Dampak Harga Jual Rendah - Laba Bersih Austindo Nusantara Menyusut 90,4%

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2023, emiten perkebunan sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan laba bersih senilai US$ 2,626 juta atau anjlok 90,4% dibanding tahun 2022 yang mencapai US$ 21,7 juta. Dampaknya laba per saham dasar melorot ke level US$ 0,0008 per lembar pada akhir tahun 2023, sedangkan akhir tahun 2022 berada di level US$ 0,0065 per helai. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menjelaskan, penurunan ini disebabkan harga jual rata rata yang lebih rendah, ditambah dengan beban penyusutan dan bunga yang lebih tinggi. Selain itu, biaya operasional juga meningkat pada tahun 2023 di perkebunan Papua Barat Daya dan dari area. Selain penurunan laba, ANJT mencatatkan total pendapatan sebesar US$ 236,5 juta pada tahun 2023 atau penurunan sedalam  12,1% dibandingkan pendapatan 2022, terutama disebabkan oleh harga jual  rerat  yang lebih rendah untuk CPO, PK dan PKO serta penurunan volume penjualan PK.

Rinciannya, segmen kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan sebesar 98,6% terhadap total pendapatan Perseroan atau sebesar US$233,1 juta, turun 12,1% dibandingkan capaian tahun 2022 sebesar US$265,3 juta. Sementara itu, bisnis edamame mencatatkan kinerja positif yang ditandai dengan capaian pendapatan tahun 2023 sebesar US$ 1,9 juta, meningkat 12,2% dari US$1,7 juta pada tahun 2022 disebabkan oleh peningkatan volume penjualan serta Harga Jual Rerata  edamame segar dan mukimame yang lebih tinggi.

Sedangkan segmen sagu memberikan kontribusi sebesar US$ 883,7 ribu terhadap total pendapatan  di tahun 2023, turun 44,2% dari US$1,6 juta pada tahun 2022 yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan sejalan dengan volume produksi tepung sagu yang lebih rendah dibanding tahun 2022. Selain itu, segmen energi terbarukan memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$576,2 ribu pada tahun 2023, sedikit lebih rendah dari pencapaian tahun 2022 sebesar US$579,8 ribu akibat penjabaran mata uang dari Rupiah ke USD karena pendapatan kami dari segmen energi terbarukan menggunakan mata uang Rupiah.

Pabrik biogas ANJT  di Pulau Belitung berhasil menjual 10,2 juta kWh listrik pada tahun 2023, lebih tinggi 3,2% dibandingkan penjualan listrik sebesar 9,1 juta kWh pada tahun 2022. Terlebih, beban bunga atas pinjaman naik 88,1% menjadi US$ 9,9 juta pada tahun 2023 dibandingkan dengan beban bunga sebesar US$5,2 juta pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh kenaikan beban bunga atas pinjaman dengan denomisasi dollar AS maupun rupiah karena kenaikan suku bunga acuan pada tahun 2023, serta pengakuan beban bunga tambahan dari perkebunan kami di Papua Barat Daya.

Kedepan, ANJT memproyeksikan pertumbuhan produksi TBS menjadi 933.602 mt pada tahun 2024, meningkat 6% dibandingkan produksi TBS tahun 2023. Peningkatan produksi TBS internal dan pembelian volume TBS eksternal yang lebih besar diharapkan mampu meningkatkan produksi CPO sebesar 14,2% menjadi 324.043 mt tahun ini.

Guna mendukung target itu, ANJT menganggarkan belanja modal sebesar US$36,8 juta di tahun 2024. Sebagian besar belanja modal ini untuk mendanai beberapa program yang mendukung peningkatan produktivitas.

BERITA TERKAIT

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…