Meski dihantui ancaman resesi ekonomi di tahun mendatang, industry properti diyakini masih berpeluang tumbuh di tahun depan. CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda dan Presiden Director ERA Indonesia, Darmadi Darmawangsa mengungkapkan optimisme terhadap sektor properti di tahun mendatang.
Meski perkiraan tumbuh positif, Darmadi mengungkap bahwa tantangan terhadap industri properti akan ada di tahun 2023.“Krisis yang kita alami saat ini membuat pengusaha jangan argue with reality, karena kita selalu ada tantangan. Krisis 98, Covid-19, permasalahan geopolitik, krisis pangan, akan selalu ada tantangan. Justru kita harus hadapi reality dengan creativity. Developer yang lebih cepat mengambil langkah ke depan yang akan tumbuh baik” ujarnya dalam sebuah talkshow Podomoro Park TV di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, pentingnya developer harus memahami bahwa di tahun 2023, industri ini masih dalam situasi “sunrise” dan ini adalah peluang. Ditambahkan Darmadi, kenaikan harga material di tahun depan justru mengindikasikan bahwa harga properti akan terus merangkak naik. “Ambil posisi awal. Inflasi akan mendorong peningkatan harga material, developer akan menaikan harganya dan ini waktu yang pas untuk para investor” katanya.
Dirinya menuturkan, kondisi seperti ini disebut sebagai siklus properti yang biasa terjadi ketika harga properti terus merangkak naik. Salah satu indikasi kenaikan harga properti menurut Darmadi adalah kenaikan harga komoditas yang mulai tidak terkendali.“Harga komoditas batubara dan nikel meningkat ini jadi indikasi setiap kali ada ledakan komoditas maka ledakan selanjutnya adalah property, maka ambil langkah yang tepat”ungkapnya.
Menurutnya, tahun depan harga properti akan terus mengalami kenaikan akibat inflasi namun masih belum puncak kenaikan harga properti. Momen ini jelas Darmadi sampaikan menjadi momen yang tepat untuk generasi memiliki properti sebelum harga properti justru sudah tidak terjangkau. Lalu Ali Tranghada menegaskan, meski saat ini BI Rate naik di 5.25% nyatanya ini bukan kenaikan tertinggi.
Dirinya menyebut, tahun 2016-2018 juga pernah berada pada kisaran 5.2%. Kenaikan ini menurut ali masih wajar. “Fenomena turunnya BI Rate pada tahun 2020-2021 lalu memberi efek kenaikan yang drastis saat ini, padahal kita juga pernah turun sekali di tahun 2020-2021, bahkan itu terendah sepanjang sejarah” jelasnya.
Baik Ali dan Darmadi, keduanya menyampaikan suku bunga KPR masih “reasonable” dan bukan lagi masalah. “Segmen suku bunga sangat dinamis ya, terutama untuk kelas middle – up justru jadi peluang. Banyak juga bank yang kreatif memberikan package dengan fix rate hingga 9 tahun dan banyak lagi” terang Darmadi.
Ya, di tengah suku bunga KPR yang meningkat, ada solusi yang ditawarkan sejumlah developer dan ini mendapatkan apresiasi dari pasar atas program tersebut. Salah satu program KPR developer dicetuskan oleh developer dari Agung Podomoro pada proyek residensial di Bandung Selatan, Podomoro Park Bandung.
Marketing GM Podomoro Park Bandung, Tedi Guswana menyebut ini bagian dari soluasi sekaligus stimulus agar industri properti terus bangkit. “KPR Developer Podomoro Park bisa dicicil selama 60 kali tanpa bunga jadi gak perlu khawatir kenaikan suku bunga KPR. Ini bagian dari cara kami agar pertumbuhan pembelian tetap maksimal” kata Tedi
Tedi memperkirakan di tahun 2023 permintaan akan hunian premium akan terus meningkat, apalagi saat ini optimisme dibangun dari multisektor termasuk dukungan positif dari kegiatan pemerintahan. “Permintaan hunian saya yakin meningkat seiring banyaknya dukungan dan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi, termasuk efek dari kegiatan KTT G20,”ungkapnya.
Asal tahu saja, dampak dari pelaksanaan G20 terhadap rencana pengembangan ekonomi terlihat dari kerjasama bilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Dimana Amerika Serikat disebut berencana menginvestasikan US$ 700 juta yang akan berfokus pada infrastruktur transportasi sadar iklim di 5 provinsi di Indonesia.
Pengembangan infrastruktur akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan properti secara tidak langsung. Salah satu bentuk implementasi dari KTT G20 adalah rencana pengembangan infrastruktur berkelanjutan seperti MRT dan LRT. Menurut Ali hal itu akan memberikan dampak perkembangan properti di tahun 2023.
Melihat kesiapan developer dalam melewati berbagai tantangan di tahun 2023, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, Presiden Director Indonesia Darmadi Dramawangsa serta Marketing GM Podomoro Park sepakat bahwa tantangan yang akan dilalui memiliki solusi yang terencana dan industri properti masih dalam kategori prospektif.
Program 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat dukungan dari lintas kementerian. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…
Dukung progam pemerintah dalam membangun ketahanan energi dan juga memastikan kesiapan pasokan energi gas jelang Natal dan tahun baru (Nataru),…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perushaaan atau corporate social responsibility (CSR) pada pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian,PT Elnusa Tbk (ELSA)…
Program 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat dukungan dari lintas kementerian. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…
Dukung progam pemerintah dalam membangun ketahanan energi dan juga memastikan kesiapan pasokan energi gas jelang Natal dan tahun baru (Nataru),…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perushaaan atau corporate social responsibility (CSR) pada pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian,PT Elnusa Tbk (ELSA)…