NERACA
Jakarta – Mencatatkan performance kinerja keuangan yang melorot di kuartal pertama tahun ini, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) optimis target kenaikan penjualan tahun ini sekitar 5% bisa tercapai di tengah memanasnya perang dagang global antara Amerika Serikat dan China.
Direktur Tifico Fiber Indonesia, Sugito Budiono mengatakan, salah satu yang diwaspadai ialah kondisi global dimana trade war antara China dengan Amerika Serikat (AS) menyebabkan perubahan iklim industri di negeri tirai bambu.”China itu pegang market dunia, jadi price leader, sewaktu-waktu harga produk bisa turun,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, tidak ada cara lain, perusahaan harus sigap memperkuat marketingnya dan juga melakukan efisiensi diberbagai lini. Hal ini diperlukan agak TFCO mendapatkan margin keuntungan yang signifikan, dimana pada perolehan tahun 2018 kemarin perusahaan masih merugi senilai US$ 494 ribu. Untuk itu, Tifico Fiber Indonesia akan melakukan efisiensi dalam penggunaan energi. Apalagi TFCO telah didukung dengan memiliki power plant sendiri yang berkapasitas 30 megawatt di pabrikan area Banten.
Selain itu, Tifico Fiber Indonesia juga mencari peluang di segmen produk yang lebih added value seperti otomotif dan keperluan serat produk farmasi. Dengan kapasitas produksi yang mencapai 200.000 ton per tahun, utilitas saat ini sekitar 80% dan akan dapat ditingkatkan seiring permintaan dari pasar.
Adapun untuk anggaran belanja modal, tahun 2019, Tifico Fiber Indonesia berencana membelanjakannya sekitar US$ 5,78 juta yang sebagian besar untuk peremajaan mesin. Berkaca pada kuartal-I 2019 porsi penjualan TFCO masih didominasi oleh market domestik sebanyak 75% atau senilai US$ 37,65 juta. Namun segmen tersebut turun 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 46,39 juta. Sedangkan mayoritas ekspor Tifico Fiber Indonesia ialah negara-negara seperti Jepang yang porsinya 15% dari penjualan atau senilai US$ 7,83 juta di kuartal-I 2019, penjualan di pasar ini mampu naik 20% dibandingkan kuartal-I 2018 yang tercatat US$ 6,49 juta.
Sebagai informasi, perseroan di kuartal pertama tahun ini membukukan penjulan senilai US$ 50,26 juta atau turun 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 59,82 juta. Turunnya penjualan diikuti oleh beban pokok penjualan yang melemah 12% year on year (yoy) menjadi US$ 49,45 juta di kuartal I-2019.
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Remala Abadi Tbk (DATA) langsung tancap gas ekspansi…
NERACA Jakarta – Wujudkan emiten berkualitas, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) perketat aturan delisting atau juga relisting. Hal itu dilakukan…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan laba bersih sebesar Rp204,81 miliar atau tumbuh…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Remala Abadi Tbk (DATA) langsung tancap gas ekspansi…
NERACA Jakarta – Wujudkan emiten berkualitas, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) perketat aturan delisting atau juga relisting. Hal itu dilakukan…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan laba bersih sebesar Rp204,81 miliar atau tumbuh…