NERACA
Jakarta -Di tahun 2024, Salim PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan rugi bersih Rp796,7 miliar atau membengkak sebesar 91,67% secara tahunan (year on year/yoy) dari kerugian perusahaan Rp415,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia ini juga membukukan pendapatan sebesar Rp4,87 triliun sepanjang 2024 juga mengalami penurunan 17,85% yoy dibandingkan Rp5,93 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Turunnya pendapatan FAST terdampak paling besar dari penurunan penjualan makanan dan minuman yang hanya mencapai Rp4,8 triliun sepanjang 2024, anjlok 17,7% yoy dari sebelumnya Rp5,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur FAST, Wachjudi Martono mengatakan bahwa perseroan mengalami kerugian pada 2024 akibat dampak berkelanjutan dari sentimen negatif masyarakat terhadap brand tertentu yang dianggap mendukung Israel terkait konflik di Timur Tengah, yang berdampak pada penurunan penjualan.
Selain itu, dia mengatakan bahwa kondisi ekonomi yang melemah turut menyebabkan turunnya daya beli konsumen, sehingga secara keseluruhan penjualan perseroan mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, dia mengatakan bahwa perseroan akan menerapkan inisiatif untuk meningkatkan profitabilitas secara berkelanjutan."Optimalisasi penjualan melalui strategi harga yang tepat serta pemasaran yang lebih agresif, termasuk diskon dan promosi menarik, serta memaksimalkan strategi penjualan dari semua bisnis unit," katanya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa juga akan melakukan efisiensi operasional melalui berbagai cost-saving initiatives, di antaranya mengurangi biaya operasional dengan otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis, dan bernegosiasi dengan pemasok untuk memperoleh harga bahan baku yang lebih kompetitif. Kemudian juga meningkatkan efisiensi tenaga kerja dan optimalisasi sumber daya, dan mengoptimalkan efisiensi rantai pasok untuk menekan biaya distribusi.
Selanjutnya, untuk beban pokok penjualan FAST turun 10,3% yoy menjadi Rp2 triliun pada 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,26 triliun pada 2023. Laba kotor FAST pada 2024 tercatat sebesar Rp2,8 triliun, turun 22,5% yoy dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp3,6 triliun.
Kemudian, untuk total aset FAST sebagai pengelola KFC Indonesia ini mencapai Rp3,5 triliun sepanjang 2024, turun 9,7% yoy dibandingkan Rp3,9 triliun pada Desember 2023. Adapun, liabilitas FAST mencapai Rp3,4 triliun sepanjang 2024, naik 6,7% yoy dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,1 triliun. Lalu, ekuitas FAST turun 82,4% menjadi Rp127,7 miliar pada 2024, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp723,87 miliar.
NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…
NERACA Jakarta - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) meyakini, industri digital infrastruktur tetap menarik dan berpeluang untuk terus berkembang…
NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…
NERACA Jakarta - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) meyakini, industri digital infrastruktur tetap menarik dan berpeluang untuk terus berkembang…