Jawab Kebutuhan Masyarakat, Univ Moestopo Buka Konsentrasi Digital Broadcasting

 

NERACA

Jakarta – Perkembangan komunikasi semakin cepat dengan adanya teknologi. Sementara itu, perkembangan ilmu jauh lebih lambat dari perkembangan teknologi. Maka dari itu, perguruan tinggi memiliki otonomi untuk membuat ilmu semakin relevan dengan perkembangan teknologi. Hal itulah yang mendasari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) membuka konsentrasi baru yakni digital broadcasting.

Dekan Fikom Univ Moestopo Dr (C). H. Muhammad Saefulloh, M.Si menyampaikan bahwa pembukaan konsentrasi baru ini juga termasuk menjawab tuntutan dari industri untuk memfasilitasi perkembangan digital. Karena saat ini yang berkuasa uaitu teknologi komunikasi digital khususnya sosial media.

Saefulloh menjabarkan bahwa dalam konsentrasi digital broadcasting ini tak hanya mempelajari filsafat ilmu komunikasi, tetapi juga mempelajari new media, manajemen digital, produksi digital termasuk juga mempelajari sistem hukumnya. “Jadi memperdalam ilmu juga perlu dilakukan agar konten yang dihasilkan bisa dinikmati,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa konsentrasi ini dibuka melalui beberapa tahapan, baik dalam penyusunan profil lulusan, kurikulum dan muatan matakuliah, Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi komunikasi secara digital khususnya bidang broadcasting. Serta faktor-faktor lain yang masuk dalam pertimbangan pembukaan konsentrasi baru ini.

“Faktor-faktor tersebut diukur berdasarkan atas riset yang dilakukan secara internal yang dibagi atas empat kelompok yaitu perspektif keuangan, perspektif stakeholders, perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,” ungkapnya.

Saefulloh optimis dengan dibukanya konsentrasi baru ini memberi warna tersendiri bagi Fikom Moestopo sekaligus respon akan perubahan pada bidang broadcasting yang semakin canggih dan tantangan untuk mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan para pengguna.

“Para pengajar yang dilibatkan dalam konsentrasi digital broadcasting ini para praktisi yang berpengalaman dan memahami dengan baik bidang ini sehingga outputnya juga akan sesuai dengan tujuan dan target yang kami tetapkan,” ujarnya.

Lalu apa yang membedakan antara broadcasting dengan digital broadcasting, Saefulloh menyampaikan kalau broadcasting hanya terbatas TV dan radio. Sementara digital broadcasting lebih ke arah sosial media, podcast, youtube dan kanal digital lainnya. “Dari sisi teknis produksi juga berbeda. Kalau di broadcast itu siaran saja atau satu arah. Sementara digital broadcasting niatnya yaitu interaction,” jelasnya.

Soal mata kuliah, dalam konsentrasi digital broadcasting Univ Moestopo menyajikan 21 mata kuliah dengan muatan teori sebesar 25% dan muatan praktek 75%. Bagaimana dengan pengajarnya? “Kita kerjasama dengan beberapa instansi yang berkaitan dengan digital broadcasting dan tentunya para alumni Moestopo,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. H. Paiman Rahardjo, M.M., M.Si mengatakan, dibukanya konsentrasi baru ini untuk menjawab kebutuhan dan perkembangan teknologi komuikasi yang berkaitan digitalisasi. “Kampus harus mampu merespon perubahan baik konteks industri maupun kebutuhan masyrakat dan pengguna (stakeholder),” ujarnya.

“Dengan dibukanya konsetrasi baru ini diharapkan mampu meningkatkan animo calon mahasiswa untuk kuliah di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama),” ungkap Paiman Raharjo.

BERITA TERKAIT

Indonesia Catatkan Lima Warisan Dokumenter Sebagai Ingatan Kolektif Dunia

  Indonesia berhasil mencatatkan lima warisan dokumenter sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of The World (MoW) dalam Sidang Dewan…

Sistem Penjurusan untuk SMA Kembali Diberlakukan

  Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) harus kembali beradaptasi dengan sistem yang diberlakukan kembali yakni penjurusan IPA, IPS dan Bahasa.…

Pentingnya Kehadiran Ayah untuk Mencegah Generasi Stroberi

  Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat mencegah anak tumbuh menjadi…

BERITA LAINNYA DI

Indonesia Catatkan Lima Warisan Dokumenter Sebagai Ingatan Kolektif Dunia

  Indonesia berhasil mencatatkan lima warisan dokumenter sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of The World (MoW) dalam Sidang Dewan…

Sistem Penjurusan untuk SMA Kembali Diberlakukan

  Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) harus kembali beradaptasi dengan sistem yang diberlakukan kembali yakni penjurusan IPA, IPS dan Bahasa.…

Pentingnya Kehadiran Ayah untuk Mencegah Generasi Stroberi

  Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat mencegah anak tumbuh menjadi…