Spindo Bukukan Rugi Bersih Rp 75,2 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2020, PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo mencatatkan rugi bersih Rp75,2 miliar. Kerugian yang diderita perseroan diakibat rugi selisih kurs yang terjadi sepanjang periode tersebut. Kondisi ini terbalik dari kondisi pada periode yang sama tahun lalu yang masih membukukan laba bersih Rp21,66 miliar.

Sekretaris Perusahaan dan Investor Relation Spindo, Johanes Edward dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan bahwa rugi bersih itu terjadi akibat rugi selisih kurs senilai Rp132 miliar akibat melonjaknya nilai tukar rupiah pada periode tersebut.”Faktor utama kerugian selisih kurs adalah bergeraknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp16.367, yang merupakan kenaikan Rp2.133 dibandingkan dengan kurs pada penutupan tahun lalu, yakni Rp13.901 per dolar AS,” katanya.

Johanes menjelaskan dengan adanya kewajiban Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika akibat penggunaan Letter of Credit (LC), maka perseroan harus menampilkan kerugian selisih nilai tersebut sesuai dengan standar Akuntansi. Selain itu, dia mengatakan bahwa dengan adanya perubahan nilai tukar tersebut, perseroan juga melakukan penyesuaian harga. Hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan pergerakan harga bahan baku, baik impor maupun domestik.

Meski mencatatkan rugi bersih, lanjutnya. dari sisi operasional perseroan masih menghasilkan laba. Perolehan laba kotor perseroan pada kuartal I/2020 tercatat sebesar Rp136 miliar, hanya terpaut sekitar Rp1 miliar dari laba kotor pada periode yang sama tahun lalu. Perolehan laba kotor tersebut ditopang oleh efisiensi pada beban pokok, yang berhasil diturunkan dari Rp1,09 triliun menjadi Rp915,41 miliar.

Penurunan itu dapat mengimbangi pendapatan yang juga menurun sekitar Rp170 miliar menjadi Rp1,05 triliun.“Atas perolehan ini, kami mencatatkan margin laba kotor sekitar 13%, naik 2% dari margin laba kotor pada periode yang sama tahun lalu senilai sekitar 11%,” ujar Johanes.

Sepanjang kuartal I/2020, sektor konstruksi, infrastruktur, dan utilitas masih mendominasi penjualan Spindo, atau mencapai 57% dari total penjualan. Sementara itu, penjualan kepada sektor otomotif mencapai 22%. Peningkatan serapan pasar terjadi pada sektor furnitur yang menyumbang sekitar 21 persen pendapatan perseroan pada kuartal I/2020. Adapun, kontributor terendah adalah penjualan kepada sektor minyak dan gas yang mencapai kurang dari 1%.

Johanes menambahkan, volatilitas nilai tukar yang menjadi penekan laba bersih perseroan diperkirakan akan lebih stabil pada paruh kedua tahun ini. Dia meyakini hal tersebut akan membuat tekanan nilai tukar terhadap periode selanjutnya tidak akan seberat pada kuartal I/2020.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…