Dampak Harga Batu Bara Turun - Penjualan Alat Berat Kobexindo Terkoreksi 9%

NERACA

Jakarta – Penjualan bisnis alat berat di semester pertama tahun ini belum mampu membawa kinerja keuangan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) tumbu positif. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan membukukan pendapatan US$38,02 juta. Posisi itu lebih rendah 9% dari US$41,78 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Dari situ, perseroan membukukan laba bersih US$1,04 juta per 30 Juni 2019. Realisasi itu turun 32,03% dari US$1,53 juta pada semester I/2018. Kata Presiden Direktur Kobexindo Tractors, Humas Saputro, melemahnya permintaan alat berat yang terdampak dari turunnya harga komoditas tambang, seperti batu bara menjadi pemicu penurunan kinerja keuangan perseroan.

Maka untuk menopang kinerja di semester kedua, lanjutnya, perseroan tengah mensiasati dengan terus mencari peluang untuk menghadirkan produk-produk baru dan jasa penunjang seperti jasa pemeliharaan serta penjualan suku cadang. Saat ini, penjualan alat berat memang masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan. Pada semester I/2019, lini usaha itu berkontribusi 69,86%.

Akan tetapi, penjualan alat berat KOBX tercatat senilai US$26,56 juta pada semester I/2019. Pencapaian itu tergerus 23,10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Selain penjualan alat berat, perseroan juga menjalankan lini usaha lainnya yakni penjualan suku cadang, jasa perbaikan, dan sewa atau rental. Tercatat, tiga lini lainnya justru membukukan pertumbuhan.

Penjualan suku cadang misalnya, tumbuh 80,26% menjadi US$6,80 juta pada semester I/2019. Selanjutnya, segmen jasa perbaikan tumbuh 42,83% menjadi US$2,32 juta per 30 Juni 2019.Segmen sewa, yang terdiri atas sewa bangunan dan sewa alat berat, juga tercatat mengalami pertumbuhan. Penyewaan alat berat naik 30,06% dari US$1,50 juta pada semester I/2018 menjadi US$1,96 juta pada semester I/2019.”Strategi ini merupakan bagian dari mitigasi risiko bisnis yang kami terapkan untuk menghadapi pelemahan di sektor penjualan alat berat, khususnya sektor pertambangan. Rasio pendapatan antara tambang dan non tambang akan terus maksimalkan, agar dapat meredam dampak penurunan penjualan alat berat yang menjadi bisnis utama kami.”ujar Humas.

Dia menyatakan optimistis penjualan alat berat akan membaik pada semester II/2019. Dengan demikian, pendapatan KOBX dapat menyamai kinerja tahun lalu.

 

BERITA TERKAIT

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Jangkau Program Rumah Untuk Nakes - BTN Siapkan 30 Ribu Unit Rumah Subsidi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Berita Terpopuler