Komoditas yang Dapat Disimpan di Gudang SRG Ditambah

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menambah lima komoditas yang dapat disimpan di  gudang dalam Program Sistem Resi Gudang (SRG). Penambahkan komoditas tersebut adalah agar lebih beraneka ragam diantaranya mocaf, pinang, dan tapioka. Dengan penambahan tersebut, total jenis  komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG menjadi 27 jenis.

Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2020 Tentang Barang dan Persyaratan Barang yang Dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang. Permendag mulai berlaku pada 8 Januari 2025.

“Permendag Nomor 1 Tahun 2025 bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan SRG dalam mendukung produktivitas dari komoditas pertanian, perkebunan, kelautandan turunannya. Selain itu, Permendag ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan stabilitas harga jual. Permendag juga bertujuan meningkatkan nilai ekonomi komoditas, baik di pasar dalam negeri maupun tujuan ekspor,” kata Menteri Perdagangan, Budi Santoso.

Menurut Budi, penambahan jenis komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG dilakukan dengan mempertimbangkan rekomendasi pemerintah daerah, instansi terkait, dan asosiasi komoditas. Perubahan ini tetapmemperhatikan persyaratanyang diatur dalam Permendag 33/2020. Adapun syarat  yang diatur pada Permendag 33/2020 tertuang pada Pasal 3.

Persyaratan tersebut, yaitu memiliki daya simpan paling sedikit tiga bulan, memenuhi standar mutu tertentu, dan memenuhi jumlah minimum komoditas yang disimpan. Permendag 1/2025 merupakan  perubahan ketiga terhadap Permendag 33/2020. 

Perubahan kedua tertuang dalam Permendag 24/2023 dan mengatur bahwa jumlah komoditas yang dapat disimpan adalah 22 jenis. Sedangkan perubahan pertama, yaitu Permendag 14/2021, mengatur bahwa jumlah komoditas yang dapat disimpan adalah 12 jenis.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif mendukung program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang fokus pada swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi.

Adapun untuk mendukung program tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan  tiga program prioritas yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan mendorong usaha  mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) ekspor. Salah satu instrumen  Bappebti untuk mendukung ketiga program adalah optimalisasi Sistem Resi Gudang (SRG).

“Bappebti berkomitmen mendukung penuh program prioritas pemerintah, salah satunya  melalui optimalisasi SRG yang merupakan instrumen Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). SRG bertujuan untuk menjaga pasar atas produk/komoditas yang disimpan di gudang SRG, sehingga dapat memiliki nilai lebih bagi masyarakat baik petani, petambak, nelayan, maupun pekebun,” jelas Kepala Bappebti, Kasan.

Kasan menerangkan, pada saat terjadi gejolak penurunan harga komoditas akibat kondisi seperti panen  raya, faktor cuaca ekstrim, atau gejolak harga komoditas dunia, pemilik komoditas dapat memanfaatkan  gudang SRG untuk penyimpanan.  Semua  komoditas yang disimpan pada gudang SRG terjamin kualitasnya karena melalui uji mutu sebelum disimpan.

Gudang  SRG  juga memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga mampu menjaga kualitas komoditas selama masa penyimpanan. Saat ini, terdapat 123 gudang SRG yang dibangun oleh pemerintah melalui program Kementerian Perdagangan dan 144 gudang SRG swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui mekanisme penyimpanan tersebut, SRG akan mampu menunjang program pemerintah karena mampu mendukung stabilitas harga dan pasokan komoditas serta menjaga inflasi.

Sebelumnya, Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita menjelaskan, konsep SRG di Indonesia sudah sangat jelas dan terarah, serta berpihak ke rakyat kecil.

“Dengan dukungan regulasi, diharapkan implementasi SRG di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Salah satu yang harus kita perkuat adalah penguatan literasi kepada masyarakat, baik pemilik komoditas,    pelaku usaha, maupun pihak terkait, serta menggandeng pihak swasta dalam penyelenggaraan SRG,” ungkap Olvy.

Terkait perkembangan transaksi SRG, pada periode Januari—September 2024, nilai penerbitan resi gudang tercatat mencapai Rp2,35 triliun, meningkat 200 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp781,12 miliar.

Nilai pembiayaan resi gudangpada periode Januari—September 2024 mencapai Rp1,57 triliun atau naik 191 persen dari periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp539,75 miliar. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya volume dan nilai komoditas atas komoditas timah, kopi, kedelai, gabah, beras, dan ikan yang disimpan dalam gudang SRG.

 

 

 

BERITA TERKAIT

UNVR Resmi Lepas Unit Bisnis Es Krim

NERACA Jakarta – Langkah PT Unilever Indonesi Tbk (UNVR) menjual bisnis es krimnya disambut positif. Hari ini, usulan tersebut disetujui…

Kerja Sama Ekonomi Indonesia dengan India dan Pakistan Dipererat

NERACA Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Januari 2025 akan menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dan…

Tingginya Kebutuhan Jagung, Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Produksi1

NERACA Jakarta – Tingginya kebutuhan jagung untuk pakan ternak dan pangan maka pemerintah berbagai cara terus mendongkrak produksi jagung untuk…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

UNVR Resmi Lepas Unit Bisnis Es Krim

NERACA Jakarta – Langkah PT Unilever Indonesi Tbk (UNVR) menjual bisnis es krimnya disambut positif. Hari ini, usulan tersebut disetujui…

Kerja Sama Ekonomi Indonesia dengan India dan Pakistan Dipererat

NERACA Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Januari 2025 akan menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dan…

Tingginya Kebutuhan Jagung, Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Produksi1

NERACA Jakarta – Tingginya kebutuhan jagung untuk pakan ternak dan pangan maka pemerintah berbagai cara terus mendongkrak produksi jagung untuk…