuhan sektor transportasi diperkirakan lebih rendah dari sektor industri, yaitu 3,2% per tahun.

Sementara jenisnya, kebutuhan energi akhir masih didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM) dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,8% per tahun. Ini terjadi karena penggunaan teknologi peralatan BBM masih lebih efisien daripada peralatan energi lain. Sejatinya, prinsip dari transisi energi adalah bagaimana mendorong EBT menggantikan energi konvensional. Namun di Indonesia, posisi EBT masih menjadi pendamping untuk mengisi kebutuhan energi di dalam negeri. Pasalnya, permintaan energi fosil masih akan tetap tinggi.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa dirinya tidak percaya industri hulu migas akan surut. Walaupun saat ini dunia sedang beralih menuju sumber energi yang lebih bersih termasuk menggunakan energi baru dan energi terbarukan. Coba menyakinkan pelaku industri migas, Dwi menampik 'bisik-bisik' dunia yang menilai industri hulu migas akan segera memasuki fase sunset.

Dia mengungkapkan industri hulu migas tidak melulu hanya tentang produksi minyak dan gas bumi. Dwi mengatakan bahwa industri migas juga dibutuhkan dalam industri lainnya seperti industri petrokimia."Karena selama ini orang mulai berbisik-bisik bahwa oil and gas is sunset industry. Oil and gas is sunset industry. Why people say like that? Because the new energy, renewable energy come. Tetapi itu semua kan hanya bicara energi. Sedangkan oil and gas is not only for energy but also for petrochemicals. So, I do believe that there will be no sunset for the oil and gas industry," tegasnya.

Dwi juga mengungkapkan bahwa selama 22 tahun pengelolaan industri hulu migas di Indonesia, pendapatan negara dari industri tersebut sudah mencapai lebih dari Rp 5.000 triliun. Bahkan, Dwi membeberkan pada tahun 2023 lalu, industri hulu migas mampu menyumbang pendapatan negara hingga Rp 219 triliun terhadap penerimaan negara. Sedangkan hingga semester pertama 2024 ini, penerimaan negara dari sektor hulu migas sudah menyentuh Rp 114 triliun.

Walau begitu, Dwi juga mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah tantangan besar dalam menemukan cadangan minyak di dalam negeri saat ini. Hal itu dinilai membuat rencana yang termaktub dalam Long Term Plan (LTP) sulit untuk dijalankan."Mungkin insentifnya harus lebih besar kalau temuannya itu minyak. Barangkali, ini mesti dipikirkan kita di SKK Migas," tambahnya.

Ditambah, kata Dwi, masih ada sederet tantangan yang menghantui pengembangan sumber daya minyak bumi. Hal tersebut yang menjadi penyebab target RI untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) masih jauh untuk dicapai."Kita belum melihat cahaya yang cukup terang untuk bisa mencapai 1 juta (barel) dari RRR karena itu hanya 85% dari recovery yang kita temukan," imbuhnya.

Dengan begitu, industri hulu migas perlu terus didorong agar bisa menumbuhkan produksi migas dalam negeri."Ini spirit harus kita tumbuhkan. Forward untuk mencapai support dari lembaga-lembaga dan masyarakat tentang industri oil and gas ini," tandasnya.

 

Membangun Daya Saing

 

Masih banyaknya potensi ditemukan cadangan sumur migas menjadi daya tarik sendiri bagi pemerintah dan juga pelaku usaha bahwa geliat industri hulu migas belum tergantikan. CEO Petronas Indonesia, Yuzaini Bin Md Yusof mengakui, potensi bisnis migas masih prospektif, khususnya Indonesia bagian Timur yang masih sedikit kegiatan eksplorasinya. Jumlah pemboran eksplorasi di Indonesia Timur masih jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia Barat. Namun secara volume, temuan cadangan migas di Indonesia bagian Timur lebih besar. 

Ya, banyaknya temuan raksasa sumur migas menjadikan industri hulu migas cukup menjanjikan. Penasehat Ketua SKK Migas, Nanang Abdul Wanaf menilai, masih ada potensi temuan di sejumlah sumur dan ladang migas tua (mature fields) di wilayah Indonesia Barat. Menurutnya, temuan bisa dilakukan jika upaya eksplorasi diintensifkan di wilayah tersebut."Orang dulu mengatakan wah sudah mature, susah menemukan eksplorasi, discovery baru, tapi setelah kita studi ya memang mature di mana dulu? Di South Sumatera oke tapi masih ada beberapa target yang lebih dalam," ucapnya.

