NERACA
Sukoharjo – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mengupayakan peningkatan ekspor furnitur agar semakin merambah pasar global. Hal ini penting dilakukan karena furnitur merupakan salah satu produk ekspor andalan Indonesia. Oleh karena itu, Kemendag terus mendorong pelaku usaha kecil menengah (UKM) Berani Inovasi Siap Adaptasi (UKM BISA Ekspor).
Mendag Budi menyampaikan hal itu dalam kunjungan kerjanya, Kamis, (31/10) di PT Mulya Abadi Indocarpentry (MA Carpentry), Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Turut mendampingi Mendag Budi, yaitu Plt.Sekretaris Jenderal Isy Karim.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan bahwa UKM BISA Ekspor merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong UKM yang berdaya saing, inovatif, dan mampu beradaptasi terhadap permintaan pasar global.
“Dalam mendorong UKM BISA Ekspor, Kemendag terus berupaya mendorong perluasan akses pasar produk Indonesia di pasar global melalui sejumlah langkah. Langkah-langkah tersebut meliputi fasilitasi pelaku usaha pada pameran produk bertaraf internasional, pengikutsertaan dalam misi dagang, serta pemanfaatan perjanjian dagang Indonesia dengan negara mitra,” ungkap Budi.
Selain itu, Budi menegaskan, Kemendag berkomitmen mendukung UKM furnitur agar terus mempertahankan posisi Indonesia sebagai eksportir furnitur di pasar global.
Saat ini, Indonesia merupakan eksportir produk furnitur urutan ke-21 dunia dengan tren pertumbuhan yang positif sebesar 15,93 persen selama periode lima tahun terakhir (2019—2023). “Oleh karena itu, para pelaku usaha dapat memanfaatkan lebih dari 40 perwakilan perdagangan Kemendag di luar negeri yang bertugas memasarkan produk-produk dalam negeri,” ujar Budi.
Khusus untuk furnitur berbahan rotan, Kemendag akan melakukan pendampingan kepada para pelaku UKM furnitur rotan agar dapat meningkatkan ekspor. “Pendampingan meliputi pembuatan desain dan purwarupa khusus rotan sehingga dapat diterima di pasar global, serta pameran di luar negeri,” tutur Budi.
Sehingga dalam hal ini, kunjungan Budi ke PT MA Carpentry bertujuan untuk meninjau dan berdiskusi langsung mengenai perkembangan pelaku usaha furnitur dan mendukung UKM lokal dalam upaya pemerintah meningkatkan ekspor furnitur berkualitas.
Budi berharap, produk furnitur tetap membawa ciri khas Indonesia yang dikenal pasar global memiliki keahlian tinggi dalam pembuatan produknya. Produk furnitur Indonesia akan terus berkembang seiring dengan peningkatan kualitas dan pemenuhan kepatuhan internasional. Diharapkan sektor furnitur juga akan semakin banyak menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Berdasarkan data Statista (Juli, 2024), peluang pasar ekspor produk furnitur global masih cukup menjanjikan. Pendapatan (revenue) pasar furnitur global pada 2024 diproyeksikan mencapai USD765 juta. Sementara itu, tingkat pertumbuhannya pada 2024 – 2029 diperkirakan sebesar 3,79 persen per tahun.
Melihat potensi tersebut, Mendag Budi menyatakan, industri lokal seperti PT MA Indocarpentry dapat memegang peran penting dalam memenuhi permintaan global akan produk furnitur berkualitas dengan bahan kayu berkelanjutan dan menjadi bagian dari rantai pasokglobal.
Budi berharap, dengan adanya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, produk furnitur Indonesia dapat semakin bersaing di pasar global. “Kami bersama-sama mengedepankan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi bisnis dalam mendorong penetrasi produk ekspor Indonesia ke pasar global,” ungkap Budi.
Tidak hanya Kemendag, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) furnitur dalam negeri agar terus mengembangkan potensinya dalam menyongsong persaingan pasar yang semakin luas. Beragam jenis produk dengan kualitas tinggi, desain menarik dan fungsional, serta bahan baku inovatif menjadi hal mendasar yang kini harus dikuasai oleh pelaku industri furnitur di tanah air.
“Berbagai inovasi yang dihasilkan oleh para pelaku IKM furnitur, khususnya yang telah mampu mengimplementasi perkembangan produk furnitur global, menjadi acuan dan inspirasi bagi para pelaku IKM yang masih bersifat konservatif dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan perkembangan tren pasar dan kebutuhan konsumen,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita.
Reni menegaskan, pihaknya senantiasa mendukung pengembangan pelaku IKM furnitur lokal agar bisa lebih berdaya saing global. Langkah strategis yang telah dijalankan, antara lain melalui pelaksanaan bimbingan teknis produksi, restrukturisasi mesin dan peralatan, pengembangan sentra IKM, serta fasilitasi mesin dan peralatan. Reni juga mengemukakan, IKM furnitur lokal memiliki peluang untuk dapat mengakses ke kancah global.
NERACA Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakornis) Pengembangan Investasi Pariwisata…
NERACA Pasuruan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjadi salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan perlunya edukasi keragaman pangan lokal dan pilihan makanan yang lebih sehat. Gelaran Salon…
NERACA Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakornis) Pengembangan Investasi Pariwisata…
NERACA Pasuruan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjadi salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan perlunya edukasi keragaman pangan lokal dan pilihan makanan yang lebih sehat. Gelaran Salon…