Lepas Saham Treasury - Nippon Indosari Raup Dana Rp 459,41 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten produsen roti bermerek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengantungi dana segar sebesar Rp 459, 41 miliar dari penjualan saham treasury sebanyak 375,03 juta atau setara 6,06% kepada Lief Holdings Pte Ltd. Maka dengan aksi korporasi tersebut, kini Lief Holding Pte Ltd menjadi pemegang 6,06% saham perseroan.

Sekretaris Perusahaan Nippon Indosari, Sri Mulyana dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pengalihan yang dilakukan oleh perseroan kepada Lief Holdings Pte Ltd sebagai cerminanan komitmen dan dukungan penuh Wendy Yap terhadap perkembangan potensi bisnis perseroan di masa yang mendatang. Kemudian dana yang diraih dari penjualan saham treasury akan digunakan untuk pengembangan bisnis penjualan roti.

Asal tahu saja, Lief Holdings Pte Ltd merupakan perusahaan keluarga Yap dan Wendy Sui Cheng Yap yang juga menjabat direktur utama perseroan. Aksi pembelian saham oleh Lief Holdings ini dilakukan pada Senin (5/10). Dalam pelaksanaannya, perseroan menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai anggota bursa efek yang ditunjuk untuk melakukan pengalihan.

Lebih lanjut, Sri menjelaskan, rencana penggunaan dana hasil penjualan saham akan digunakan untuk keperluan ekspansi usaha perseroan dalam rangka pengembangan pasar produk roti di Indonesia. Selain itu, dana yang didapatkan juga diperuntukkan untuk membayar utang jangka pendek perseroan. “Diharapkan setelah pembayaran utang jangka pendek tersebut, dapat mengurangi beban bunga perseroan,” ujarnya.

Di sisi lain, Sri mengatakan, tidak ada perubahan pemegang saham pengendali setelah aksi penjualan saham. Terlebih, Lief Holding Pte Ltd tidak memiliki saham pada Bonlight Investment Ltd. Adapun secara rinci, struktur pemegang saham perseroan setelah dilaksanakannya penjualan saham yaitu, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk 25,77%, Bonlight Investment Limited 20,79%, Demeter Indo Investment Pte. Ltd 19,64%, Pasco Shikishima Corporation 8,50%, dan masyarakat 19,23%.

Sebelumnya, perseroan memiliki sebanyak 375,03 juta atau 6,06% saham treasury yang berasal dari hasil pembelian kembali saham (buyback) yang digelar perseroan pada periode 20 Juli 2018 hingga 11 Juni 2020 lalu. Perseroan melakukan buyback saham pada harga rata-rata Rp 1.148 per saham. Emiten berkode saham ROTI ini sebelumnya telah melepas seluruh sahamnya sejumlah 55% di anak usahanya, yakni Sarimonde Food Corporation (SMFC), kepada Monde Nissin Corporation MNC. Perseroan berharap setelah langkah ini diambil dapat lebih fokus kepada pengembangan usaha di dalam negeri. Dana yang diperoleh dari aksi ini akan digunakan untuk menunjang kegiatan usaha perseroan.

Hingga paruh pertama 2020, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,67 triliun, meningkat 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triliun. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat mencapai Rp 91,44 miliar, terkoreksi 9,86% dari sebelumnya Rp 101,45 miliar pada periode sama tahun lalu.




 

BERITA TERKAIT

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…