PROGRAM B40 DILAKSANAKAN 2025 - Jokowi Jamin Hilirisasi Pangan Dilanjutkan

Jakarta-Presiden Jokowi menjamin presiden terpilih, Prabowo Subianto akan melanjutkan program hilirisasi pangan melalui berbagai sektor. Ini diungkapkannya usai meresmikan fasilitas pengolahan bauksit Smelter Grade Alumina (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9). Proyek smelter bauksit ini merupakan garapan PT Bauksit Alumina Indonesia (PT BAI) sebagai konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

NERACA

Jokowi mengatakan, peresmian proyek SGAR jadi upaya pemerintah untuk terus melanjutkan proses pengolahan sumber daya alam, khususnya di sektor mineral dan batu bara (minerba). Sehingga negara tak lagi tergantung pada produk-produk impor, dan menciptakan efek pengganda atau multiplier effect. 

"Kita harapkan kita tidak ekspor bahan mentah lagi semuanya diolah di dalam negeri, nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri," ujar Kepala Negara.  

Preside mengatakan, satu per satu proyek smelter di Tanah Air telah sukses dituntaskan dalam waktu dekat ini. Mulai dari smelter milik PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE Gresik, Jawa Timur, hingga smelter tembaga dan logam mulia PT Amman Mineral International Tbk di Sumbawa Barat, NTB.

Tak berhenti di situ saja, ia menambahkan, dirinya juga telah mengamanahkan Prabowo Subianto untuk melanjutkan program hilirisasi di sektor lainnya, khususnya pangan. Program hilirisasi pangan nantinya akan turut menyasar sejumlah bidang yang menyimpan harta karun komoditas. Mulai dari pertanian, perkebunan, hingga kelautan. "Saya juga diskusi panjang dengan pak Prabowo beliau akan memulai hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan," kata Jokowi.

"Artinya sektor pangan juga akan masuk ke proses hilirisasi. Dan itu nilai tambah akan berada di dalam negeri," tegas Jokowi.   

Presiden menilai bahwa program hilirisasi tambang masih menyimpan banyak peluang yang belum dilaksanakan. Mulai dari hilirisasi produk timah hingga proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). "Saya kira masih banyak peluang yang bisa kita lakukan. Timah belum. Batu bara dijadikan gas, DME, belum," ujarnya.

Adapun Jokowi pada 2022 sebenarnya telah melakukan groundbreaking proyek DME di Kawasan Industri Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan. Sayangnya, proyek itu tidak menemui kelanjutan setelah perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc., hengkang dari konsorsium hilirisasi tersebut.

Kendati demikian, Jokowi menjamin bahwa program hilirisasi tambang akan terus berlanjut. Dia kemudian menyebut beberapa proyek pengolahan atau smelter di Tanah Air yang sukses dituntaskan dalam waktu dekat.

Mulai dari smelter milik PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE Gresik, Jawa Timur, smelter tembaga dan logam mulia PT Amman Mineral International Tbk di Sumbawa Barat, NTB, hingga fasilitas pengolahan bauksit SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat. "Satu-satu ini bisa diselesaikan. Kemarin smelter di Sumbawa, PT Amman. Kemudian Freeport selesai. Kemudian fase I ini smelter bauksit SGAR selesai," ujar Jokowi.

"Kita harapkan kita tidak mengekspor bahan mentah lagi; semuanya diolah di dalam negeri, nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri," ungkapnya.

Untuk menyukseskan hal itu, Jokowi turut mengajak pihak swasta asing dan dalam negeri untuk ikut terlibat dalam program hilirisasi, melalui skema kerja sama Pemerintah dengan badan usaha (KPBU) hingga membentuk perusahaan patungan atau joint venture.

"Semua yang berkaitan dengan hilirisasi, kerja sama BUMN swasta oke, BUMN dengan BUMN oke, swasta dengan swasta dalam negeri oke. Semuanya dibuka. Kerja sama dengan swasta luar oke," tutur Jokowi.

Program B40 pada 2025

Pada bagian lain, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, Indonesia telah siap untuk menerapkan wajib bahan bakar minyak (BBM) biodiesel B40 pada 2025. B40 merupakan BBM dengan campuran bahan bakar komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar.

"Kesiapan (BBM) B40 sih sudah siap karena kita sekarang (BBM) B35," kata Airlangga saat Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, kemarin. Dia juga menyebutkan tidak ada kendala selama proses produksi B40.

Program peningkatan biodiesel B35 menjadi B40 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjalankan transisi energi dari ketergantungan pada bahan balar fosil ke sumber energi terbarukan.

