BI Hentikan Publikasi Jibor di 2026, Dialihkan ke IndONIA

BI Hentikan Publikasi Jibor di 2026, Dialihkan ke IndONIA
NERACA 
Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan BI menghentikan publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) per 1 Januari 2026. “Penetapan tanggal penghentian publikasi JIBOR ini diharapkan akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar untuk menggunakan acuan suku bunga rupiah yang berbasis transaksi, yaitu Indonesia Overnight Index Average (IndONIA),” kata Erwin di Jakarta, akhir pekan kemarin.
JIBOR adalah rata-rata dari suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan yang ditawarkan oleh bank kontributor kepada bank kontributor lain untuk meminjamkan rupiah di Indonesia, untuk tenor di atas overnight. Pengumuman tersebut akan menjadi rujukan dalam penyesuaian (contractual triggers) penghitungan dan penggunaan fallback untuk kontrak keuangan yang menggunakan JIBOR.
Fallback adalah klausul yang mengatur mengenai sekiranya terdapat adanya perubahan aturan kesepakatan di sepanjang masa kontrak, maka akan ada mekanisme atau kesepakatan lanjutan untuk mengakomodir perubahan dari kesepakatan awal. Sejalan dengan agenda benchmark rate reform yang telah berjalan di pasar keuangan global, berbagai otoritas, lembaga, dan asosiasi pelaku pasar di berbagai negara telah menindaklanjuti reformasi penguatan acuan suku bunga, melalui peralihan dari penggunaan Interbank Offered Rate (IBOR) yang bersifat quotation-based, menjadi acuan suku bunga yang lebih kredibel menggunakan acuan transaksi yang terjadi di pasar (transaction-based).
Menindaklanjuti hal tersebut, Bank Indonesia selaku pengelola (administrator) dari JIBOR telah menetapkan penghentian secara permanen publikasi JIBOR pada seluruh tenor, yakni tenor 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2026. Mendukung pengumuman rencana penghentian publikasi JIBOR itu, NWGBR telah mempublikasikan panduan transisi JIBOR hari ini. Panduan Transisi JIBOR bertujuan untuk memberikan pedoman pelaksanaan transisi bagi pelaku pasar serta seluruh stakeholders untuk mendukung kelancaran transisi JIBOR.
Dalam panduan itu, NWGBR juga merekomendasikan pelaku pasar yang memiliki eksposur JIBOR untuk melakukan empat langkah utama, yakni penggunaan suku bunga referensi alternatif atau Alternative Reference Rate (ARR) berupa IndONIA dan Compounded IndONIA pada kontrak keuangan baru secara bertahap sejak 1 Januari 2025. Tahapan dilakukan dengan rincian untuk tenor overnight sampai dengan 1 minggu dimulai 1 Januari 2025, untuk tenor 1 bulan sampai dengan 3 bulan dimulai 1 April 2025, dan untuk tenor 6 bulan sampai dengan 12 bulan dimulai 1 Juni 2025.
Langkah berikutnya adalah membentuk atau melanjutkan tim transisi untuk memastikan kelancaran proses transisi JIBOR, dan mengikuti terus perkembangan domestic benchmark reform. Agar para pihak memastikan kontrak legacy JIBOR telah memiliki fallback clause language, dapat melakukan re-papering atau melaksanakan addendum kontrak untuk menyepakati perubahan kesepakatan dari perjanjian awal, apabila diperlukan.
Salah satu komponen pembentuk fallback rate JIBOR adalah spread adjustment, yang merupakan metode penyesuaian atas perbedaan karakteristik risiko antara JIBOR dengan Alternative Reference Rate (ARR) yaitu IndONIA. Adapun perhitungan spread adjustment tiap tenor akan menggunakan data lima tahun ke belakang sejak trigger date pada 27 September 2024. Selanjutnya spread adjustment akan dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada akhir Oktober 2024.
Informasi dalam panduan tersebut disusun berdasarkan hasil diskusi antara anggota NWGBR dengan melibatkan pelaku pasar, yang mengacu pada rekomendasi dan praktik terbaik di perbankan internasional. Panduan tersebut juga memuat informasi mengenai konvensi Alternative Reference Rate (fallback rate) dan spread adjustment yang dapat dipertimbangkan pelaku pasar dalam menyusun kontrak keuangan baru maupun fallback atas kontrak-kontrak JIBOR yang jatuh tempo setelah berakhirnya publikasi JIBOR (kontrak legacy JIBOR).

 

 

 

NERACA 

Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan BI menghentikan publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) per 1 Januari 2026. “Penetapan tanggal penghentian publikasi JIBOR ini diharapkan akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar untuk menggunakan acuan suku bunga rupiah yang berbasis transaksi, yaitu Indonesia Overnight Index Average (IndONIA),” kata Erwin di Jakarta, akhir pekan kemarin.

JIBOR adalah rata-rata dari suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan yang ditawarkan oleh bank kontributor kepada bank kontributor lain untuk meminjamkan rupiah di Indonesia, untuk tenor di atas overnight. Pengumuman tersebut akan menjadi rujukan dalam penyesuaian (contractual triggers) penghitungan dan penggunaan fallback untuk kontrak keuangan yang menggunakan JIBOR.

