FREN Bakal Terbitkan 1 Miliar Saham Baru

NERACA

Jakarta – Emiten operator telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD). Aksi korporasi ini dilakukan untuk mengganti saham FREN yang dimiliki PT Wahana Inti Nusantara usai penggabungan usaha dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (23/5).

Wahana Inti Nusantara merupakan salah satu pemegang saham FREN. Pada Desember 2014 lalu, Wahana menyerahkan 1 miliar saham FREN miliknya kepada BTEL sebagai setoran saat terjadi penggabungan usaha jaringan telekomunikasi antara FREN dan BTEL.

James Wawengkang, Sekretaris Perusahaan FREN mengatakan, berdasarkan perjanjian, FREN punya kewajiban untuk mengganti saham Wahana tersebut dengan jumlah saham dan nilai nominal saham yang sama. "Selambat-lambatnya pada 15 Desember 2017," ujarnya.

Jumlah saham baru ini merupakan 0,97% dari total saham beredar FREN saat ini. Aksi korporasi itu akan dilakukan dalam waktu 90 hari terhitung disetujuinya rapat umum pemegang saham perseroan pada 29 Juni 2016 mendatang. Harga pelaksanaan saham baru adalah Rp 100 per saham, yang merupakan nominal saham seri C perseroan. Dengan begitu, tiap pemegang saham akan mengalami dilusi akibat penerbitan saham baru itu.

Saat ini, sebanyak 31,4% saham FREN dimiliki oleh PT Bali Media Telekomunikasi, sebesar 29% oleh Wahana Inti Nusantara, 27,6% oleh PT Global Nusa Data, dan sisanya sebesar 11,9% dimiliki publik. Sebagai informasi, pada akhir tahun 2014, BTEL sepakat untuk memberikan spektrum atau frekuensi pada pita 800 MHz kepada FREN. Sebagai kompensasi, pemegang saham FREN memberikan sejumlah kepemilikan sahamnya kepada BTEL. Kepemilikan saham BTEL atas transaksi itu mencapai 5,62%.

Kemudian belum lama ini, FREN memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) untuk kepentingan anak usahanya PT Smart Telecom (Smartel) atas perjanjian pinjaman dengan China Development Bank Corporation (CDB) senilai US$200 juta. Direktur FREN, Anthony Susilo pernah bilang, pemberian jaminan tersebut dilakukan pada 13 Mei 2016 untuk periode empat tahun.”Jaminan perusahaan diberikan sebagai dukungan untuk Smartel dalam melaksanakan perjanjian pinjaman dengan China Development Bank Corporation (CDB)," katanya.

Adapun pinjaman ini akan digunakan Smartel dan usaha sebagai tambahan modal kerja yakni pembelian telepon genggam dan peralatan komunikasi nirkabel lainnya. Tahun ini, PT Smartfren Telecom Tbk memasang target ambisius untuk jumlah pelanggan 4G sebesar 5 juta pelanggan dengan bermodalkan penambahan jangkauan layanan dari 22 kota di 2015 menjadi 85 kota di 2016. “Kita punya modal cukup untuk 4G. Tahun ini layanan akan menembus 85 kota. Porsi kapasitas mulai diperhatikan di Jakarta yang mendominasi trafik 40%,”kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys. (bani)

BERITA TERKAIT

Penetrasi Masih Rendah - Pertumbuhan Saham Asuransi Terbuka Lebar

NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…

Sentimen Positif BI Rate Bawa IHSG Menguat

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…

Pasca Terbentuknya XLSMART - IBST: Industri Digital Infrastruktur Tetap Prospektif

NERACA Jakarta - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) meyakini, industri digital infrastruktur tetap menarik dan berpeluang untuk terus berkembang…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Diprediksi Capai Rp2.500 - Kemilau Harga Emas Kerek Saham ANTM

NERACA Jakarta- Melejitnya harga emas sehingga banyak diburu masyarakat memberikan dampak positif terhadap kinerja saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)…

Gurihnya Bisnis Keju dan Dividen Mulia Boga Raya

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) menetapkan pembagian dividen tunai Rp 73,12…

Minat Asing Mulai Tumbuh - Bursa Karbon Targetkan 150 Pengguna Jasa di 2025

NERACA Jakarta  - Tahun ini, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon menargetkan sebanyak 150 pengguna jasa yang berasal dari dalam negeri…