Sikapi Investasi Ilegal - BOSS Tidak Ada Hubungan dengan Hanson

NERACA

Jakarta –Menyikapi kasus investasi ilegal yang dilakukan PT Hanson International Tbk (MYRX) dan menyeret PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) sehingga masuk kedalam daftar saham-saham yang perlu diwaspadai terkait dugaan membuat BOSS  memberikan klarifikasi terkait informasi pada berita tersebut yang telah menyebar luas, bahwa berita tersebut tidak benar, menyesatkan, dan berpotensi membuat pelaku pasar memberikan penilaian negatif terhadap saham PT.Borneo Olah Sarana Sukses Tbk yang beredar di pasar.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, perseroan menjelaskan, tidak pernah melakukan hubungan atau komunikasi langsung maupun tidak langsung kepada pihak PT.Hanson International Tbk ataupun pihak-pihak yang dikaitkan dalam kasus dugaan investasi illegal tersebut. Sebagai informasi, produsen batu bara mecatatkan penjualan bersih di kuartal tiga 2019 sebesar Rp 189 miliar atau naik 3%  dibandingkan penjualan di periode sama tahun sebelumnya senilai Rp183,2 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp118 miliar dibandingkan Rp102.37 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut dikarenakan pengaruh peningkatan beban produksi dan pengembangan wilayah tambang oleh perusahaan. Kemudian volume produksi batu bara BOSS sebesar 342,515 ton hingga bulan September 2019 atau meningkat 101 % (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. 

Direktur Keuangan BOSS, Widodo Nurly Sumady mengungkapkan, pencapaian tersebut berasal dari sejumlah strategi yang diterapkan oleh BOSS, baik dengan meningkatkan produksi batubara, menurunkan biaya produksi batubara maupun meningkatkan infrastruktur pendukung terkait dengan meningkatnya penjualan batubara.

Dalam hal meningkatkan produksi batubara dan menurunkan biaya produksi batubara, BOSS  menambah armada alat berat baik untuk produksi maupun pendukung produksi. Disamping ini, BOSS juga meningkatkan produktivitas alat berat dan tenaga kerja. Dengan meningkatknya penjualan batubara, BOSS juga membangun infrastruktur pendukung penjualan yang mana disebut  Transhipment Solution (barge to barge transfer floating conveyor) di sungai Mahakam. Saat ini tercatat stok batubara hasil produksi sekitar 240.000 ton sampai dengan triwulan  ketiga. Stock ini diperkirakan cukup untuk penjualan sampai bulan April 2020. 

 

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…