LANGKAH STRATEGIS KOLABORASI NEGARA BERKEMBANG - RI Resmi Bergabung Penuh BRICS

Jakarta-Indonesia resmi menjadi anggota BRICS. Hal ini usai Brasil, yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun 2025, mengumumkan pada Senin (6/1) bahwa Indonesia telah diterima sebagai anggota penuh blok tersebut. Sebelumnya, status Indonesia adalah sebagai negara mitra BRICS.

NERACA

Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan bahwa para pemimpin BRICS telah menyetujui pencalonan Indonesia pada Agustus 2023. Namun, negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini baru secara resmi bergabung setelah terbentuknya pemerintahan baru tahun lalu.

"Pemerintah Brasil menyambut bergabungnya Indonesia dalam BRICS," demikian pernyataan resmi dari Brasil seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (7/1).

"Dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berbagi komitmen dengan negara-negara anggota BRICS lainnya untuk mereformasi lembaga-lembaga tata kelola global, serta berkontribusi positif dalam memperdalam kerja sama Selatan-Selatan."

Pemerintah Republik Indonesia menyambut baik pengumuman Brasil selaku ketua BRICS 2025 mengenai bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh blok tersebut.

"Pencapaian ini mencerminkan peningkatan peran aktif Indonesia dalam isu–isu global, serta komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral demi mewujudkan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan," demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) yang dipublikasikan Selasa (7/1).

"Indonesia memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan."

Lebih lanjut, Kemlu RI menyatakan bahwa sebagai negara dengan perekonomian yang terus tumbuh dan beragam, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam agenda BRICS, termasuk mendorong ketahanan ekonomi, kerja sama teknologi, pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat.

"BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menguatkan kerja sama Selatan-Selatan, memastikan suara dan aspirasi negara-negara Global South terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global. Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, ataupun dengan pihak lainnya, untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera," ungkap Kemlu RI.

Dalam pernyataannya, Kemlu RI menyampaikan apresiasi kepada Rusia sebagai ketua BRICS 2024 atas dukungan dan kepemimpinannya dalam memfasilitasi bergabungnya Indonesia ke BRICS.

Apresiasi juga disampaikan kepada Brasil sebagai ketua BRICS 2025 yang telah mengumumkan keanggotaan Indonesia. "Keanggotaan ini merupakan hasil dari keterlibatan aktif Indonesia dengan BRICS selama beberapa tahun terakhir, termasuk saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg pada 2023 di bawah keketuaan Afrika Selatan dan KTT Kazan 2024 di bawah keketuaan Rusia," sebut Kemlu RI.

"Partisipasi Indonesia di BRICS merupakan perwujudan dari amanat konstitusi untuk berperan aktif dalam menjaga tatanan global. Indonesia telah dan akan terus melanjutkan komitmennya dalam menjembatani berbagai kepentingan di berbagai forum multilateral. Indonesia siap berpartisipasi secara konstruktif dalam berbagai inisiatif BRICS demi kepentingan masyarakat global."

BRICS awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada 2009, kemudian menambahkan Afrika Selatan pada 2010. Tahun lalu, blok ini kembali diperluas dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

Arab Saudi telah diundang untuk bergabung, namun belum mengambil langkah tersebut. Turki, Azerbaijan, dan Malaysia juga sudah mendaftar secara resmi, sementara beberapa negara lain telah menyatakan ketertarikan bergabung.

Nama "BRICS" berasal dari sebuah istilah ekonomi yang digunakan pada awal 2000-an untuk menggambarkan negara-negara yang diprediksi bakal mendominasi perekonomian global pada 2050.

Sebelum bergabungnya Indonesia jadi anggota BRICS, blok tersebut mencakup hampir 45 persen populasi dunia dan 35 persen produk domestik bruto global—berdasarkan paritas daya beli.

Sejarah dan Tujuan BRICS

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024).

Menurut Liputan6.com, Empat negara Asia Tenggara, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Indonesia telah menjadi negara mitra BRICS, kelompok ekonomi negara berkembang yang baru saja menggelar KTT di Kazan, Rusia.

Menurut as-coa.org, BRICS merupakan akronim yang merujuk pada kumpulan negara-negara yakni Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan). Wacana pembentukan BRICS pertama kali diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada 2006. Ketika itu, Rusia mengajak Brasil, Rusia, India, dan China untuk membentuk kelompok kemitraan antarnegara sebagai reaksi terhadap ancama krisis global.

Pertemuan kepala negara BRIC pertama berlangsung pada bulan Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin membahas pentingnya menciptakan sistem moneter internasional yang lebih beragam, dengan berkurangnya ketergantungan pada dolar sebagai mata uang cadangan global.

KTT kedua diadakan pada tahun berikutnya di Brasil, dan dihadiri oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Ketika itu, para pemimpin negara yang hadir membahas topik program nuklir Iran dan pentingnya kerja sama di bidang energi dan ketahanan pangan.

Pada Desember 2010, Afrika Selatan secara resmi diundang menjadi anggota kelima grup tersebut. BRIC secara resmi menjadi BRICS pada pertemuan puncak ketiga di Hainan, China pada April 2011.

Menurut Antara, dalam KTT BRICS 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang 36 pemimpin dunia dari sejumlah negara. Melansir media Sosial X dari @BRICSInfo, berikut daftar negara yang hadir sebagai peserta KTT BRICS 2024 di Rusia:

India, China, Rusia, Brasil, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Armenia, Azerbaijan, ​​​​​​​Bahrain, Bangladesh, ​​​​​​​Belarus, Bolivia​​​​​​​, Kongo, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Kirgistan, Laos, Malaysia, ​​​​​​​Mauritania, Mongolia. Kemudian Nikaragua, Serbia, Sri Lanka, Tajikistan, Thailand, ​​​​​​​Turki​​​​​​​ye, Uzbekistan, ​​​​​​​Venezuela, Vietnam, Turkmenistan dan Palestina. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

DIRJEN PAJAK AKUI KENDALA IMPLEMENTASI CORETAX - Anggito: Penerimaan Pajak 2024 Meleset dari Target

Jakarta-Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak tumbuh 3,5% atau Rp 1.932,4 triliun pada tahun 2024. Angka penerimaan pajak ini meleset dari…

PENELITI CORE: - Perlu Kepastian Pasar bagi Petani Memasok Bahan Baku

NERACA Jakarta -Program makan bergizi gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo resmi digelar secara serentak di 26 provinsi pada Senin…

MASYARAKAT DIMINTA BERHATI-HATI: - Masalah Perubahan Iklim dan Ekonomi Domestik

Jakarta-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan khusus kepada sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia. Secara spesifik, peringatan itu terkait “petaka” yang mengancam…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

LANGKAH STRATEGIS KOLABORASI NEGARA BERKEMBANG - RI Resmi Bergabung Penuh BRICS

Jakarta-Indonesia resmi menjadi anggota BRICS. Hal ini usai Brasil, yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun 2025, mengumumkan pada Senin…

DIRJEN PAJAK AKUI KENDALA IMPLEMENTASI CORETAX - Anggito: Penerimaan Pajak 2024 Meleset dari Target

Jakarta-Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak tumbuh 3,5% atau Rp 1.932,4 triliun pada tahun 2024. Angka penerimaan pajak ini meleset dari…

PENELITI CORE: - Perlu Kepastian Pasar bagi Petani Memasok Bahan Baku

NERACA Jakarta -Program makan bergizi gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo resmi digelar secara serentak di 26 provinsi pada Senin…