Karawang yang terkenal dengan sumber pertanian di Indonesia, memiliki potensi alam yang tersimpan dan termasuk perkebunan kopi Robustanya. Apalagi, lokasinya yang berada di kaki gunung sangat cocok untuk perkebunan kopi. Namun minimnya informasi dan edukasi akan potensi ekonomi dari kopi membuat warga desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang belum tertarik berkebun kopi.
Bicara kopi, warga desa masih memiliki mindset atau pola pikir kopi yang manis bukan pahit. Padahal sejatinya, para pencita kopi mengenal kopi rasanya tanpa ada manis buatan. Kondisi ini juga memperburuk warga untuk tidak tertarik berkebun kopi,”Disini ada kebun kopi seluas 450 hektar, baik punya warga sendiri dan juga lahan Perhutani sejak zaman Belanda tidak garap warga karena menilai prospek bisnisnya kurang menguntungkan,”kata Kepala Bumdes Buanamekar, Dedi Priyatna kepada Neraca.
Namun kondisi tersebut berubah sejak Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir di desa Mekarbuana tahun 2021. Berawal sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk membangun ketahanan pangan dan memberdayakan kesejahteraan petani, desa Mekarbuana menjadi salah satu target pemberdayaan dengan menjadikan Desa BRILian.
Kehadiran dan peran BRI, disampaikan Dedi, banyak membawa perubahan terhadap petani di Karawang, khususnya desa Mekarbuana dengan memberikan edukasi, pengetahuan budidaya kopi serta pengembangan potensi desa yang bisa dimanfaatkan secara ekonomi.”Dahulu petani yang kurang peduli dengan kopi, kini mulai beralih ke kopi. Apalagi harganya yang terus naik, membuat petani yang lahannya digadaikan kembali berkebun kopi dan begitu juga cerita petani yang tadinya ngojek juga mulai berkebun kopi,”ungkapnya.
Ditambahkan Dedi, dukungan BRI terhadap pengembangan potensi petani kopi juga mengajarkan akan legalitas untuk hak kekayaan intelektual produk kopi yang dihasillan serta sertifikasi halal. Tidak hanya sampai disitu, BRI juga membantu menyambungkan dengan dinas Pertanian untuk inovasi budidaya kopi.”Bahkan kita sudah mengirim petani milenial untuk diajarkan bertani kopi kepada Kementerian Pertanian,”jelasnya.
Saat ini, desa BRILian Mekarbuana memiliki dua kelompok tani atau koptan yakni, Tani Makmur dan Arca Sejahtera dengan total jumlah anggota sebanyak 80 petani. Sementara kapasitas produksi rata-rata 20 bal perminggu. Kemudian untuk pemasaran, kata Dedi masih pasar lokal seputar Karawang lantaran persaingan ketat sehingga sulit penetrasi pasar, seperi merek kopi Liong di Bogor dan Kapal Api,”Dari produksi kopi, kita jual ke distributor untuk sachet dengan ngambil untung Rp1.500 dan untuk serbuk atau bijinya juga kita pasarkan ke kafe dengan target pasar konsumen milenial,”tuturnya.
Sejak menuai keuntugan dari panen kopi, kini warga desa tidak lagi meninggalkan berkebun kopi dan bahkan untuk menjaga kualitas, inovasi terus dikembangkan dan termasuk tengah mengembangan kopi campur pinang. Ya, selain mengembangkan potensi ekonomi dari kebun kopi, BRI juga membantu mengembangkan potensi agro wisata dengaa paketnya, seperti panen durian, manggis, alpukat, petai hingga jengkol.
Berkah dari desa Agrowisata ini, mampu membuka lapangan kerja bagi warga atau pemuda disaat kebanjiran tamu dari berbagai sekolah berkunjung.”Alhamdulilah, desa Agrowisata ini membawa peningkatan ekonomi dan lapangan kerja karena disaat ada kunjungan tamu sekolah dari Jakarta atau kota lainnya, selalu melibatkan pemuda,”kata Dedi.
Sementara Direktur Bisnis Mikro BRI,Akhmad Purwakajaya mengatakan bahwa pemberdayaan di Desa BRILiaN merupakan bentuk implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) dalam aspek sosial. Tujuan pemberdayaan yakni membangkitkan ketahanan dan kemandirian ekonomi desa di era new normal."Program ini merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s)," pungkasnya.
Dari limbah sampah menjadi berkah, hal inilah yang dilakukan Zara Tentriabeng (43), pemilik Hexagon yang memproduksi perhiasan berbahan baku limbah…
Program pemerintahan Prabowo Gibran dalam mewujudkan ketanan pangan, rupanya telah dilakukan kelompok tani (Poktan) Mekar Permai di Pamulang, Tangerang Selatan…
Berangkat dari kekhawatiran seorang ibu akan jajanan anak di luar yang tentunya belum diketahui higenies dan asupan gizinya, mendorong Dini…
Penetrasi dan ramaikan pasar AC dalam negeri, Xiaomi Indonesia meluncurkan Mijia Air Conditioner Pro Eco 5-Star 1 PK Inverter dengan…
Dari limbah sampah menjadi berkah, hal inilah yang dilakukan Zara Tentriabeng (43), pemilik Hexagon yang memproduksi perhiasan berbahan baku limbah…
Program pemerintahan Prabowo Gibran dalam mewujudkan ketanan pangan, rupanya telah dilakukan kelompok tani (Poktan) Mekar Permai di Pamulang, Tangerang Selatan…