Dorong pertumbuhan bisnisnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melalui anak usahanya PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) menargetkan produksi bahan baku obat (BBO) nasional yang semakin meningkat tiap tahunnya. “Terkait pengembangan BBO, rata-rata target kami sekitar 3-5 BBO setiap tahun,” kata Direktur Utama Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, Pamian Siregar di Cikarang, kemarin.
Disampaikannya, target produksi BBO dalam negeri menyesuaikan dengan INPRES No.6 Tahun 2016 tentang percepatan dan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan (alkes). Dirinya pun mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi terkait dengan produksi BBO nasional, salah satunya minim teknologi. Hal ini menjadi alasan KAEF memilih Sungwun Pharmacopia sebagai partner bisnis untuk pengembangan dan produksi BBO.
Selain untuk transfer teknologi, kapabilitas sumber daya manusia (SDM) pun dapat ditingkatkan melalui kerja sama tersebut. Sebagai informasi, KFSP didirikan pada 25 Januari 2016 dan menjadi pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia, dalam bentuk joint venture KAEF dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan. Adapun komposisi pemegang saham yaitu sebanyak 80,67% digenggam KAEF, dan sisanya 19,33% dipegang oleh Sungwun Pharmacopia Co Ltd.
KFSP mendirikan pabrik BBO secara berkelanjutan dengan produk awal BBO dan high functional chemical yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Ada 12 BBO yang diproduksi KFSP, antaralain simvastatin, amlodipin, tenofovir, efavirenz, hingga povidone iodine. Ke depan, KFSP menargetkan akan memproduksi 28 BBO hingga 2024 yang dapat menekan impor hingga 20% atau setara Rp3,7 triliun.
Sebagai bentuk apreasisi kepada pemegang saham dan juga memberikan nilai tambah, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berencana membagikan dividen…
Pertimbangkan investasi, Hadi Suhermin, Direktur Utama PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) kembali berburu saham emiten jasa sewa forklift tersebut…
Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) optimistis mencapai target nilai kontrak baru senilai Rp14,5 triliun. Per Oktober 2024,…
Sebagai bentuk apreasisi kepada pemegang saham dan juga memberikan nilai tambah, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berencana membagikan dividen…
Pertimbangkan investasi, Hadi Suhermin, Direktur Utama PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) kembali berburu saham emiten jasa sewa forklift tersebut…
Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) optimistis mencapai target nilai kontrak baru senilai Rp14,5 triliun. Per Oktober 2024,…