Laba Harum Energy Melesat Tajam 1350%

NERACA

Jakarta - Semester pertama 2022, PT Harum Energy Tbk (HRUM) meraih laba bersih sebesar US$ 145,98 juta atau melonjak 1350% dibandingkan periode sama tahun 2021 yang tercatat senilai US$ 10,356 juta. Hasil itu melambungkan laba per saham dasar ke level US$ 0,01134, sedangkan di akhir Juni 2021 berada di level US$ 0,00082. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan tanpa audit yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan naik 227,82% menjadi US$ 377,45 juta  yang ditopang peningkatan ekspor batu bara sebesar 196,2% menjadi US$ 320 juta. Perseroan juga mulai mencatatkan penjualan batu bara ke dalam negeri senilai US$ 51,036 juta, pendapatan ini di semester I 2021 tercatat nihil. Walau beban pokok pendapatan dan beban langsung membengkak 120% menjadi US$ 132,97 juta, tapi laba kotor tetap melonjak 343% menjadi USD$ 244,48 juta.

Hasil laba bersih itu menambah saldo belum ditentukan penggunaanya sebesar 42,1% menjadi US$ 445,53 juta. Pada gilirannya, aset ikut naik 23,3% dibanding akhir tahun 2021 menjadi US$ 1,078 miliar. Di semester kedua 2022, perseroan akan menggenjot serapan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk mengejar target kenaikan produksi yang ditetapkan.

Di kuartal I/2022, Direktur Utama HRUM Ray A. Gunara pernah mengatakan, realisasi serapan capex perseroan berjumlah US$1,1 juta atau sekitar Rp15,87 miliar (kurs Jisdor BI Rp14.431 per 3 Juni 2022). Mayoritas reealisasi belanja modal digunakan untuk penambahan properti pertambangan di anak usaha dan biaya pemeliharaan kapal tersebut masih jauh dari alokasi US$25 juta yang disiapkan. “Untuk 2022 dialokasikan US$25 juta dan realisasinya sampai kuartal I/2022 mencapai US$1,1 juta, mayoritas anggaran akan dikeluarkan pada kuartal II/2022 dan terutama pada paruh kedua tahun ini,” kata Ray.

Dirinya menjelaskan, sekitar 45% dari capex akan digunakan untuk pengembangan bisnis nikel, terutama untuk pembiayaan tahap konstruksi tambang di PT Position (POS). Position merupakan perusahaan smelter nikel yang diakuisisi HRUM melalui anak usahanya, PT Tanito Harum Nickel, senilai US$80,32 juta. Nilai akuisisi ini setara dengan 51 persen dari seluruh modal ditempatkan dalam PT Position.

Adapun sisa alokasi capex 2022 akan digunakan untuk bisnis batu bara, seiring dengan target kenaikan produksi sebesar 35 persen yang ditetapkan perusahaan untuk 2022. "Kami berencana kembali meningkatkan produksi batu bara tahun ini 4,5-5 juta ton tahun ini. Kuartal I/2022 sudah mencapai 1 juta ton dan diharapkan kami bisa mencapai 4 juta ton pada kuartal-kuartal selanjutnya,” papar Ray.

 

BERITA TERKAIT

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Berita Terpopuler