Pemerintah Didorong Bikin Kebijakan Pengurangan Sampah

 

 

NERACA

Jakarta – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mendorong pemerintah untuk melakukan optimalisasi pengurangan sampah, terutama jenis organik yang mendominasi timbulan sampah sebagai salah satu cara mengatasi isu tersebut di Tanah Air.

"Menurut kami ada pendekatan-pendekatan yang lebih fleksibel, pendekatan yang ramah lingkungan, ada pendekatan yang tidak membutuhkan cost besar, triliunan rupiah, misalnya untuk PLTSa," kata Manajer Kampanye Polusi dan Perkotaan WALHI Nasional, Abdul Ghofar dalam diskusi daring Aliansi Zero Waste Indonesia dipantau dari Jakarta, Kamis (14/11).

"Ada kebijakan-kebijakan yang mendorong upaya pengurangan sampah," tambahnya. Dia menyoroti bahwa pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan yang lebih tepat sasaran, termasuk perluasan pelarangan plastik sekali pakai dan menghindari sampah organik masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Hal itu karena sampah organik menjadi mayoritas dalam timbulan sampah Indonesia, dengan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2023, memperlihatkan persentase terbesar adalah sampah sisa makanan, yakni 39,78 persen serta kayu/ranting di posisi ketiga dengan 12,03 persen.

Total timbulan sampah di Indonesia pada 2023 mencapai 38,4 juta ton dihasilkan oleh 368 kabupaten/kota. Fokus pada upaya pengurangan sampah itu dikarenakan dalam kajian yang dilakukan WALHI terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di empat kota menemukan beberapa konsekuensi dari pengadaannya sebagai solusi pengelolaan sampah.

Ghofar menjelaskan beberapa faktor PLTSa dikhawatirkan tidak optimal dalam pengelolaan sampah, karena potensi mendorong peningkatan anggaran pengelolaan sampah daerah, ketidaksesuaian PTLSa dengan rencana pengelolaan sampah lainnya, karena membutuhkan sampah dalam jumlah besar dan diskoneksi komposisi sampah dengan kebutuhan PLTSa dimana mayoritas adalah sampah organik.

Di sisi lain, terdapat dampak yang perlu pendalaman lebih lanjut, termasuk pelepasan emisi dan partikulat dari proses pembakaran sampah yang dilakukan PLTSa. WALHI juga menyoroti pentingnya membudayakan upaya pengurangan sampah, termasuk target nol sampah di tingkat kabupaten/kota dan gerakan guna ulang.

Dia mendorong pembangunan infrastruktur untuk mendorong pendekatan yang fleksibel, ramah biaya dan selaras dengan alam. "Misalnya, teman-teman yang mendorong pangan berkelanjutan, mengurangi food waste dan food loss yang kerugiannya triliunan rupiah. Ini bisa mengurangi sampah organik masuk ke TPA," tuturnya.

WALHI juga menyerukan agar dikembangkan jasa pengumpulan sampah yang lebih mampu bertahan dan fasilitas pengomposan terpadu dalam skala wilayah.

BERITA TERKAIT

SIG Tingkatkan Kesejahteraan Petani Lewat Program Semen Gresik Sahabat Petani

  NERACA Jakarta – Program Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP) yang dijalankan oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk…

PPN 12% Bakal Diterapkan Tahun Depan

    NERACA Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12…

Ada Peluang Turunnya Harga Tiket Pesawat

    NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyatakan bahwa ada peluang penurunan harga tiket pesawat setelah hasil…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

SIG Tingkatkan Kesejahteraan Petani Lewat Program Semen Gresik Sahabat Petani

  NERACA Jakarta – Program Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP) yang dijalankan oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk…

PPN 12% Bakal Diterapkan Tahun Depan

    NERACA Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12…

Ada Peluang Turunnya Harga Tiket Pesawat

    NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyatakan bahwa ada peluang penurunan harga tiket pesawat setelah hasil…