Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas Gunakan LPG Nonsubsidi

NERACA

Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus mendorong penggunaan LPG yang lebih tepat sasaran. Pertamina memproyeksikan sebanyak 75% LPG 3 kilogram di antaranya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, 17% UMKM dan sisanya 8% digunakan petani dan nelayan. 

Heppy Wulansari, Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan melalui program Pinky Movement, Pertamina mendorong usaha yang tidak lagi masuk dalam kategori usaha mikro untuk naik kelas menggunakan LPG nonsubsidi atau Bright Gas. 

“Melalui program pinky movement, Pertamina akan terus melakukan sosialisasi kepada para UMKM untuk dapat naik kelas menggunakan elpiji nonsubsidi Bright Gas agar pemanfaatannya tepat sasaran,” kata Heppy.  

Selain itu, Pertamina juga akan memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunakan gas elpiji nonsubsidi. Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan adalah fasilitas pinjaman untuk modal usaha dalam program Pinky Movement.

Pinky Movement merupakan program pinjaman modal usaha, yakni kepada UMKM outlet LPG untuk mengembangkan bisnis dengan menjual LPG nonsubsidi. Bisa juga UMKM pengguna LPG subsidi yang ingin beralih menggunakan LPG nonsubsidi maupun UMKM kuliner yang ingin mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi. 

Program Pinky Movement telah menyasar setidaknya 2.000 outlet dan 100 usaha kecil pengguna LPG subsidi.

Menurut Heppy, program ini merupakan bagian dari investasi sosial perusahaan, atau kini dikenal sebagai Creating Shared Value. 

“Pertamina menawarkan pembiayaan pinjaman murah kepada UMKM yang memiliki usaha penjualan LPG atau usaha lainnya di bidang kuliner dan berniat mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi,” kata Heppy.

Arya Dwi Paramita, Vice President CSR dan SMEPP Pertamina, menambahkan, hal ini sesuai dengan peta jalan atau roadmap program Pinky Movement akan dilanjutkan hingga tahun 2023. Akselerasi UMKM naik kelas memberikan multiplier effect, serta dampak sosial yang cukup tinggi, sehingga Pinky Movement berpotensi untuk dilanjutkan dengan penambah sasaran sektor UMKM, yakni sektor industri dan sektor peternakan. 

“Kedua sektor ini menempati posisi kedua setelah sektor perdagangan dan kuliner, selain itu memiliki potensi penggunaan LPG dalam menjalankan usaha,” kata Arya. 

Sepanjang 2020, program Pinky Movement banyak berfokus pada kegiatan sosialisasi ke region dan mitra binaan pada April – Juni 2020. Selanjutnya, pada Juni – Desember 2020 program berfokus pada pemenuhan dokumen persyaratan, verifikasi dan pencairan dana. 

“Setelah mengikuti program ini, UMKM akan mengikuti berbagai program pembinaan agar naik kelas, dari program pelatihan, pembukaan akses pasar, sertifikasi maupun perizinan, mentoring dan coaching serta awarding bagi UMKM yang berpestasi,” tambah Arya.

Sehingga, untuk mendukung UMKM naik kelas, Pertamina memiliki delapan program unggulan, yakni Pertamina UMKM Academy; sertifikasi dan perizinan; display product SME di bandara, lobi hotel, dan rumah BUMN Pertamina; E-learning; publikasi UMKM; penjualan UMKM melalui e-commerce; Katalog Pertamina SME 1000, dan Exhibition/ virtual exhibition.

Sebelumnya, Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) III terus mendukung peningkatan ruang gerak dan aktivitas UMKM di masa adaptasi kebiasaan baru, salah satunya dengan bersinergi dengan gerai atau pangkalan Liquified Petroleum Gas (LPG) melalui Program Kemitraan Pinky Movement.

Pinky Movement merupakan program pinjaman modal usaha dari Pertamina kepada gerai atau pangkalan LPG yang juga termasuk pelaku UMKM, untuk  mengembangkan usahanya dengan menjual LPG Nonsubsidi.

Program tersebut juga bertujuan untuk mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat mengenai penggunaan LPG yang lebih tepat sasaran, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009, yang mengatur bahwa LPG subsidi hanya untuk rumah tangga prasejahtera dan usaha mikro.

“Walaupun ranah pengawasan penggunaan LPG subsidi ada pada Pemerintah Daerah, namun Pertamina ikut berperan melalui Program Pinky Movement dalam memberikan edukasi mengenai penyaluran LPG tepat sasaran, serta turut mendorong kapabilitas usaha Pangkalan LPG,” jelas Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III, Eko Kristiawan.

Very Hotimah, pemilik outlet LPG di Kecamatan Bogor Selatan, Jawa Barat, yang telah bergabung sebagai mitra binaan Pertamina sejak bulan Agustus 2019, mengapresiasi Program Kemitraan Pinky Movement. Sebelum mengikuti program itu, investasi tabung LPG nonsubsidi dinilai cukup mahal, sehingga usahanya sulit  berkembang.

“Sudah satu tahun saya bersinergi dengan Pertamina melalui program kemitraan ini. Volume penjualan meningkat. Pinjaman modal yang diberikan sangat membantu untuk investasi tabung Bright Gas yang merupakan produk unggulan. Apalagi outlet saya berdekatan dengan banyak perumahan,” ujar Very.

Berdasarkan Pertamina, pada tahap awal penyaluran pinjaman modal hingga Agustus 2020, MOR III telah menyalurkan lebih dari Rp1,5 miliar untuk 13 pangkalan LPG dan usaha pengguna LPG Bright Gas di wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Nominal penyaluran untuk masing-masing pangkalan pun bervariasi, tergantung skala bisnis dan kebutuhan pengembangan usaha.

Sehingga, meski telah menjadi pemilik Pangkalan LPG, aspek permodalan juga menjadi tantangan. Dana program kemitraan ini akan menjadi potensi pengusaha LPG untuk mengembangkan usahanya, seperti menambah investasi tabung LPG nonsubsidi maupun kendaraan pengantar LPG.

Lebih lanjut, Program Kemitraan tidak berhenti sampai pemberian pinjaman modal saja. Mitra UMKM juga akan mendapatkan pembinaan berupa pelatihan maupun asistensi sertifikasi guna meningkatkan kompetensi bisnisnya. 

 

 

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…