Kebijakan Tarif di AS akan Pengaruhi Ekonomi Global

 

NERACA

Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan bahwa kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mempengaruhi kebijakan perekonomian global.

“Sebagai salah satu contohnya adalah bagaimana tarif yang dikenakan kepada Meksiko dan juga Kanada dan juga China ini akan berpotensi berdampak kepada perekonomian Amerika Serikat itu sendiri. (Ini) berpotensi adanya inflasi, berpotensi ada penurunan dari daya beli masyarakatnya, ketidakpastian iklim bisnis dengan adanya hambatan perdagangan di masa depan, dan juga tarif balasan dari mitra dagang.” ucap Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian PPN/Bappenas Laksmi Kusumawati dalam Seminar Nasional: Outlook Hukum dan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Kamis (27/2).

Sejak hari pertama menjabat sebagai Presiden AS, Trump menyetujui perintah eksekutif untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen kepada Meksiko dan Kanada yang mulai efektif pada awal Februari 2025, yang kemudian diundur menjadi awal Maret 2025. Trump turut memberikan tarif sebesar 10 persen bagi seluruh barang impor dari Negeri Paman Sam ke China. Hal tersebut berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi untuk perekonomian AS sendiri maupun dunia.

Pengenaan tarif berpotensi meningkatkan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) sebesar 0,6 persen pada tahun 2026, lalu dapat menurunkan daya beli masyarakat seiring kenaikan harga barang maupun jasa dan penurunan upah riil.

Kemudian juga bisa menyebabkan ketidakpastian iklim bisnis terkait hambatan perdagangan di masa mendatang, sehingga mempengaruhi Return of Investment (ROI), terutama sektor bisnis yang mengandalkan barang impor. Terakhir, kebijakan tarif AS berpeluang menimbulkan tarif balasan bagi mitra perdagangan Internasional AS, sehingga bisa menurunkan daya saing produk ekspor AS.

“Apabila kita lihat dari perekonomian dunia, dengan adanya kebijakan dari Presiden Trump ini, maka Meksiko pun dengan pengenaan tarif 25 persen ini juga akan bisa mendorong potensi Meksiko mengalami perekonomian yang menurun (karena peningkatan biaya produksi perusahaan Meksiko, khususnya di bidang manufaktur), namun juga akan melakukan balasan kepada Amerika Serikat. Demikian pula dengan Kanada, potensi ini akan juga melakukan adanya balasan dan ini akan mengganggu kinerja perekonomian baik di Amerika Serikat, Kanada, ataupun global,” ungkap Laksmi.

Sama halnya seperti negara lain yang dikenakan tarif, China berpotensi melakukan balasan berupa pengenaan tarif pada komoditas ekspor pertanian AS, sehingga memunculkan perang dagang. Bagi negara lain di dunia, pengenaan tarif dari Trump bisa mengganggu kinerja perdagangan internasional.

 

BERITA TERKAIT

Koperasi Diharapkan Bisa Kelola Tambang

  NERACA Jakarta - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengeluarkan…

Dominasi Negara G7 di Sektor Ekonomi Mulai Menurun

  NERACA Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan bahwa ada penurunan dominasi ekonomi dari negara-negara…

Pemerintah Perlu Evaluasi Kebijakan Seputar Harga Beras

  NERACA Jakarta - Setiap kali harga beras naik, masyarakat resah. Namun, di sisi lain, petani tetap hidup dalam ketidakpastian.…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Koperasi Diharapkan Bisa Kelola Tambang

  NERACA Jakarta - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengeluarkan…

Kebijakan Tarif di AS akan Pengaruhi Ekonomi Global

  NERACA Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan bahwa kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat…

Dominasi Negara G7 di Sektor Ekonomi Mulai Menurun

  NERACA Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan bahwa ada penurunan dominasi ekonomi dari negara-negara…