2020, PT Angkasa Pura II Targetkan Pendapatan Rp12,8 T

NERACA

Jakarta – Tahun 2020, PT Angkasa Pura II (Persero) optimis bahwa pendapatannya di tahun 2020 ini akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  

President Director PT Angkasa Pura II (AP II), Muhammad Awaluddin memprediksi pendapatan AP II di tahun 2020 bisa mencapai Rp12,8 triliun pada tahun ini atau naik 34 persen dibandingkan dengan prognosa 2019. Adapun laba bersih pada 2020 diproyeksikan lebih dari Rp3 triliun dengan EBITDA Rp5,3 triliun.

“Pendapatan pada tahun ini merupakan kontribusi dari bisnis aeronautika Rp6,26 triliun, dan non-aeronautika Rp6,54 triliun yang didalamnya sudah termasuk pendapatan kargo,” terang Awaluddin di Jakarta.

Memang, Awaludin mengakui, di tahun 2019 pun pendapatan AP II juga lebih tinggi dibandingkan tahun 2018.  Berdasarkan catatannya, sepanjang Januari – Desember 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp9,53 triliun atau naik 1% dibandingkan dengan Januari – Desember 2018 sebesar Rp9,48 triliun.

Kenaikan pendapatan dicapai perseroan di tengah turunnya jumlah penumpang pesawat di pasar nasional karena harga tiket pesawat pada 2019 dinilai lebih mahal dibandingkan dengan 2018. “Total di pasar nasional, penurunan jumlah penumpang tahun ini diprediksi mencapai 18-20 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” tutur Awaludin.

Hal ini lantaran perseroan berhasil menjaga pendapatan untuk tetap tumbuh melalui beberapa strategi. Diantaranya yakni memperluas portofolio bisnis, melakukan efisiensi, serta meningkatkan trafik di rute internasional.

“Melalui strategi itu, PT Angkasa Pura II kini perlahan-lahan tidak lagi bergantung dari pendapatan passenger service charge [PSC], sehingga pendapatan perseroan tetap dapat tumbuh kendati jumlah penumpang pesawat turun,” tutur Awaludin.

Awaludin menjelaskan PSC adalah bisnis aeronautika dari PT Angkasa Pura II, yang berasal dari kontribusi penumpang pesawat atas jasa dan fasilitas yang ada di bandara.

“Jika kami tidak memperluas portofolio bisnis maka mungkin saja pendapatan turun seiring dengan turunnya jumlah penumpang pesawat di pasar domestik. Namun, kami berhasil tetap mempertahankan pertumbuhan pendapatan,” ungkap Awaluddin.

Sedangkan di tahun 2020, menurut Awaludin, ini menjadi yang pertama kalinya bahwa kontributor pendapatan terbesar AP II berasal dari bisnis non-aeronautika yaitu sebesar 51 persen. Selain itu, pengelolaan portofolio perusahaan juga masuk ke adjacent business (beyond the core).

“Implementasi dari konsep ini adalah mengutilisasi secara maksimal revenue eksisting dalam bentuk multi-sided revenue stream, seperti digital business, big data, transportation platform system, dan lain lain,” ucap Awaludin.

Tidak hanya itu, Awaludin menghimbau kepada seluruh anak usaha untuk meraih pendapatan Rp3,4 triliun atau sekitar 26,7 persen dari total pendapatan 2020.

Disisi lain, AP II memprediksi jumlah penumpang pesawat seluruh bandara yang dikelola mencapai 93,92 juta. Target tersebut naik sekitar 4,3% dibandingkan dengan tahun lalu.

Pergerakan pesawat diproyeksikan mencapai 771.940 atau naik 4,2 persen, dan pengelolaan kargo naik 4,2 persen menjadi 802.177 ton. “Kami juga menargetkan peringkat Soekarno-Hatta dapat membaik hingga masuk ke jajaran 30 besar bandara terbaik di dunia,” harap Awaludin.

Sebab, menurut Awaludin, mengingat AP II telah memperbesar kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa menjadi 46,62 persen sehingga PT Angkasa Pura II kini menjadi pemegang saham pengendali.

PT Gapura Angkasa sendiri memiliki prospek bisnis yang sangat cerah dengan jaringan operasional di lebih dari 50 bandara di Indonesia. Seperti diketahui, bisnis utama dari PT Gapura Angkasa sendiri adalah jasa ground handling di samping juga memiliki bisnis kargo dan asistensi penumpang pesawat di bandara.

Di samping itu, bisnis digital yang dijalankan AP II sejak 2018 telah tumbuh signifikan pada tahun 2019. Bisnis Digital perseroan terbagi dalam tiga bagian yakni Airport E-Commerce, Airport E-Payment, dan Airport E-Advertising.

Tapi pada tahun 2020 ini merupakan tahun yang penting bagi AP II karena awal dimulainya Corporate Strategic Transformation 2.0. Lewat strategi ini, AP II tidak hanya bertumpu pada bisnis inti semata, melainkan memanfaatkan sumber penerimaan dari pos seperti bisnis digital, big data, platform sistem transportasi, dan lain-lain.

Sehingga, AP II akan memperkuat sinergi dengan anak-anak usaha yaitu PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Aviasi, PT Angkasa Pura, PT Gapura Angkasa, dan PT Angkasa Pura Solusi (PT Angkasa Pura Solusi Integra dan PT Angkasa Pura Sarana Digital).

“Sehingga kami akan mendorong digitalisasi bandara secara terus menerus lewat konsep Smart Airport,” ucap Awaludin.

Rencananya, Awaludin menjelaskan pada 2020-2024, perseroan akan mengimplementasikan teknologi mutakhir di bandara di antaranya Artifical Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), big data analytics, roboting, automation, Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR).

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…