Berdayakan Ekonomi Mantan Pekerja Migran - Pemkab Bayuwangi Beri Pendampingan Program UMKM

Kesuksesan orang bekerja di luar negeri bisa dihitung dengan jari, namun banyak pula mereka yang bernasib kurang baik pasca bekerja di luar negeri. Maka dalam upaya menekan masalah sosial dan ekonomi dan memberdayakan mantan pekerja migran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, fokus memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro di Desa Peduli Buruh Migran atau Desbumi yang merupakan wadah pemberdayaan bagi mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Desa Peduli Buruh Migran atau Desbumi di Kecamatan Tegaldlimo merupakan program keroyokan menggabungkan peran lintas instansi dan organisasi mulai dari Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran, untuk menyediakan berbagai layanan dan dukungan."Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka (mantan pekerja migran) sehingga bisa survive," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin.

Disampaikannya, pihak juga telah meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro yang selama ini digulirkan, seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program lainnya."Dengan program-program itu bisa menguatkan para mantan pekerja migran untuk meningkatkan perekonomian mereka," ujarnya.

Relawan Desbumi Kecamatan Tegaldlimo, Uut Rohimatin mengatakan di kecamatan itu merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan sebaran negara yang bermacam-macam seperti Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Arab Saudi."Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi, tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah," katanya.

Uut menceritakan biasanya mereka para mantan pekerja migran yang pulang kembali ke daerahnya bingung harus berbuat dan bekerja apa. "Sehingga kami ajak mereka bergabung dan mereka bisa berdaya dengan yang lain," kata Uut yang juga anggota Migrant Care itu.

Desbumi menjadi wadah pemberdayaan mereka yang tidak ingin lagi mengadu nasib ke luar negeri. Selain itu berfungsi memberikan perlindungan para pekerja migran, mulai layanan informasi, pengurusan dokumen, layanan pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler. Di Kecamatan Tegaldlimo terdapat banyak UMKM yang mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran, mulai industri tas anyaman, makanan olahan seperti keripik tempe, krupuk puli, rengginang, jajanan jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, minuman dari jamur kombucha, dan lainnya.

Total terdapat 52 mantan pekerja migran yang bergabung dan mereka terbagi dalam kelompok-kelompok, antara lain kelompok Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo.

Pertumbuhan Pekerja Migran

Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat jumlah pendaftar PMI yang akan bekerja keluar negeri melonjak tahun 2024. Jika tahun 2023 sebanyak 25 ribu orang, tahun 2024 sebanyak 62 ribu orang mendaftar untuk bekerja ke luar negeri progam G to G. Kepala BP2MI, Benny Ramdani mengatakan, jumlah pandaftar di tahun 2024 meningkat pesat bila di bandingkan tahun 2023. Dimana di tahun 2023 pendaftar hanya mencapai 25ribu orang.

Namun dibalik pertumbuhan pekerja migran, rupanya sejalan dengan meningkatnya angka pekerja migran yang bermasalah. Berangkat dari upaya memberdayakan mantan para pekerja migran, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga melakukan upaya terobosan dalam memberdayakan, meningkatkan pelayanan serta memberi perlindungan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) di desa yang menjadi kantong-kantong Pekerja Migran Indonesia dengan mengembangkan Desa Migran Produktif (Desmigratif).“Program Desmigratif dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang produktif pada wilayah asal pekerja migran yang memahami penempatan dan perlindungan tenaga kerja,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker, Khairul Anwar.

Menurut Khairul, program ini dilaksanakan dengan tujuan: a. melayani proses penempatan dan perlindungan calon tenaga kerja yang akan bekerja, baik di dalam dan luar negeri, yang dimulai dari desa asal PMI; b. memberdayakan PMI beserta keluarganya; c. mendorong peran aktif Pemerintah Desa wilayah asal PMI dan seluruh pemangku kepentingan; dan d. mengurangi jumlah tenaga kerja non prosedural.“Kemnaker mempunyai target membentuk dan memfasilitasi pembangunan Desmigratif di 400 desa dalam 3 (tiga) tahun,” kata Khairul.

Saat ini jumlah desa yang tercakup dalam program Desa Migran Produktif atau Desmigratif mencapai 503 desa. Meski tujuan awalnya untuk pemberdayaan bagi pekerja migran dan keluarganya, dalam pelaksanaan program dirasa tidak optimal. Pemerintah berkeinginan mengintegrasikan aneka bentuk pendampingan Desmigratif yang datang dari kementerian/lembaga berbeda.

Direktur Bina Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Rendra Setiawan mengatakan, Desmigratif diinisiasi oleh Kemenaker sejak 2016. Desmigratif mempunyai empat pilar, yaitu layanan migrasi, usaha produktif, komunitas pengasuhan anak, dan koperasi. Dari hasil evaluasi Kemenaker, tidak semua dari 503 desa Desmigratif menjalankan keempat pilar itu.

Dia mengakui tidak semua kepala daerah menaruh perhatian serius terhadap masalah perlindungan pekerja migran. Malahan, ada kepala daerah yang menomorduakan isu pekerja migran.”Bentuk pendampingan yang kami berikan ke desa hanya berdurasi dua tahun,” ujarnya. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Pengabdian Sosial di Lhoksemauwe - Pertamina Motivasi Siswa Berkebutuhan Khusus

PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe melalui Pertamina Energi Negeri (PEN) 7.0 memberikan motivasi kepada anak-anak di Sekolah…

Insight Investments Beri Tiket Umrah - Perjuangkan Pendidikan Bagi Difabel dan Kaum Papa

Guru pahlawan tanpa tanda jasa, hal ini masih relate dengan kedua sosok inspiratif yang berdidikasi memperjuangkan pendidikan bagi difabel dan …

Memilah Sampah dan Aksi Bersih Pantai - Ini Cara Karyawan WINGS Group Rayakan Kemerdekaan

Masih dalam rangka merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dan juga peduli pada lingkungan, Yayasan WINGS Peduli menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang mendukung…

BERITA LAINNYA DI CSR

Pengabdian Sosial di Lhoksemauwe - Pertamina Motivasi Siswa Berkebutuhan Khusus

PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe melalui Pertamina Energi Negeri (PEN) 7.0 memberikan motivasi kepada anak-anak di Sekolah…

Insight Investments Beri Tiket Umrah - Perjuangkan Pendidikan Bagi Difabel dan Kaum Papa

Guru pahlawan tanpa tanda jasa, hal ini masih relate dengan kedua sosok inspiratif yang berdidikasi memperjuangkan pendidikan bagi difabel dan …

Memilah Sampah dan Aksi Bersih Pantai - Ini Cara Karyawan WINGS Group Rayakan Kemerdekaan

Masih dalam rangka merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dan juga peduli pada lingkungan, Yayasan WINGS Peduli menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang mendukung…