Nantinya, pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut. Namun, Airlangga memastikan bahwa pasokan CPO akan tetap mencukupi untuk kebutuhan B40. "Cukup, (CPO) cukup. Sekarang kan (sudah biodiesel) B35," tutur dia.

Guna mencukupi pasokan kebutuhan dalam negeri, Indonesia mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor CPO. Hal ini berimbas pada harga minyak sawit CPO di pasar global yang mulai naik.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Eniaya Listiani Dewi menyampaikan, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur untuk meningkatkan biodiesel dari B40 menuju B50. Bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa program campuran minyak solar dengan biodiesel 40 persen (B40) akan mulai berjalan pada 1 Januari 2025.

Bahan bakar biodiesel B40 adalah campuran minyak solar dengan 40 persen biodiesel atau bahan bakar nabati (BBN) yang berbasis minyak sawit. "Untuk B40, Insya Allah bisa kita mandatorikan pada 1 Januari 2025, tinggal empat bulan lagi. Seluruh badan usaha bahan bakar nabati sedang dalam persiapan," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, di kantornya, Jakarta, belum lama ini.

Eniya mengakui adanya sejumlah kendala yang menghambat implementasi B40, seperti keterbatasan bahan baku (feedstock) hingga beberapa perusahaan BBN yang berhenti beroperasi. Menurut catatannya, saat ini hanya ada 23 badan usaha BBN yang masih aktif. Sementara itu, dari total 34 perusahaan BBN yang ada, sebagian sudah tidak beroperasi atau belum kembali beroperasi akibat kurangnya bahan baku.

Namun, Eniya telah memberikan perizinan kepada satu perusahaan BBN baru yang diharapkan dapat berkontribusi dalam menyukseskan program B40. Dengan demikian, ia optimistis program tersebut dapat tetap berjalan pada awal 2025. "Ini menjadi bertambah ya, sehingga untuk B40 nanti bisa dicapai dari berbagai sudut pandang, baik dari problem teknis, infrastruktur, dan lain sebagainya," ungkapnya.

Kepastian implementasi B40 pada tahun depan juga telah disampaikan oleh mantan Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Ia juga menyebutkan bahwa akan ada peluncuran bahan bakar nabati yang berasal dari tetes tebu, yaitu bioetanol, pada tahun depan.

"Kita sudah mulai masuk ke B35. Insya Allah tahun depan B40 sudah bisa berjalan, sudah ada kesepakatan. Kemudian, kita juga akan mencoba bioetanol," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, beberapa waktu lalu seperti dikutip Liputan6.com.

Rencananya, Kementerian ESDM akan melakukan uji coba biodiesel B40 untuk beberapa sektor di luar sektor otomotif. Uji coba B40 tersebut akan dilakukan pada kereta, kapal laut, alat dan mesin pertanian (alsintan), alat berat, hingga pembangkit listrik.

Kementerian ESDM berencana melakukan uji coba sektor non-otomotif ini dengan durasi selama delapan bulan. Diketahui, Lemigas, sebagai unit pengujian di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, juga sedang menyiapkan uji penggunaan bahan bakar biodiesel B40. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

PENILAIAN BANK DUNIA: - RI Alami Perlambatan Pertumbuhan Produktivitas

  Jakarta-Bank Dunia menilai bahwa terlepas dari pondasi makroekonomi yang kuat, Indonesia mengalami perlambatan dalam pertumbuhan produktivitas. Hambatan struktural menghambat…

ESDM: Peningkatan 'Joint Study' Hulu Migas Indikator Minat Investasi

NERACA Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti adanya peningkatan signifikan di tahap joint study atau studi…

PENERIMAAN PAJAK TRIWULAN I-2025 TURUN 18,1% - Menkeu Optimis Pertumbuhan di Kisaran 5%

  Jakarta-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh di kisaran 5%, meski Dana Moneter…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

PENILAIAN BANK DUNIA: - RI Alami Perlambatan Pertumbuhan Produktivitas

  Jakarta-Bank Dunia menilai bahwa terlepas dari pondasi makroekonomi yang kuat, Indonesia mengalami perlambatan dalam pertumbuhan produktivitas. Hambatan struktural menghambat…

ESDM: Peningkatan 'Joint Study' Hulu Migas Indikator Minat Investasi

NERACA Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti adanya peningkatan signifikan di tahap joint study atau studi…

PENERIMAAN PAJAK TRIWULAN I-2025 TURUN 18,1% - Menkeu Optimis Pertumbuhan di Kisaran 5%

  Jakarta-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh di kisaran 5%, meski Dana Moneter…