Indika Energy Targetkan Produksi Multi Tambangjaya 300 Ribu Ton - Genjot Produksi Batu bara

Neraca

Jakarta – Meskipun harga batu bara tengah mengalami penurunan, tidak membuat manajemen PT Indika Energy Tbk (INDY) menunda untuk mengakusiisi perusahaan tambang PT Multi Tambangjaya Utama (MTU). Bahkan perseroan menargetkan, PT Multi Tambangjaya Utama (MTU) dapat diakuisisi dan berproduksi pada 2013.

Direktur Utama PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid mengatakan, perusahaan tambang yang diakuisisi tersebut diharapkan bisa berproduksi tahun depan, “MTU diharapkan dapat berproduksi pada 2013. Namun kami harap dapat berproduksi mulai kuartal keempat 2012 dengan target produksi 300 ribu ton,”katanya di Jakarta, Kamis (14/6).

Perseroan menargetkan dapat memproduksi high thermal batu bara sebanyak 3 juta ton pada 2013. Sedangkan produksi coaking coal diharapkan mencapai 1 juta ton pada 2014. "Dengan PT Multi Tambangjaya Utama mulai berproduksi pada akhir kuartal keempat 2012, produksi batu bara kami diharapkan mencapai 36,6 juta ton pada 2012," tambah Arsjad.

Sebelumnya, perseroan melalui anak usahanya, Indika Indonesia Resources, mengakuisisi 85% saham PT Multi Tambangjaya Utama. Ini merupakan produsen bituminous thermal coaldancoking coal yang berbasis di Kalimantan Tengah. Perusahaan ini memiliki masa konsesi hingga tahun 2039 dengan luas areal tambang mencapai 24.970 hektare.

Kalori batu bara mencapai 6.700-7.200 kalori sementara coaking coal mencapai 7.800." Kami menganggarkan dana belanja modal sebesar US$130,6 juta untuk PT Multi Tambangjaya Utama," kata Direktur INDY Aziz Armand.

Selain itu, perseroan juga telah mengakuisisi PT Mitra Energi dengan luas lahan 5.000 hektar di Kalimantan Timur. Nilai kalori batu bara tersebut mencapai 3.750-4.000 kalori. Perseroan akan menganggarkan belanja modal senilai US$55,8 juta dalam dua tahun mendatang. Perseroan telah mengakuisisi 60% saham PT Mitra Energi Agung senilai US$ 27 juta untuk mengambilalih saham Mitra Energi itu. Perseroan membeli saham tersebut dari Pacific Emperor Holdings Kimited. Keduanya telah meneken akta jual beli saham pada 21 Maret 2012.

Arsjad menuturkan, pihaknya akan fokus dulu untuk menggarap proyek PT Multi Tambangjaya Utama. Untuk mengakuisisi dua perusahaan tersebut, perseroan telah mendapatkan pinjaman senilai US$200 juta pada Mei 2012. Pinjaman itu juga digunakan untuk modal kerja.

Kontrak Baru

Perseroan melalui anak usaha Kideco mencatatkan kontrak batu bara mencapai 77% dan sisa 23% untuk pasar spot dari target produksi batu bara mencapai 33-34 juta ton 2012. "Batu bara di Kideco sudah mempunyai kontrak sebesar 77%, dan sisa 23% untuk pasar spot," kata Wakil Direktur Utama PT Indika Energy Tbk Whisnu Wardhana.

Wishnu menambahkan, harga rata-rata batu bara diperkirakan sebesar US$67-US$68. Hingga kuartal pertama 2012, harga rata-rata batu bara perseroan mencapai US$75. Produksi batu bara dari Kideco diperkirakan 33-34 juta ton, Santan sebesar 2,3 juta ton, dan PT Multi Tambangjaya Utama sebesar 300 ribu ton.

Maka untuk mengembangkan usaha, perseroan menganggarkan dana belanja modal senilai senilai US$256 juta pada 2012. Dana belanja modal untuk pembelian alat berat PT Petrosea Tbk dan PT Mitra Bahtera Segarasejati.

Hingga kuartal pertama 2012, perseroan telah realisasikan belanja modal senilai US$71,5 juta. "Belanja modal itu belum termasuk potensi belanja modal yang akan dilakukan untuk aset yang diakuisisi pada kuartal pertama 2012," tambah Hwon.

Lebih lanjut Whisnu mengatakan, industri batu bara mengalami perubahan dalam 1 tahun terakhir. Hal itu dikarenakan beberapa hal, pertama, ada penemuan inovasi teknologi di Amerika Serikat yaitu inovasi cell gas sehingga mendorong perubahan dari batu bara ke gas.

Kedua, ada perlambatan ekonomi melambat di AS dan Eropa, serta pertumbuhan Cina melambat juga mempengaruhi batu bara. Ketiga, ada penyesuaian situasi politik di India sehingga turut mempengaruhi batubara.

Bagikan Dividen

Perseroan akan membagikan dividen tunai tahun buku 2011 senilai Rp60 per saham. Langkah ini sudah mendapatkan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). “Pembagian laba bersih ini merupakan sekitar 28,16% dari laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2011 lalu senilai Rp1,11 triliun,” kata Direktur Utama INDY, M Arsjad Rasjid.

Dia menjelaskan, dana yang disiapkan untuk dividen ini adalah senilai total sebesar Rp312,61 miliar. Sementara untuk laba bersih setelah pembagian dividen ini senilai Rp10 miliar akan digunakan sebagai dana cadangan dan sisanya untuk laba ditahan.

Jika dibandingkan dengan dividen pada tahun buku 2010 pembagian dividen ini mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun buku 2010 lalu perseroan membagikan dividen senilai Rp26 per saham atau sebesar Rp135,4 miliar.

Tercatat sepanjang 2011 lalu emiten sektor pertambangan ini membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,11 triliun, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp772,72 miliar. Seiring kenaikan laba bersih, pendapatan juga meningkat 38,29% menjadi Rp5,20 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,76 triliun.

Sementara total aset perseroan hingga akhir 2011 tercatat sebesar Rp18,25 triliun atau tumbuh 59,38% dibanding periode yang sama 2010 sebesar Rp11,45 triliun. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Berita Terpopuler