NERACA
Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta kembali mengadakan kegiatan The 2nd Jakarta Economic Sustainibility International Conference Agenda (JESICA). Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari ini telah memasuki puncaknya. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini digelar di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika, UPN “Veteran” Jakarta. Pada hari ketiga ini, JESICA dihadiri oleh empat narasumber. Kegiatan yang diadakan pada hari Sabtu (3/12/2022) ini dipandu oleh Zackharia Rialmi, S.IP., MM, CHRP selaku moderator pada kegiatan JESICA hari ketiga.
Dalam kegiatan ini menampilkan beberapa nasasumber, yaitu Dr. Dianwicaksih Arieftiara SEAk. M.Ak. CA. CSRS (UPNVJ), Prof. Dr Gulzakhan Mynzhanova (Ablai Khan University, Kazakhstan), Prof Bertrand WIGNIOLLE (University of Panthéon-Sorbonne), dan Dr Surajit Mazumdar (Jawaharlal nehru University)
Narasumber pertama pada kegiatan The 2nd Jakarta Economic Sustainibility International Conference Agenda (JESICA) hari ketiga ini adalah Dr. Dianwicaksih Arieftiara SE.Ak., M.Ak., CA., CSRS. Pada kesempatan ini, Dr. Dianwicaksih selaku narasumber memaparkan materi mengenai Establishment of Sustainable Industrialization in Uncertain Economics Condition and Inequality Era: Opportunity and Challenges (Terwujudnya Industrialisasi Berkelanjutan dalam Kondisi Ekonomi Tidak Pasti dan Era Ketimpangan: Peluang dan Tantangan). Dia mengatakan bahwa efek dari perang antara Rusia dan Ukraina berdampak cukup besar bagi ekonomi dunia. Indonesia salah satu negara yang merasakan salah satu efek dari perang antara Rusia dan Ukraina atau biasa disebut dengan Russian War. Pada kesempatan ini, dirinya turut membahas mengenai peluang dan tantangan dalam industri berkelanjutan. Salah satu tantangan itu adalah skill upgrading and consistency.
Narasumber selanjutnya pada kegiatan kali ini adalah Prof. Gulzhakan Mynzhanova, Ph.D. Professor yang berasal dari Kazhakstan ini memaparkan materinya mengenai Analysis Of The Prospects For The Implementation Of The Goals Of Sustainable Development On The Example Of The Almaty Region Of The Rk(Analisis Prospek Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pada Contoh Kawasan Almaty Rk). Dirinya menyebutkan bahwa “In the modern world, the sustainable development goals (SDGs) are becoming more and more defining the direction of economic development due to the growing deterioration of the environmental situation and, as a result, reaching the limits of economic growth (Di dunia modern, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) menjadi semakin menentukan arah pembangunan ekonomi karena semakin memburuknya situasi lingkungan dan, akibatnya, mencapai batas pertumbuhan ekonomi).”. “There are two important laws in Kazakhstan: the Law on State Guarantees of Equal Rights and Opportunities for Men and Women and the Law on the Prevention of Domestic Violence. The proportion of women in the civil service has reached 55.5%. About 28% of women in Kazakhstan are heads of small, medium and large enterprises (Ada dua undang-undang penting di Kazakhstan: Undang-undang tentang Jaminan Negara atas Hak dan Kesempatan yang Sama untuk Pria dan Wanita dan Undang-Undang tentang Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Proporsi perempuan di PNS sudah mencapai 55,5%. Sekitar 28% wanita di Kazakhstan adalah kepala perusahaan kecil, menengah, dan besar).” ucap Prof. Gulzhakan Mynzhanova, Ph.D. selaku narasumber pada kegiatan JESICA Hari ketiga.
Narasumber Ketiga pada kegiatan JESICA hari ketiga adalah Prof. Bertrand Wigniolle. Professor yang berasal dari Universite Paris 1 PanthÈon-Sorbonne, France ini membawakan sebuah materi dengan tema“Sustainable development and intertemporal choices: how discounting the future?(Pembangunan berkelanjutan dan pilihan antar waktu: bagaimana mengabaikan masa depan?)”. Prof. Bertrand mengatakan bahwa “The standard model with a constant discount factor allows time-consistency but implies that future generations have less weight in the social planner objective function (Model standar dengan faktor diskon konstan memungkinkan konsistensi waktu tetapi menyiratkan bahwa generasi mendatang memiliki bobot yang lebih kecil dalam fungsi tujuan perencana sosial).”. Pada kesempatan ini, Prof. Bertrand Wigniolle mengisi kegiatan ini secara daring melalui aplikasi Zoom.
Narasumber selanjutnya sekaligus menjadi narasumber terakhir pada kegiatan The 2nd Jakarta Economic Sustainibility International Conference Agenda (JESICA) adalah Prof. Surajit Mazumdar. Professor yang berasal dari India ini memamparkan materi mengenai Third World Industrialization, Inequality and Sustainability (Industrialisasi Dunia Ketiga, Ketimpangan dan Keberlanjutan). Prof. Surajit mengatakan bahwa “Between-Country inequality, as a measured by the ratio T10/B50 between the average incomes of the top 10% and the bottom 50 % (Ketimpangan antar negara, yang diukur dengan rasio T10/B50 antara pendapatan rata-rata 10% teratas dan 50 % terbawah)”. Kegiatan yang telah berlangsung selama tiga hari ini berakhir pada pukul 17.00 WIB. (Mohar)
NERACA Kuningan - Terhitung tinggal beberapa hari lagi, Pilkada Serentak 2024 digelar, tepatnya pada tanggal 27 November, salah satunya Kabupaten…
NERACA Jakarta-Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke China dan Amerika Serikat (AS), membawa hasil yang menggembirakan bagi perekonomian Indonesia.…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan perempuan prasejahtera melalui program Mekaar. Salah…
NERACA Kuningan - Terhitung tinggal beberapa hari lagi, Pilkada Serentak 2024 digelar, tepatnya pada tanggal 27 November, salah satunya Kabupaten…
NERACA Jakarta-Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke China dan Amerika Serikat (AS), membawa hasil yang menggembirakan bagi perekonomian Indonesia.…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan perempuan prasejahtera melalui program Mekaar. Salah…