NERACA
Tengerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengajak pelaku usaha memanfaatkan pasar ekspor di kawasan Afrika. Sejumlah produk makanan dan minuman,maupun kosmetik dan obat-obatan bersertifikat halal dan berkualitas, sangat diminati. Pada 2023, ekspor nonmigas ke Nigeria dan Chad berhasil menembus angka hingga jutaan dolar.
Saat membuka Forum Bisnis Indonesia, Nigeria, dan Chad di Tangerang, Banten, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Arief Wibisono mengungkapkan forum bisnis ini merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan KBRI Abuja dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos.
Forum tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian pameran dagang internasional terbesar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39.
“Kami terus mengajak pelaku usaha Indonesia untuk menjajaki kemitraan dengan pembeli dari Nigeria dan Chad. Khususnya, produk halal, makanan, kosmetik, dan obat-obatan yang memiliki permintaan tinggi. Manfaatkan juga keberadaan perniagaan elektronik,” kata Arief.
Arief menekankan, potensi pasar di bidang halal, makanan, kosmetik, dan obat-obatan memiliki permintaan tinggi.
Pada 2023, ekspor nonmigas Indonesia ke Nigeria mencapai USD497,97 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Nigeria, antara lain, minyak kelapa sawit, besi dan baja, dan produk saus. Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari Nigeria mencapai USD119,90 juta.
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke Chad mencapai USD 2,03 juta. Produk-produk ekspor Indonesia ke Chad terutama vaksin, sabun, dan insektisida.
“Indonesia bangga menjadi bagian dari jaringan perdagangan global yang mencakup tidak hanya pasar tradisional, tetapi juga pasar-pasar yang sedang bertumbuh besar seperti Nigeria dan Chad. Kami melihat potensi sangat besar untuk menjalin hubungan dagang yang saling menguntungkan,”tutur Arief.
Arief menambahkan, Nigeria dan Chad punya potensi masing-masing yang menjadi daya tarik dalam menjalin kerja sama perdagangan. Nigeria merupakan negara dengan pasar yang besar dengan populasi mencapai lebih dari 200 juta orang. Sementara itu, posisi geografis Chad di Afrika Tengah menandakan adanya pasar untuk produk dan jasa Indonesia di negara itu.
“Keahlian Indonesia di bidang manufaktur, obat-obatan, dan barang konsumsi (consumer goods) akan bisa merespons dengan baik kebutuhan-kebutuhan dari pasar Nigeria dan Chad. Indonesia punya fokus dalam memproduksi produk-produk tersertifikasi halal yang berkualitas tinggi. Kemampuan ini menempatkan Indonesia lain daripada yang lain. Indonesia mampu memenuhi kebutuhan yang meningkat di Nigeria dan Chad,” kata Arief.
Keahlian Indonesia dalam perdagangan, jika dipadukan dengan sumber daya alam dan pertumbuhan pasar di Nigeria dan Chad, akan mewujudkan kolaborasi skala besar yang bermanfaat bagi perekonomian semua pihak.
“Kita dapat bersama-sama membuka peluang baru, meningkatkan perdagangan, dan memperkuat hubungan Indonesia, Nigeria, dan Chad,” ungkap Arief.
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menegaskan pentingnya kawasan Afrika sebagai mitra strategis dalam mencapai pembangunan ekonomi yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan negara-negara di benua tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala N. Mansury mengungkapkan, “hal yang diharapkan adalah kita terus melakukan kerja sama, mengingat Indonesia dan Afrika ini memiliki banyak nilai strategis antara Indonesia dengan banyak negara-negara Afrika.”
Pahala menekankan bahwa kerja sama ini sangat penting, terutama di tengah ketegangan konflik geopolitik yang terjadi saat ini. Negara-negara kawasan Selatan, termasuk Indonesia dan Afrika, diharapkan dapat menegaskan posisi non-blok mereka untuk mengurangi ketegangan tersebut.
Pahala juga menyoroti hak untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah pihak. “Right to develop ini salah satu hal yang ingin kita perjuangkan bersama,” ungkap Pahala.
Dengan populasi Afrika yang kini mencapai 1,4 miliar, Pahala menjelaskan bahwa ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ke nontradisional, termasuk dalam sektor kelapa sawit, makanan-minuman, dan pakaian.
“Diversifikasi pasar ini diharapkan dapat memberikan pasokan komoditas yang lebih beragam serta memperluas tujuan ekspor dan potensi investasi di luar negeri,” tambah Pahala.
Menurut data Bank Pembangunan Afrika, pertumbuhan ekonomi kawasan Afrika diperkirakan mencapai 3,2 persen pada 2023, dengan estimasi lonjakan menjadi 3,8 persen pada 2024.
“Ini adalah arti strategis dari Afrika kenapa kita mulai dari sekarang mengembangkan hubungan antara Indonesia dengan Afrika,” jelas Pahala.
Tidak hanya itu, terkait dengan Afrika, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra di Afrika dan Pasifik melalui kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC), terutama di sektor pertanian.
NERACA Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menargetkan koperasi bisa tumbuh besar di tahun mendatang, dan terus berkontribusi bagi…
NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) terus melakukan pengawasan terhadap…
NERACA Jakarta - Kinerja sektor perikanan budi daya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu…
NERACA Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menargetkan koperasi bisa tumbuh besar di tahun mendatang, dan terus berkontribusi bagi…
NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) terus melakukan pengawasan terhadap…
NERACA Jakarta - Kinerja sektor perikanan budi daya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu…