NERACA

Jakarta- Di kuartal pertama 2024, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli masih mencatatkan rugi bersih Rp691,29 miliar. Rugi bersih tersebut menurun 21,28% dibandingkan priode yang sama tahun lalu masih membukukan rugi senilai Rp 878,17 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan neto konsolidasi tercatat meningkat sebesar 2% dari Rp 3,83 triliun pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp 3,92 triliun pada kuartal pertama 2024 dikontribusikan kuatnya kinerja usaha agen perjalanan daring (OTA) perseroan selama Ramadan dan kinerja yang kuat pada segmen institusi dan toko fisik, yang sebagian diimbangi dengan optimalisasi bauran produk lintas kategori pada segmen ritel 1P.

CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto mengatakan, dengan melihat kuartal pertama tahun 2024, misi yang perseroan canangkan pada saat IPO tidak hanya tetap konstan tetapi menjadi kekuatan pendorong di balik upaya untuk memperkuat posisi perseroan sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi.

Ditambahkannya, setiap langkah yang diambil dan inovasi yang dikenalkan bertujuan untuk mencapai misi yang semakin menegaskan komitmen terhadap pelanggan dan mitra.“Pada kuartal pertama tahun ini, belanja konsumen secara umum melemah dan usaha B2C kami melewatinya dengan strategi pertumbuhan kategori secara selektif, termasuk perluasan lebih lanjut dari titik-titik kontak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel kami,” kata Kusumo.

Meskipun terdapat hambatan, lanjutnya, pertumbuhan laba bruto perseroan terus berlanjut. Sementara itu fokus strategi perseroan pada optimalisasi marjin, kepemimpinan biaya dan keunggulan ekosistem telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga mengurangi kerugian. Dengan pertumbuhan pendapatan neto dan rasionalisasi bauran TPV, perseroan berhasil mencatatkan marjin bruto konsolidasi yang jauh lebih baik dari 15,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi 18,9% pada kuartal pertama 2024, peningkatan sebesar 390 bps yoy.

Peningkatan kinerja marjin bruto ini didukung peningkatan laba bruto konsolidasi, terutama dari meningkatnya usaha OTA yang menikmati peningkatan selama Ramadan dan kinerja penjualan produk elektronik yang kuat serta peningkatan volume penjualan smartphone di toko-toko elektronik konsumen. Kinerja persentase EBITDA konsolidasi terhadap TPV juga tercatat meningkat dari -4,6 persen yoy pada kuartal I 2023 menjadi -3,2% yoy pada kuartal I 2024 atau meningkat sebesar 140 bps yoy.

Take Rate semakin meningkat dari 4,9% pada kuartal pertama 2023 menjadi 6,3% pada kuartal pertama 2024, yang menghasilkan pertumbuhan laba bruto sebelum diskon (gross profit before discount/GPBD) sebesar 29% yoy.