Disrupsi Industri Asuransi, Teknologi Blockchain dan Mutual Aid Siap Diimplementasikan

Disrupsi Industri Asuransi, Teknologi Blockchain dan Mutual Aid Siap Diimplementasikan
NERACA
Jakarta - Dalam beberapa dekade terakhir, sistem klaim asuransi di Indonesia masih terbatas pada metode manual, yaitu cashless dan reimbursement yang membutuhkan proses panjang dan akan menyita banyak waktu. Selain itu, sistem klaim ini tidak begitu transparan bagi para penggunanya sehingga orang-orang akan mempertanyakan berbagai hal terkait integritas kerahasiaan data, serta transparansi. Teknologi blockchain dan konsep mutual aid sebagai sebuah sistem yang canggih dan aman memiliki potensi besar untuk mendisrupsi industri asuransi di Indonesia saat ini. 
Blockchain adalah sistem penyimpanan data yang menerapkan sistem desentralisasi aplikasi yang berfungsi untuk memberikan kendali penuh terhadap pengguna atas data mereka dengan tidak adanya perantara terpusat. Dengan sistem terdesentralisasi, setiap partisipan dalam jaringan blockchain memiliki akses yang sama terhadap klaim data. Ini berarti bahwa pemegang polis memiliki kendali penuh atas informasi mereka sendiri tanpa perlu bergantung pada perantara terpusat seperti perusahaan asuransi. Tidak hanya meningkatkan kepercayaan, tetapi blockchain akan memberikan akses langsung ke informasi yang diklaim oleh pemegang polis tanpa harus melalui proses administrasi yang panjang.
“Dengan kemampuannya untuk meningkatkan keamanan data, transparansi dan mempercepat proses klaim, blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna dan meningkatkan efisiensi sistem asuransi,” ucap Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (A-B-I & Aspakrindo), sebagaimana dikutip dalam keterangannya, kemarin. Implementasi teknologi blockchain dalam industri asuransi menandai langkah penting menuju kemandirian dan transparansi bagi pemegang polis melalui akses langsung dan kendali penuh atas data mereka sendiri. Ini bukan hanya tentang disrupsi, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk mengelola klaim mereka dengan lebih efisien dan adil.
Dalam hal keamanan, blockchain menggunakan teknologi kriptografi yang kuat untuk menyimpan data secara aman dan tak dapat diubah. Setiap transaksi klaim dicatat dalam blok yang dienkripsi dan dihubungkan secara konsisten satu sama lain. Hal ini akan menciptakan jejak audit yang tak terputus, memastikan bahwa integritas data terjaga.  Selain itu, teknologi blockchain juga memungkinkan untuk menjaga kerahasiaan data dengan menggunakan kunci kriptografi yang unik sehingga dapat dipastikan bahwa informasi sensitif tentang klaim, seperti informasi medis atau finansial, tetap aman dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.
Selain teknologi blockchain, penggunaan konsep mutual aid juga dapat mendisrupsi industri asuransi di Indonesia. Mutual aid adalah bentuk organisasi di mana anggota saling menyediakan dukungan finansial dan emosional satu sama lain dalam situasi kebutuhan, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Mutual aid menekankan konsep membangun hubungan yang kuat di antara anggotanya (solidaritas) dan gotong royong, bukan orientasi laba. Dengan mutual aid, anggota tidak terikat pada perusahaan asuransi tertentu sehingga memberikan kebebasan dan kontrol yang lebih besar atas keputusan finansial mereka sendiri, yang mana sejalan dengan pemikiran dasar teknologi blockchain, bahwa setiap individu harus memiliki kontrol dan kebebasan atas dirinya sendiri.
Sementara itu, smart contract adalah protokol yang terkait dengan blockchain yang secara otomatis mengeksekusi dan menegosiasikan kontrak ketika kondisi yang telah ditetapkan dipenuhi. Dalam konteks klaim proteksi kesehatan, smart contract dapat digunakan untuk mengotomatisasikan proses klaim. Misalnya, jika klaim terkait kecelakaan mobil, smart contract dapat secara otomatis mengaktifkan pembayaran klaim setelah dokumen yang diperlukan telah diajukan dan diverifikasi. Dengan pemanfaatan teknologi blockchain dan sistem smart contract akan mempercepat penyelesaian semua masalah pada asuransi tradisional, seperti kurangnya transparansi, keamanan yang meragukan, serta kurangnya efisiensi biaya dan waktu. 

 

NERACA

Jakarta - Dalam beberapa dekade terakhir, sistem klaim asuransi di Indonesia masih terbatas pada metode manual, yaitu cashless dan reimbursement yang membutuhkan proses panjang dan akan menyita banyak waktu. Selain itu, sistem klaim ini tidak begitu transparan bagi para penggunanya sehingga orang-orang akan mempertanyakan berbagai hal terkait integritas kerahasiaan data, serta transparansi. Teknologi blockchain dan konsep mutual aid sebagai sebuah sistem yang canggih dan aman memiliki potensi besar untuk mendisrupsi industri asuransi di Indonesia saat ini. 

