Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen terus mendukung pelaku usaha, khususnya eksportir. Komitmen ini diwujudkan dengan kebijakan yang mempermudah dan menghilangkan hambatan ekspor produk Indonesia dalam memasuki pasar internasional.
NERACA
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan Tugas Kemendag mendukung pelaku usaha eksportir. Oleh karena itu, aturan ekspor harus dipermudah, jangan sampai ada yang menghambat untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika ada hambatan-hambatan ekspor laporkan saja,"ujar Zulkifli.
Lebih lanjut, Zulkifli bersyukur, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 54,53 miliar USD sepanjang 2022. Nilai surplus tersebut meningkat USD 19,11 miliar atau 54 persen dari tahun sebelumnya.
Capaian ini merupakan kontribusi pelaku ekspor nasional. Sepanjang 2022, pelaku ekspor memberikan kontribusi sebesar USD 292 miliar, naik 26 persen dari tahun sebelumnya dan secara signifikan menunjang surplus neraca perdagangan Indonesia.
"Keberhasilan pencapaian surplus dua tahun berturut-turut, bahkan 2022 ekspor Indonesia tertinggi sepanjang sejarah karena perjuangan para eksportir. Oleh karena itu, saya bangga dan berterima kasih," ucap Zulkifli.
Atas daar itulah Zulkifli juga mendukung ekspor produk yang bernilai tambah, khususnya untuk produk industri agro dan kreatif. Komoditas agro harus dikembangkan untuk mendapatkan nilai tambah sehingga meningkatkan kesejahteraan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk hasil pertanian.
"Kita harus berpikir selangkah lebih jauh untuk mengolah hasil agro industri agar memiliki nilai tambah. Sementara produk kreatif, kita harus bangun ekosistem agar industri kreatif berkembang, termasuk UMKM," jelas Zulkifli.
Zulkifli mengugkapkan, pemerintah akan terus membuka pasar agar produk ekspor semakin diterima di pasar global, terutama pasar baru seperti Asia Selatan, Afrika, dan Eropa Timur. Di antaranya dengan menggalakkan perjanjian-perjanjian dagang dengan negara mitra.
"Satu kata kuncinya, yaitu kolaborasi dan kerja sama, baik pemerintah pusat dan daerah serta pelaku usaha dan asosiasinya. Kalau kerja sama kuat, saya kira tidak sulit untuk mencapai itu semua," imbuh Zulkifli.
Disisi lain, total impor Indonesia pada Desember 2022 mencapai USD 19,94 miliar. Nilai ini meningkat 5,16 persen dibanding November 2022 (MoM). Kenaikan dipicu oleh naiknya impor migas sebesar 14,15 persen (MoM) dan impor nonmigas sebesar 3,60 persen (MoM).
Peningkatan impor pada Desember 2022 dipicu oleh naiknya impor keseluruhan golongan penggunaan barang. Impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,90 persen (MoM), diikuti oleh pertumbuhan impor barang konsumsi yang naik 7,71 persen, dan bahan baku/penolong naik 3,08 persen.
Peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong pada periode ini dipengaruhi oleh berlanjutnya pemulihan industri dalam negeri yang terlihat dari Purchasing Manufacturing Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada pada level 50,9.
Nilai ini naik dari posisi PMI bulan November 2022 yang berasa di level 50,3. Adapun produk impor barang modal yang mengalami kenaikan pada Desember 2022 diantaranya kereta cepat dan kendaraan untuk angkutan barang. Sedangkan beberapa bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan, antara lain bahan bakar diesel, minyak mentah, dan gandum.
Sementara untuk beberapa barang konsumsi yang meningkat signifikan pada Desember 2022 adalah bawang putih, buah-buahan, dan daging. Peningkatan impor barang konsumsi terjadi karena meningkatnya permintaan saat liburan Natal dan Tahun Baru serta menguatnya daya beli masyarakat yang tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 119,1 pada November 2022 menjadi 119,9 pada Desember 2022.
Lebih lanjut, untuk mendorong ekspor, pemerintah terus bersinergi untuk membangun Neraca Komoditas (NK) sebagai dasar pertimbangan kebijakan Pemerintah di bidang ekspor dan impor dan mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini ada dalam pengelolaan kebijakan ekspor dan impor.
Di penghujung tahun 2022, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Desember2022 sebesar USD 3,89 miliar. Surplus terdiri atas perdagangan nonmigas sebesar USD 5,61 miliar dan defisit perdagangan migas USD 1,73 miliar.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menguraikan bahwa berdasarkan hasil evaluasi atas perkembangan Penyiapan Komoditas untuk implementasi NK dan dimasukkan ke Sistem Nasional NK (SiNas NK).
Dalam hal ini, terdapat 24 kelompok komoditas komoditas (19 kelompok komoditas yang baru ditetapkan di tahap II di tahun 2022 dan 5 kelompok komoditas yang sudah diterapkan di tahap I di tahun 2021) yang akan diberlakukan di implementasi NK dimasukkan ke SiNas NK. Terdapat total 56 kelompok komoditas dari seluruh komoditas yang wajib Persetujuan Impor (PI) dan Persetujuan Ekspot (PE).
NERACA Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakornis) Pengembangan Investasi Pariwisata…
NERACA Pasuruan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjadi salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan perlunya edukasi keragaman pangan lokal dan pilihan makanan yang lebih sehat. Gelaran Salon…
NERACA Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakornis) Pengembangan Investasi Pariwisata…
NERACA Pasuruan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjadi salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan perlunya edukasi keragaman pangan lokal dan pilihan makanan yang lebih sehat. Gelaran Salon…