Kemanusiaan Tidak Selalu Tertuju pada Manusia

NERACA

Jakarta - Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Quraish Shihab menyatakan bahwa kemanusiaan tidak selalu tertuju pada manusia saja, tetapi termasuk kepada hewan dan tumbuhan sebagai wujud Islam yang rahmatan lil alamin.

"Kemanusiaan itu tidak hanya tertuju pada manusia. Kepada binatang dan tumbuhan pun ada kemanusiaan. Ini yang ingin kita sebarluaskan sehingga mewujud apa yang dalam Islam sangat ditonjolkan, yaitu rahmatan lil alamin," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin (26/2).

Pernyataan Quraish tersebut disampaikan saat Majelis Hukama Muslimin cabang Indonesia menggelar seminar Persaudaraan Manusia di Jakarta, Senin (26/2).

Dalam seminar tersebut, pendiri MHM ini menceritakan ihwal awal mula tercetusnya dokumen Piagam Persaudaraan Manusia yang ditandatangani Grand Syekh Al Azhar dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi.

Sehari sebelum penandatanganan dokumen tersebut, ada 12 tokoh MHM, termasuk dirinya dan Grand Syekh yang sempat bertemu dengan Paus Fransiskus. Masing-masing diberi kesempatan Grand Syekh untuk menyampaikan sesuatu dalam konteks pertemuan dua tokoh.

Karena Grand Syeikh dan Paus Fransiskus memiliki semangat yang sama akan persaudaraan manusia, maka pada 4 Februari 2019 ditandatangani sebuah dokumen Persaudaraan Manusia.

Setahun kemudian, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Sedunia.

"Saya menyampaikan harapan bahwa penandatanganan diharapkan mewujudkan apa yang pernah wujud pada masa Nabi, hubungan yang begitu akrab, bukan hubungan persamaan agama tapi hubungan persamaan kemanusiaan," kata Quraish.

Meski persaudaraan kemanusiaan bukan hal baru, kata dia, situasi dunia dan masyarakat seringkali menjadikan orang lupa bahwa semuanya sama-sama manusia, sehingga perlu diingatkan.

"Kita adalah saudara-saudara sekemanusiaan. Jelas ada perbedaan, tetapi sebagian besar perbedaan itu bukan kemauan kita," katanya.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin yang juga menjadi narasumber mengapresiasi ikhtiar tokoh dunia, mulai dari Grand Syekh Al Azhar, Paus Fransiskus, termasuk Quraish Shihab, untuk ikut terus menghidupkan semangat persaudaraan manusia.

Menurutnya, ikhtiar memberikan pencerahan kepada masyarakat secara global tentang pentingnya pengetahuan, pemahaman, sikap perilaku, dan penghormatan persaudaraan kemanusiaan sebagai hal penting.

"Sebab, interaksi manusia dalam keragaman agamanya juga sangat luar biasa," kata dia.

Sebagai birokrat, Kamarudin mengatakan bahwa menjadi tugasnya untuk menindaklanjuti ikhtiar para tokoh dan membumikan pesan kemanusiaan hingga akar rumput.

Upaya itu, katanya, tidak hanya menjadi wacana dan pemikiran, tapi terinternalisasi dan diamalkan di tengah hidup berbangsa dan bernegara. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Penghayat Kepercayaan Harapkan Adanya Kesetaraan

NERACA Purwokerto - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan para penghayat kepercayaan di berbagai…

Pentingnya Inovasi dalam Dunia Pelatihan

NERACA Surabaya - Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menekankan pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan dan pelatihan untuk menghadapi berbagai…

Pentingnya Bangun Kedaulatan Melalui Budaya

NERACA Jakarta - Aktivis Budaya yang juga calon legislatif (caleg) terpilih Rahayu Saraswati menyebut pentingnya membangun kedaulatan Indonesia melalui budaya.…

BERITA LAINNYA DI

Penghayat Kepercayaan Harapkan Adanya Kesetaraan

NERACA Purwokerto - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan para penghayat kepercayaan di berbagai…

Pentingnya Inovasi dalam Dunia Pelatihan

NERACA Surabaya - Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menekankan pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan dan pelatihan untuk menghadapi berbagai…

Pentingnya Bangun Kedaulatan Melalui Budaya

NERACA Jakarta - Aktivis Budaya yang juga calon legislatif (caleg) terpilih Rahayu Saraswati menyebut pentingnya membangun kedaulatan Indonesia melalui budaya.…