Lagipula, Nanang menjelaskan bahwa eksplorasi yang selama ini dilakukan paling jauh sekitar 4.000 meter saja. Padahal, dia optimis potensi migas bisa ditemukan jika pengeboran dilakukan di kedalaman 5.000 sampai 6.000 meter. Kendati demikian, ia mengatakan ada sejumlah syarat agar upaya ini bisa dilakukan. Salah satunya adalah data seismik yang menangkap gambar potensi migas lebih dalam lagi."Data seismik kita ditarget 4 ribu ke atas, coba sekarang ditargetkan lebih dalam lagi supaya kita mendapatkan data lebih akurat sehingga waktu ngebor katakanlah dia akurasinya lebih tinggi," pungkasnya.

Sementara Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad menilai iklim investasi di hulu migas khususnya pada sektor gas masih sangat atraktif bagi perusahaan-perusahaan internasional. Ini dapat terlihat dari realisasi investasi pada 2023 yang mencapai US$ 13,7 miliar atau sekitar Rp 214 triliun. Asal tahu saja,  SKK Migas menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030. meskipun cukup tinggi, target yang ditetapkan ini memberikan dampak positif pada pengembangan industri hulu migas di Indonesia. Asal tahu saja,

Salah satu dampak positif yang didapat adalah perbaikan sistem fiskal dan perpajakan. Lembaga Pemeringkat Internasional Standard & Poor's (S&P) membeberkan bahwa perbaikan sistem pemerintah ini berdampak pada peningkatan nilai daya saing investasi hulu migas Indonesia. Tercatat nilai daya saing investasi hulu migas nasional naik dari 4,75 pada 2020 menjadi 5,30 pada awal 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, peningkatan ini berdampak signifikan pada lanskap investasi hulu migas, yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir."Data tahun 2023 menunjukkan peningkatan investasi mencapai US$ 13,7 miliar, meningkat 13% dari tahun 2022. Angka ini tidak hanya melampaui target rencana jangka panjang SKK Migas sebesar 5%, tetapi juga melebihi tren investasi global," kata Hudi.

Untuk tahun 2024, rencana investasi ditetapkan sebesar US$ 16,1 miliar, menandakan peningkatan 18% dari realisasi tahun 2023. Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas program kerja berkelanjutan di sektor ini. "Dengan meningkatnya investasi di hulu migas, program kerja seperti pengeboran, workover, dan well service juga meningkat sejak tahun 2021,”jelasnya.

Peningkatan investasi juga berdampak positif pada kegiatan eksplorasi. Nilai investasi eksplorasi hulu migas naik dari US$  0,54 miliar pada tahun 2020 menjadi US$ 0,93 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini berkontribusi pada penemuan besar seperti Geng North dan Layaran, yang termasuk dalam lima penemuan terbesar dunia pada tahun 2023."Dengan adanya temuan-temuan cadangan besar (giant discoveries) tersebut di tahun 2023 dan juga di tahun 2024 pada sumur Tangkulo-1 di WK (Wilayah Kerja) South Andaman sebesar 2 TCF, SKK Migas berkomitmen untuk mendorong percepatan proses on stream temuan-temuan tersebut, memastikan bahwa mereka dapat segera berkontribusi pada produksi migas nasional secepat mungkin," kata Hudi. (

 

 

BERITA TERKAIT

Genjot Kapasitas Terpasang - Anak Usaha BREN Siapkan Dana US$346 Juta

NERACA Jakarta -Genjot kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 megawatt (MW), Star Energy Geothermal, anak usaha PT Barito Renewables Energy…

Inisiatif Peningkatan Gizi Masyarakat - Japfa Perluas Jaringan Distribusi dan Merata Produk Olahan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna adalah pedoman gizi seimbang yang pasti sudah tak asing lagi, kini berganti menjadi Pedoman Gizi…

Pangkas Beban Utang - Lippo Karawaci Lepas Saham SILO Rp6,9 Triliun

NERACA Jakarta -Perkuat likuiditas dan juga mengurangi beban utang, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meraup dana Rp6,9 triliun usai menjual…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Genjot Kapasitas Terpasang - Anak Usaha BREN Siapkan Dana US$346 Juta

NERACA Jakarta -Genjot kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 megawatt (MW), Star Energy Geothermal, anak usaha PT Barito Renewables Energy…

Inisiatif Peningkatan Gizi Masyarakat - Japfa Perluas Jaringan Distribusi dan Merata Produk Olahan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna adalah pedoman gizi seimbang yang pasti sudah tak asing lagi, kini berganti menjadi Pedoman Gizi…

Pangkas Beban Utang - Lippo Karawaci Lepas Saham SILO Rp6,9 Triliun

NERACA Jakarta -Perkuat likuiditas dan juga mengurangi beban utang, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meraup dana Rp6,9 triliun usai menjual…