Blockchain adalah sistem penyimpanan data yang menerapkan sistem desentralisasi aplikasi yang berfungsi untuk memberikan kendali penuh terhadap pengguna atas data mereka dengan tidak adanya perantara terpusat. Dengan sistem terdesentralisasi, setiap partisipan dalam jaringan blockchain memiliki akses yang sama terhadap klaim data. Ini berarti bahwa pemegang polis memiliki kendali penuh atas informasi mereka sendiri tanpa perlu bergantung pada perantara terpusat seperti perusahaan asuransi. Tidak hanya meningkatkan kepercayaan, tetapi blockchain akan memberikan akses langsung ke informasi yang diklaim oleh pemegang polis tanpa harus melalui proses administrasi yang panjang.

“Dengan kemampuannya untuk meningkatkan keamanan data, transparansi dan mempercepat proses klaim, blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna dan meningkatkan efisiensi sistem asuransi,” ucap Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (A-B-I & Aspakrindo), sebagaimana dikutip dalam keterangannya, kemarin. Implementasi teknologi blockchain dalam industri asuransi menandai langkah penting menuju kemandirian dan transparansi bagi pemegang polis melalui akses langsung dan kendali penuh atas data mereka sendiri. Ini bukan hanya tentang disrupsi, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk mengelola klaim mereka dengan lebih efisien dan adil.

Dalam hal keamanan, blockchain menggunakan teknologi kriptografi yang kuat untuk menyimpan data secara aman dan tak dapat diubah. Setiap transaksi klaim dicatat dalam blok yang dienkripsi dan dihubungkan secara konsisten satu sama lain. Hal ini akan menciptakan jejak audit yang tak terputus, memastikan bahwa integritas data terjaga.  Selain itu, teknologi blockchain juga memungkinkan untuk menjaga kerahasiaan data dengan menggunakan kunci kriptografi yang unik sehingga dapat dipastikan bahwa informasi sensitif tentang klaim, seperti informasi medis atau finansial, tetap aman dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

Selain teknologi blockchain, penggunaan konsep mutual aid juga dapat mendisrupsi industri asuransi di Indonesia. Mutual aid adalah bentuk organisasi di mana anggota saling menyediakan dukungan finansial dan emosional satu sama lain dalam situasi kebutuhan, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Mutual aid menekankan konsep membangun hubungan yang kuat di antara anggotanya (solidaritas) dan gotong royong, bukan orientasi laba. Dengan mutual aid, anggota tidak terikat pada perusahaan asuransi tertentu sehingga memberikan kebebasan dan kontrol yang lebih besar atas keputusan finansial mereka sendiri, yang mana sejalan dengan pemikiran dasar teknologi blockchain, bahwa setiap individu harus memiliki kontrol dan kebebasan atas dirinya sendiri.

Sementara itu, smart contract adalah protokol yang terkait dengan blockchain yang secara otomatis mengeksekusi dan menegosiasikan kontrak ketika kondisi yang telah ditetapkan dipenuhi. Dalam konteks klaim proteksi kesehatan, smart contract dapat digunakan untuk mengotomatisasikan proses klaim. Misalnya, jika klaim terkait kecelakaan mobil, smart contract dapat secara otomatis mengaktifkan pembayaran klaim setelah dokumen yang diperlukan telah diajukan dan diverifikasi. Dengan pemanfaatan teknologi blockchain dan sistem smart contract akan mempercepat penyelesaian semua masalah pada asuransi tradisional, seperti kurangnya transparansi, keamanan yang meragukan, serta kurangnya efisiensi biaya dan waktu. 

BERITA TERKAIT

Upbit Prediksi Prospek Pasar Crytocurrency Indonesia akan Positif Pasca Halving Bitcoin

Upbit Prediksi Prospek Pasar Crytocurrency Indonesia akan Positif Pasca Halving Bitcoin NERACA Jakarta – Pasca berakhirnya event Halving Bitcoin pada…

Perkuat Sektor Keuangan, OJK Kolaborasi dengan Lembaga GRC

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan lembaga dan asosiasi profesi di…

Asuransi Jasindo Sebut Lima Produk Topang Kinerja di 2023

    NERACA Jakarta – Penjualan lima produk PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo), yakni Marine Hull, Energy Offshore, Energy…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Upbit Prediksi Prospek Pasar Crytocurrency Indonesia akan Positif Pasca Halving Bitcoin

Upbit Prediksi Prospek Pasar Crytocurrency Indonesia akan Positif Pasca Halving Bitcoin NERACA Jakarta – Pasca berakhirnya event Halving Bitcoin pada…

Perkuat Sektor Keuangan, OJK Kolaborasi dengan Lembaga GRC

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan lembaga dan asosiasi profesi di…

Asuransi Jasindo Sebut Lima Produk Topang Kinerja di 2023

    NERACA Jakarta – Penjualan lima produk PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo), yakni Marine Hull, Energy Offshore, Energy…