Inovasi Layanan Jalan Tol dari Hulu Sampai Hilir

Mulai terintegrasinya pembangunan infrastruktur jalan tol antara kawasan industri, pelabuhan, pariwisata hingga bandara memacu pertumbuhan pengguna jalan tol tiap tahunnya terus tumbuh. Pemerintah sendiri menyadari bahwa pembangunan dan integrasi infrastruktur transportasi, seperti jalan tol dan bandara selain meningkatkan efisiensi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang  tidak hanya terpusat di kota-kota besar.

Namun faktanya dalam pembangunan jalan tol tidak bisa mengandalkan anggaran dari pemerintah, tetapi membutuhkan banyak investor di luar BUMN. Apalagi, pembangunan jalan tol sendiri butuh modal besar dan masih memiliki hambatan dan risiko besar, seperti persoalan klasik pembebasan lahan dan menghadapi proyeksi lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang meleset. Maka dari itu, keberpihakan pemerintah menjadi daya tarik investor ikut pembangunan jalan tol. Kini seiring berjalannya waktu dan terbukannya swasta membangun jalan tol yang tidak hanya di dominasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono, kondisi ini pertanda sektor jalan tol merupakan usaha yang tahan gejolak. “Perspektif dan kalkulasi jangka panjang pada umumnya pendorong semakin baiknya appetite investor,”ungkapnya.

Selain itu, bermunculannya investor swasta ini merupakan buah kerja sama seluruh pihak untuk menarik investasi jalan tol. Oleh sebab itu, Kris berharap iklim ini terus terjaga dengan baik demi mengundang lebih banyak lagi modal di pembangunan infrastruktur tersebut. “Kuncinya jaminan kepastian dan mengawal model bisnis kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” katanya.

Dirinya juga memprediksi persaingan antar korporasi dalam menggarap bisnis jalan tol masih akan tetap sehat. Apalagi potensi investasi dari dalam negeri belum tergarap dengan maksimal. Karena tidak ada kompetisi tapi sinergi bersama membangun infrastruktur.

Kehadiran swasta dalam pembangunan jalan tol akan memberikan dampak positif adanya persaingan inovasi layanan dan kualitas jalan tol bagi penggunanya. Terlebih World Bank menilai kualitas jalan di Indonesia masih jauh dari standar internasional. World Bank mencatat Indonesia saat ini ada di urutan 84 dari 136 negara untuk urusan kualitas jalan tol. Padahal menurut catatan World Bank, total jaringan jalan di seluruh Indonesia mencapai 477 ribu kilometer. Nilai aset untuk jalanan sendiri mencapai 15% dari Produk Domestik Bruto. Setiap tahunnya Indonesia meningkatkan infrastruktur jalan menjadi Rp 70 triliun per tahun.

Dana yang besar tidak sebanding dengan kualitas jalan sebab pemeliharaan tidak dilakukan dengan serius oleh pemerintah. Dalam periode 2005 hingga 2011, hanya 8 ribu kilometer jalan utama yang mampu diperbaiki dengan melakukan sedikit pelebaran. Padahal menurut World Bank, perbaikan harus dilakukan dalam jangka panjang seperti menambah dua hingga empat jalur.

Tengok saja, kasus longsor dan retaknya jalan tol Cipali km 121-400 penyebabnya bukan hanya sekadar curah hujan yang tinggi seperti yang disampaikan oleh pengelola, tetapi patut diduga persoalan kualitas pembangunannya buruk. Struktur konstruksi jalan menggunakan beton cor bukan aspal diharapkan dapat bertahan hingga 30 tahun, namun baru sekitar maksimum 5 tahun sejak di bangun sudah retak di beberapa titik dan bahkan longsor.

Kemudian puluhan perbaikan sepanjang jalan tol Trans Jawa tak kunjung selesai hingga sekarang. Dengan rambu-rambu peringatan yang minimalis tentunya sangat membahayakan pengguna. Terbayang berapa kerugian operator sepanjang tahun sebagai dampak perbaikan-perbaikan yang tak pernah henti. Alhasil, konsekuensinya pengelola jalan tol harus memberikan ganti rugi kepada seluruh pengguna sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

 

Melengkapi Bisnis Utama

 

Tuntutan  masyarakat kepada  operator jalan tol yang tidak hanya bebas hambatan bagi penguna, tetapi juga kualitas layanan menjadi perhatian bagi pengelola jalan tol. Hal inipun lansung direspon positif PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang sudah lama bergelut di jalan tol dengan terus melakukan inovasi bisnis demi peningkatan kualitas jalan tol. Perseroan sendiri menyadari saat ini bukan lagi satu-satunya perusahaan pengelola jalan tol di Indonesia, sehingga inovasi merupakan keniscayaan seiring dengan perkembangan teknologi digital yang bergerak dinamis.

Kata Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Subakti Syukur, perlu strategi usaha agar perusahaan dapat berkembang. Untuk itu, Jasa Marga juga mengembangkan usahanya dibidang pemeiliharaan jalan tol melalui PT Jasa Marga Tollroad Maintenance (JMTM). Keberadaan PT JMTM tersebut diharapkan dapat mendukung lini bisnis utama Jasa Marga.“Jasa Marga sedang sangat serius untuk membangun anak perusahaan usaha lainya, di antaranya PT JMTM. Kita mau melengkapi bisnis proses dari A sampai Z untuk bisnis jalan tol. Jadi, PT JMTM ini akan mampu memprediksi atau merencanakan maintenance ke depan seluruh ruas jalan tol sekaligus melaksanakan maintenance itu sendiri,” ungkapnya.

