Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyaksikan serah terima kepemimpinan Kaukus ASEAN untuk Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) Business Advisory Council (ABAC) dari Ketua ABAC Indonesia sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indoneia, Anindya Bakrie kepada Ketua ABAC Malaysia, Datuk Ruben E. Gnanalingam dalam acara APEC CEO Summit 2024.
Anindya yang menjadi pembuka acara memperkenalkan Presiden Prabowo Subianto dihadapan pimpinan negara-negara APEC sekaligus mengundang Presiden Prabowo untuk memberikan sambutan. Setelah Presiden Prabowo, PM Anwar Ibrahim kemudian memberikan sambutan,”Pemerintahan Presiden Prabowo telah menetapkan serangkaian prioritas yang jelas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8% per tahun, dengan tujuan menempatkan Indonesia di antara lima negara dengan ekonomi teratas di dunia pada tahun 2045, sejalan dengan Visi Indonesia Emas,”ujarnya dalam siaran persnya di Peru, kemarin.
Disampaikannya, pemerintahan Presiden Prabowo menempatkan fokus yang kuat pada beberapa area kunci: meningkatkan ketahanan pangan, memastikan ketahanan energi melalui penekanan yang lebih besar pada energi terbarukan, dan meningkatkan ketahanan kesehatan. Dengan adanya acara APEC CEO Summit, ABAC Indonesia memanfaatkan platform global ini untuk mempertemukan para pemimpin bisnis dari seluruh negara-negara anggota APEC, ASEAN, kawasan Amerika Latin dan Karibia, serta negara-negara mitra dialog lainnya.
Kata Anindya, Indonesia dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi 8% dengan didukung infrastruktur digital harus ada. “Dan secara pribadi, saya juga fokus pada kapasitas bisnis kita dalam industrialisasi hijau. Karena di bawah tanah, Indonesia diberkati dengan critical minerals,” lanjut Anindya.
Anindya menekankan, untuk mendukung industri digital nasional, kebutuhan akan infrastruktur digital menjadi sangat penting dan mendasar bagi Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki sekitar 280 juta penduduk yang tersebar di 17.000-an pulau, dan memiliki lima pulau besar yaitu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, serta Papua.
Sementara, berbicara mengenai critical minerals, menurut Anindya, Indonesia bukan hanya memiliki kandungan bahan bakar fosil, akan tetapi juga berlimpah kandungan tembaga, nikel, dan seng, yang berada di peringkat 5 besar di dunia dalam hal sumber daya alam.“Jadi, kami bisa memproses critical minerals tersebut dengan potensi energi terbarukan di atas permukaan tanah kami di wilayah khatulistiwa. Kami memiliki geotermal, hidro, solar, angin, yang kami jaga sekaligus kami manfaatkan ke depan,” jelas Anindya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus memacu peningkatan dana murah dengan melakukan berbagai kerjasama dan menggandeng institusi pendidikan…
NERACA Jakarta- Menjalankan bisnis berkelanjutan dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG), tidak hanya menjadi tren tetapi juga kebutuhan bagi…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyaksikan serah terima kepemimpinan Kaukus ASEAN untuk Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus memacu peningkatan dana murah dengan melakukan berbagai kerjasama dan menggandeng institusi pendidikan…
NERACA Jakarta- Menjalankan bisnis berkelanjutan dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG), tidak hanya menjadi tren tetapi juga kebutuhan bagi…