NERACA
Jakarta- Di paruh pertama 2024, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) membukukan laba Rp124 miliar atau tumbuh 96% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp63,80 miliar. Kenaikan tersebut sejalan dengan konsistensi perseroan meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin
Perseroan juga berhasil mendongkrak arus kas operasional secara signifikan sebanyak 217% sepanjang semester I-2024. Kenaikan tersebut memungkinan BWPT untuk memangkas utang dan membiayai sejumlah ekspansi. Bahkan, kelebihan arus kas ini nantinya dibagikan sebagai dividen.
Direktur Utama BWPT, Henderi mengatakan, kinerja positif BWPT ini ditopang sejumlah faktor, yaitu kenaikan produktivitas pabrik pada semester I tahun 2024. Peningkatan juga didukung pertumbuhan yield CPO per hektare mencapai 36% year on year (YoY) dan OER pada semester I tahun 2024 ini mencapai 23,87%.
Secara bersamaan, dia mengatakan, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan sebesar 14% YoY yang berimbas terhadap penguatan laba kotor sebesar 22% YoY. Penurunan ini dipicu harga pupuk yang lebih rendah tahun 2024, efisiensi dari mekanisasi, keberhasilan penerapan digitalisasi, serta peremajaan alat berat dan truk serta perbaikan infrastruktur yang telah dilakukan selama 2 tahun terakhir.“Faktor-faktor inilah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas operasional dan efisiensi perusahaan,”kata Henderi.
Konsistensi dan fokus BWPT terhadap produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas, menurut dia, menjadikan laba sebelum pajak melesat 217% semester I tahun 2024. Meskipun pendapatan pada semester I tahun 2024 turun sebesar 6% yang akibat penurunan jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) dari semula 8 PKS menjadi 7 PKS, namun EBITDA margin tumbuh sebesar 27% YoY.
Henderi mengatakan, konsistensi pertumbuhan laba BWPT double digit menjadi momentum untuk menurunkan pokok pinjaman bank sebesar 13% YoY. Penurunan tersebut berimbas terhadap pemangkasan beban bunga pinjaman bank sebesar 22% YoY.“Arus kas operasional BWPT tumbuh secara signifikan yaitu sebesar 206% YoY. Arus kas ini akan digunakan BWPT untuk menurunkan pinjaman bank dan melakukan investasi pada aset yang lebih produktif, yaitu pembangunan pabrik dan penanaman baru perkebunan di Kalimantan Timur. Sedangkan kelebihan kas tersebut akan masuk dalam rencana pembagian dividen pada tahun-tahun mendatang,”ungkapnya.
Belum lama ini, perseroan mengambil aksi untuk kembali masuk ke pasar modal dengan cara menerbitkan obligasi bertenor satu tahun. Obligasi yang telah meraih peringkat idA- (Single A Minus) dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini dilepas dengan yield sebesar 9,75% per tahun dan telah efektif tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Juli 2024.
Selain itu, Henderi mengatakan, peningkatan kesejahteraan karyawan ke arah yang lebih baik menjadi perhatian dari BWPT. Fokus perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya tak sekadar finansial, melainkan seputar kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmen perseroan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah di hadapan Presiden Prabowo…
NERACA Jakarta – Pasca pengawasan bursa kripto dan derivatif beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini lembaga tersebut…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/1) sore ditutup turun mengikuti pelemahan…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmen perseroan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah di hadapan Presiden Prabowo…
NERACA Jakarta – Pasca pengawasan bursa kripto dan derivatif beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini lembaga tersebut…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/1) sore ditutup turun mengikuti pelemahan…