NERACA
Jakarta – Sepanjang tahun 2024, PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) membukukan pertumbuhan kinerja keuangan. Dimana emiten produsen kemasan plastik ini berhasil mengantongi penjualan bersih senilai Rp5,24 triliun. Capaian itu meningkat 11,52% dari Rp4,7 triliun pada 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan mengungkapkan, penjualan bersih PBID terdiri atas kemasan plastik Rp3,48 triliun, biji plastik Rp1,38 triliun, dan lain-lain Rp374,19 miliar. Secara geografis, penjualan lokal PBID mencapai Rp5,1 triliun dan ekspor Rp134,71 miliar. Pada saat yang sama, beban pokok penjualan PBID tercatat naik dari Rp3,83 triliun pada 2023 menjadi Rp4,19 triliun.
PBID juga mencatat beban penjualan Rp223,84 miliar, beban umum dan administrasi Rp229,68 miliar, beban keuangan Rp16,68 miliar, dan beban pajak penghasilan Rp133,41 miliar. Di sisi profitabilitas, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PBID mencapai Rp484,97 miliar pada 2024. Jumlah laba bersih tersebut meningkat 29,61% secara tahunan dari Rp374,15 miliar pada 2023. Hingga akhir 2024, total aset PBID mencapai Rp3,58 triliun.
Adapun, total liabilitasnya Rp623,36 miliar dan jumlah ekuitasnya Rp2,96 triliun. Pada perkembangan lain, Panca Budi Idaman masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific ex Japan ex China untuk kategori kapitalisasi pasar mikro (micro caps) mulai perdagangan Senin (10/3). “Kami akan terus meningkatkan kinerja perusahaan, kami berharap ke depan pertumbuhan penjualan dan profit dapat tercapai,” ujar Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim seperti dikutip Bisnis.
PT Panca Budi Idaman Tbk merupakan satu dari delapan emiten Indonesia yang masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific ex Japan ex China untuk kategori micro caps. Di kategori yang sama, PBID masuk bersama dengan saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA), PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), PT Multipolar Tbk. (MLPL), PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID). “Kami berharap investor asing meningkat. Ke depan kami terus mendukung sektor makanan dan minuman yang UMKM, yang mana masih resilience dalam perekonomian Indonesia,” imbuhnya.
NERACA Jakarta— Dipangkasnya rating Indonesia dan perlambatan ekonomi membawa dampak negatif terhadap pasar modal. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG)…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Elnusa Tbk. (ELSA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp594 miliar untuk…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar bursa pekan kemarin terkoreksi sebesar 1,87% menjadi Rp11.235 triliun…
NERACA Jakarta— Dipangkasnya rating Indonesia dan perlambatan ekonomi membawa dampak negatif terhadap pasar modal. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG)…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Elnusa Tbk. (ELSA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp594 miliar untuk…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar bursa pekan kemarin terkoreksi sebesar 1,87% menjadi Rp11.235 triliun…