Fallback adalah klausul yang mengatur mengenai sekiranya terdapat adanya perubahan aturan kesepakatan di sepanjang masa kontrak, maka akan ada mekanisme atau kesepakatan lanjutan untuk mengakomodir perubahan dari kesepakatan awal. Sejalan dengan agenda benchmark rate reform yang telah berjalan di pasar keuangan global, berbagai otoritas, lembaga, dan asosiasi pelaku pasar di berbagai negara telah menindaklanjuti reformasi penguatan acuan suku bunga, melalui peralihan dari penggunaan Interbank Offered Rate (IBOR) yang bersifat quotation-based, menjadi acuan suku bunga yang lebih kredibel menggunakan acuan transaksi yang terjadi di pasar (transaction-based).

Menindaklanjuti hal tersebut, Bank Indonesia selaku pengelola (administrator) dari JIBOR telah menetapkan penghentian secara permanen publikasi JIBOR pada seluruh tenor, yakni tenor 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2026. Mendukung pengumuman rencana penghentian publikasi JIBOR itu, NWGBR telah mempublikasikan panduan transisi JIBOR hari ini. Panduan Transisi JIBOR bertujuan untuk memberikan pedoman pelaksanaan transisi bagi pelaku pasar serta seluruh stakeholders untuk mendukung kelancaran transisi JIBOR.

Dalam panduan itu, NWGBR juga merekomendasikan pelaku pasar yang memiliki eksposur JIBOR untuk melakukan empat langkah utama, yakni penggunaan suku bunga referensi alternatif atau Alternative Reference Rate (ARR) berupa IndONIA dan Compounded IndONIA pada kontrak keuangan baru secara bertahap sejak 1 Januari 2025. Tahapan dilakukan dengan rincian untuk tenor overnight sampai dengan 1 minggu dimulai 1 Januari 2025, untuk tenor 1 bulan sampai dengan 3 bulan dimulai 1 April 2025, dan untuk tenor 6 bulan sampai dengan 12 bulan dimulai 1 Juni 2025.

Langkah berikutnya adalah membentuk atau melanjutkan tim transisi untuk memastikan kelancaran proses transisi JIBOR, dan mengikuti terus perkembangan domestic benchmark reform. Agar para pihak memastikan kontrak legacy JIBOR telah memiliki fallback clause language, dapat melakukan re-papering atau melaksanakan addendum kontrak untuk menyepakati perubahan kesepakatan dari perjanjian awal, apabila diperlukan.

Salah satu komponen pembentuk fallback rate JIBOR adalah spread adjustment, yang merupakan metode penyesuaian atas perbedaan karakteristik risiko antara JIBOR dengan Alternative Reference Rate (ARR) yaitu IndONIA. Adapun perhitungan spread adjustment tiap tenor akan menggunakan data lima tahun ke belakang sejak trigger date pada 27 September 2024. Selanjutnya spread adjustment akan dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada akhir Oktober 2024.

Informasi dalam panduan tersebut disusun berdasarkan hasil diskusi antara anggota NWGBR dengan melibatkan pelaku pasar, yang mengacu pada rekomendasi dan praktik terbaik di perbankan internasional. Panduan tersebut juga memuat informasi mengenai konvensi Alternative Reference Rate (fallback rate) dan spread adjustment yang dapat dipertimbangkan pelaku pasar dalam menyusun kontrak keuangan baru maupun fallback atas kontrak-kontrak JIBOR yang jatuh tempo setelah berakhirnya publikasi JIBOR (kontrak legacy JIBOR).

 

BERITA TERKAIT

BSI Maslahat Gelar Livestreaming Solidaritas Kemanusiaan Untuk Palestina di Yordania

  NERACA Jakarta - BSI Maslahat mengadakan acara livestreaming untuk melaporkan secara langsung penyaluran bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dari…

Insurtech Rey Raih Pendanaan US$3,5 Juta

  NERACA Jakarta – Rey mengumumkan mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 3,5 juta dolar Amerika Serikat. Pendanaan ini dimotori oleh beberapa investor baru,…

Pluang Hadirkan Transaksi yang Mudah dan Menguntungkan

  NERACA Jakarta - Pluang, platform investasi multi aset mengumumkan promo menarik untuk platform web dan aplikasi mereka, yang bertujuan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI Maslahat Gelar Livestreaming Solidaritas Kemanusiaan Untuk Palestina di Yordania

  NERACA Jakarta - BSI Maslahat mengadakan acara livestreaming untuk melaporkan secara langsung penyaluran bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dari…

Insurtech Rey Raih Pendanaan US$3,5 Juta

  NERACA Jakarta – Rey mengumumkan mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 3,5 juta dolar Amerika Serikat. Pendanaan ini dimotori oleh beberapa investor baru,…

Pluang Hadirkan Transaksi yang Mudah dan Menguntungkan

  NERACA Jakarta - Pluang, platform investasi multi aset mengumumkan promo menarik untuk platform web dan aplikasi mereka, yang bertujuan…