TBIG Bakal Buyback Saham Rp800,80 Miliar

NERACA

Jakarta –Menjaga pertumbuhan likuiditas harga saham di pasar, emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) berencana membeli kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya 396,50 juta saham dengan nominal maksimal Rp800,80 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, buyback diperkirakan mencapai 1,75% atau 396.500.000 lembar dari total saham. Untuk mengeksekusi rencana ini, perseroan menyiapkan dana maksimal Rp800.800.000.000 yang bersumber dari kas internal. Disebutkan, perseroan menggunakan kas internal sebagai sumber pendanaan untuk pembelian kemabli saham, dengan asumsi buyback saham terlaksana sepenuhnya sebesar Rp800,80 miliar, maka aset dan ekuitas perseroan akan menurun.

Meski demikian, perseroan berkeyakinan bahwa aksi buyback tersebut tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha TBIG mengingat perseroan memiliki modal kerja dan ketersedian dana tunai yang memadai. Selain itu, pembelian kembali saham perseroan tidak akan menimbulkan dampak penurunan atas pendapatan perseroan.

Manajemen mengungkapkan, TBIG melakukan buybcak dengan dua pertimbangan utama, yaitu membaiknya kinerja keuangan perseroan yang menghasilkan arus kas yang melebihi dari jumlah yang diperlukan dalam mempertahankan peningkatan dan pertumbuhan. Selain itu, TBIG memandang aksi tersebut dapat menciptakan fleksibilitas dalam rangka menjaga stabilitas harga saham perseroan.

Sehubungan dengan rencana tersebut, manajemen Tower Bersama Infrastructure akan meminta persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar pada 30 Mei 2024. Setelah meraih restu dari para pemegang saham, TBIG akan memulai buyback saham terhitung sejak tanggal persetujuan RUPS. Proses buybcak akan dilakukan secara bertahap dimulai sejak tanggal 31 Mei 2024 sampai dengan 30 Mei 2025 (12 Bulan) atau tanggal lainnya yang ditetapkan oleh RUPS.

Perseroan juga mengungkapkan, rencana penerbitan surat utang senilai US$900 juta di bursa efek Singapura. Dana yang diterima dari penerbitan surat utang ini untuk membayar utang yang akan jatuh tempo atau percepatan pembayaran. Seperti diketahui, TBIG masih mencatatkan total kewajiban sebesar Rp29,141 triliun pada akhir tahun 2023. Dari total jumlah itu, 3 surat utang dalam nilai jumbo tercatat di Bursa Singapura. Rinciannya, Global Notes senilai US$350 juta jatuh tempo pada tanggal 21 Januari 2025. Lalu, global notes senilai US$ 300 juta jatuh tempo pada 20 Januari 2026.

Terakhir, global notes senilai US$ 400 juta yang akan jatuh tempo 2 Mei 2027. Dampaknya, TBIG harus membayar bunga 8% per tahun hingga jatuh tempo setelah 10 tahun usai penerbitan. Selain itu, rasio lancar atau aset lancar dibanding kewajiban jangka pendek membengkak menjadi 0,5 X dari 0,3 X. Lalu, Debt Coverage Service Ratio naik menjadi 0,7 X dari 0,5X. Sedangkan interest coverage ratio tetap.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…