Roy Ardian Darwis, Direktur Utama PT JMTM memastikan, kesiapan bagaimana anak usaha Jasa Marga tersebut dapat berjalan dan berkembang dengan segala sumber daya yang ada sehingga menjadi salah satu bisnis unggulan Jasa Marga. Dimana proses bisnis dalam tiap tahunnya akan tumbuh dan berkembang, dan pada tahun 2020 Perusahaan tersebut akan menjadi Maintenance Seluruh Ruas Jasa Marga Dan Anak Perusahaan Jalan Tol Jasa Marga.“Ini dapat dilihat dari pengalaman kerja perusahaan dalam bidang rekontruksi perkerasan jalan tol, penambahan jalur di ruas tol, pembangunan gerbang tol, pekerjaan perbaikan jembatan,” katanya.

Pekerjaan pembuatan marka jalan, rambu jalan, guadril pembatas jalan dan pekerjaan pemeliharaan jalan rutin yang semuanya telah dilakukan di ruas-ruas cabang Jasa Marga dan Anak Perusahaan di wilayah Jabodetabek dan Jawa. Sumber daya PT JMTM telah memakai teknologi dalam pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM) di lingkungan pekerjaannya, yaitu berupa mobil survei aset dan penelitian pengerasan jalan Hawkeye 2000. Mobil ini dapat mendata kerusakan permukaan jalan.

Selain itu, PT JMTM juga mempunyai produk Super Cold Mix Asphalt (SCMA), yaitu produk tambalan siap pakai yang cepat untuk menutup lubang-lubang di jalur tol. JMTM juga telah memiliki peralatan pemeliharaan jalan dengan teknologi terkini seperti tendem roller, cold mixing, asphalt finisher, flat bed truck, dan power broo.

Masih dalam peningkatan layanan dalam mengurai kemacetan saat pembayaran tol, Jasa Marga terus mengembangkan teknololgi pengganti tapping kartu agar transaksi lebih mudah dan cepat. Disampaikan Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal menyebutkan, saat ini ada dua pilihan teknologi yang bisa dibenamkan di kendaraan pengguna.”Pertama, menggunakan stiker, ditempel di kendaraan lalu ada alat yang akan otomatis scan stiker tersebut. Kedua, menggunakan OBU (on board unit) yang ditanamkan dalam kendaraan," ujarnya.

Donny menambahkan, segala hal yang dapat mempercepat transaksi di gerbang tol sedang diupayakan oleh pemerintah. Karena, selain menghemat waktu, tentunya antrean akan semakin sedikit. Nantinya, sistem baru yang sedang dirancang ini diharapkan bisa mengurangi waktu transaksi dari 7 detik menjadi 1-2 detik saja.

Lanjut Donny, segala inovasi teknologi ini tentu harus menunggu arahan dan regulasi dari pemerintah, karena tentu tidak bisa asal diterapkan. Sebelumnya, perseroan juga telah mengembangkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang memungkinkan pembayaran cashless tanpa tapping. Untuk tahap awal, korporasi melakukan pilot projectnya di Bali dengan menggandeng Blue Bird. Inovasi RFID ini dibuat untuk mempermudah  dan mempercepat waktu transaksi penguna jalan tol, sehingga pemakai jalan bertambah aman, nyaman dan puas, menurut Information and Technology Group Head PT Jasa Marga Tbk, Agus Sofian, teknologi ini nantinya akan diperluas di Jakarta dan Tol Trans Jawa. 

Kata Agus, Jasa Marga melalui Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) tengah mengembangkan teknologi yang mampu melakukan analisa kondisi jalan untuk kemudian diaplikasikan menjadi traffic management. Hal tersebut diharapkan mampu mencegah kepadatan di jalan tol. Sementara untuk menjamin kenyamanan pengguna jalan tol yang hendak beristirahat melepas penat selama perjalanan, aplikasi JM Care yang dirilis Jasa Marga dapat memberikan informasi ter-update terkait rest area terdekat yang dapat diakses oleh pengendara.

Hingga saat ini, perseroan telah berhasil menerapkan sistem pembayaran cashless 100% dan kedepan terus berusaha untuk mengembangkan sistem tapping menuju sistem free flow. Maka dari itu, Jasa Marga juga optimis pihaknya dapat menjadi sebagai market leader di bisnis jalan tol menyambut industri 4.0 ini. Salah satu caranya adalah dengan terus menghadirkan inovasi-inovasi yang memberikan benefit bagi para pengguna jalan di seluruh Indonesia.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Laris Manis Penjualan Properti - Grand House Mulia Kembali Rilis Parkville Serpong 2

Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Grand House Mulia TBK (HOMI) atau yang sering disebut dengan Grand Development bakal segera…

IFG Dorong Jasindo Tumbuh Sehat - Kedepankan Tata Kelola Perusahaan Yang Berintegritas

Menjalankan bisnis dengan prinsip tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GC) menjadi tuntutan. Berangkat dari upaya mewujudkan perusahaan yang…

Adhi Karya Kantongi Tiga Kontrak Baru Kontruksi Air

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) terus membidik potensi kontrak baru. Teranyar, perseroan mengantongi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laris Manis Penjualan Properti - Grand House Mulia Kembali Rilis Parkville Serpong 2

Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Grand House Mulia TBK (HOMI) atau yang sering disebut dengan Grand Development bakal segera…

IFG Dorong Jasindo Tumbuh Sehat - Kedepankan Tata Kelola Perusahaan Yang Berintegritas

Menjalankan bisnis dengan prinsip tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GC) menjadi tuntutan. Berangkat dari upaya mewujudkan perusahaan yang…

Adhi Karya Kantongi Tiga Kontrak Baru Kontruksi Air

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) terus membidik potensi kontrak baru. Teranyar, perseroan mengantongi…