NERACA
Purbalingga - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan terus membangun dan memperkuat bisnis model di sektor pertanian (pangan) agar bisa masuk skala ekonomi.
"Para petani berlahan sempit harus bergabung atau mendirikan koperasi agar masuk skala ekonomi," kata Teten, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Menurut Teten, dengan berkoperasi, para petani tidak lagi memikirkan produknya mau dijual ke mana. "Koperasi yang akan berhadapan dengan pasar agar ada kepastian harga dan pasar bagi produknya," imbuh Teten.
Teten pun mengapresiasi atas apa yang sudah dilakukan Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi dalam membangun bisnis model di sektor pertanian dengan menempatkan koperasi sebagai offtaker.
"Untuk membangun bisnis model seperti itu, kita harus bekerja sama antara pemerintah pusat dengan para kepala daerah dan para local heroes seperti Mas Ngahadi ini," ujar Teten.
Teten menekankan, pihaknya telah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Bergulir - Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk memperkuat kelembagaan dan permodalan koperasi di Indonesia.
"Kalau petani langsung jual ke supermarket atau pasar modern, pembayarannya mundur tiga bulan, petani yang susah. Dengan berkoperasi, maka koperasi yang akan membeli hasil petani. Permodalan koperasinya akan di-back-up LPDB-KUMKM," papar Teten.
Bagi Teten, koperasi memang harus memiliki kemampuan finansial untuk membeli seluruh hasil pertanian dari petani. "Kelembagaan koperasi harus terus diperkuat agar mampu menjadi offtaker bagi produk pertanian para petani," tegas Teten.
Di waktu yang sama Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya akan lebih memprioritaskan penyaluran dana bergulir untuk memperkuat permodalan koperasi di sektor produksi, terutama sektor pertanian.
"Dalam hal ini, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya jemput bola, sekaligus pendampingan kepada koperasi-koperasi sektor riil potensial dan berorientasi ekspor," ucap Supomo.
Supomo mencontohkan, dengan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM melalui Koperasi Makmur Mandiri (KMM), Ngahadi memanfaatkannya untuk penambahan modal kerja komoditas sayur mayur, modal kerja teknologi pengemasan atau packaging berorientasi ekspor.
Bahkan, lanjut Supomo, sejalan dengan KemenkopUKM, end-user binaan koperasi juga diharapkan melakukan korporatisasi petani agar bisa memasarkan produk lebih luas dan volume besar.
Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi Hadi Prawoto juga menambahkan, Tani Bangga Store (minimarket/pasar moderen) didirikan bertujuan untuk mencetak petani-petani lebih modern dalam pola pikir dan proses produksi, serta berorientasi ekspor.
Sebagai offtaker, Ngahadi juga melakukan aneka pendampingan dan pembinaan para petani. Dari mulai menyediakan bibit yang unggul, pupuk, cara menanam dan memetik yang baik, hingga pemasaran.
"Sejak awal tanam hingga proses petik hasil, kami mendampingi para petani agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kemasan produk yang baik. Sebelum mendapat pembinaan dan pendampingan, mereka hanya mampu melakukan enam kali petik. Sekarang, mereka sudah mampu 24 kali petik dengan hitungan sehari petik sehari tidak dalam kurun waktu dua bulan," ujar Ngahadi.
Sehingga diharapkan, koperasi di Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi bangsa. Koperasi diharapkan dapat melakukan transformasi menjadi badan usaha yang semakin tangguh, mandiri, dan memberikan kesejahteraan bagi anggota dan masyarakat.
Seperti diketahui, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) kian memantapkan strategi menerapkan model bisnis korporatisasi petani dan menciptakan koperasi pangan modern. Salah satunya lewat kerja sama yang telah terjalin dengan TaniHub Group sebagai agregator.
TaniHub sendiri merupakan perusahaan agriculture technology. Melalui kerja sama kemitraan tersebut diharapkan TaniHub mampu menyerap hasil produk pertanian maupun perkebunan dengan pola yang menguntungkan bagi petani.
Atas dasar itulah KemenkopUKM menggandeng TaniHub lantaran startup pertanian ini telah memiliki infrastruktur yang mumpuni. Upaya tersebut, sejalan dengan tugas yang diberikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kepada kemenkopUKM untuk membangun koperasi-koperasi pangan yang meliputi industri pertanian, perternakan, dan perikanan.
Korporatisasi petani mengkonsolidasikan petani perorangan yang berlahan sempit untuk tergabung dalam koperasi pangan modern sehingga tercipta komoditi rantai pasok baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Sehingga tercipta kepastian pasar bagi produksi pertanian ini juga sekaligus memudahkan koperasi dalam meraih pembiayaan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan koperasi telah memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan masyarakat serta memiliki kontribusi yang besar guna menjaga ketahanan perekonomian nasional, dalam dinamika ekonomi global.
“Semoga koperasi dapat meningkat secara nasional agar menjadi badan usaha yang tangguh, kuat dan professional dalam berbagai sektor,” kata Airlangga.
Malaysia Ajukan Kerja Sama untuk Perkuat Ketahanan Pangan Jakarta – Pemerintah Malaysia melalui Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan, Datuk Seri…
Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah untuk Program MBG Sentul - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono menyatakan kesiapannya untuk…
Indonesia dan Tiongkok Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi di Sektor Perikanan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat…
Malaysia Ajukan Kerja Sama untuk Perkuat Ketahanan Pangan Jakarta – Pemerintah Malaysia melalui Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan, Datuk Seri…
Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah untuk Program MBG Sentul - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono menyatakan kesiapannya untuk…
Indonesia dan Tiongkok Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi di Sektor Perikanan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat…